PBB Peringatkan Gaza Akan Dilanda Bencana Kelaparan

PBB Peringatkan Gaza Akan Dilanda Bencana Kelaparan

GAZA (jurnalislam.com)- Laporan PBB menemukan bahwa seluruh penduduk Gaza menghadapi kekurangan pangan akut, dan wilayah yang terkepung itu berisiko terjadi bencana kelaparan jika serangan Israel terus berlanjut hingga bulan Februari.

Persentase keluarga di Gaza yang mengalami kerawanan pangan terparah adalah yang tertinggi yang pernah tercatat di seluruh dunia, melampaui Afghanistan dan Sudan. Hal ini berdasarkan angka dalam laporan yang diterbitkan pada hari Kamis (21/12) oleh Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC).

Badan pemantau kelaparan PBB mengatakan hampir semua rumah tangga di Jalur Gaza tidak makan setiap hari, dengan perbandingan empat dari lima rumah tangga di wilayah utara dan sebanyak setengah rumah tangga yang mengungsi di Jalur Gaza tidak makan sepanjang hari.

IPC memiliki metrik lima tahap untuk menilai krisis pangan. Antara tanggal 24 November dan 7 Desember, 90 persen penduduk Gaza diperkirakan menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi, yang diklasifikasikan pada tingkat “krisis atau bahkan lebih buruk”, dari Fase 3, yang artinya sebagai “malnutrisi akut di atas biasanya”.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa jika serangan Israel terus berlanjut, “seluruh penduduk di Jalur Gaza [sekitar 2,2 juta orang] akan berada pada tingkat kelaparan yang ‘krisis atau lebih buruk’ pada tanggal 7 Februari”. Dari periode 7 Desember hingga 7 Februari, laporan tersebut memproyeksikan bahwa 53 persen warga Palestina di Gaza akan mencapai fase kelaparan “darurat”, yang didefinisikan sebagai “kekurangan gizi akut yang sangat tinggi dan angka kematian yang sangat tinggi”.

Setidaknya satu dari empat rumah tangga (26 persen) diperkirakan berada dalam “bencana kelaparan”, tahap paling parah yang indikasinya adalah kelaparan dan kematian.

Hal ini akan menjadikan warga Palestina sebagai “populasi tertinggi yang menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi yang pernah dicatatkan oleh IPC di sebuah negara tertentu”, kata laporan itu.

Di tengah serangan Israel yang tiada henti di wilayah yang terkepung, yang dimulai pada tanggal 7 Oktober, Gaza kini berada di puncak daftar negara-negara yang menderita kerawanan pangan akut menurut IPC.

Bantuan yang tidak memadai

Laporan ini muncul ketika voting mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza diperkirakan akan terhenti pada hari Jum’at (22/12).

Pemungutan suara telah berulang kali ditunda karena Amerika Serikat ingin melemahkan isi rancangan resolusi yang mendesak untuk menghentikan peperangan yang berlarut-larut.

Laporan IPC menemukan bahwa jumlah bantuan yang telah mencapai Jalur Gaza sejak Israel menerapkan “blokade total” terhadap Gaza pada tanggal 9 Oktober sangat tidak mencukupi.

Sebelum serangan Israel terhadap wilayah yang terkepung, 1,2 juta dari 2,2 juta penduduk Gaza diperkirakan menghadapi kerawanan pangan akut, dan 80 persennya hidup dari bantuan kemanusiaan.

Perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, yang sebelumnya menjadi satu-satunya pintu gerbang masuk dan keluar jalur tidak dikendalikan oleh Israel, sekarang mengalami pembatasan ketat dan mendapatkan beberapa serangan udara Israel sejak 7 Oktober, sehingga menyebabkan kemacetan truk bantuan di perbatasan.

Sejak tanggal 21 Oktober, bantuan kemanusiaan diperbolehkan masuk namun dalam jumlah terbatas melalui penyeberangan yang tersebut.

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, OCHA, hanya 100 truk yang melintasi Rafah ke Gaza setiap hari, setengah dari jumlah yang direkomendasikan oleh PBB.

Sumber: middleeasteye

Reporter: Samsul

Bagikan