Duta Besar AS: Fetullah Gulen Jadi Prioritas Kami

Duta Besar AS: Fetullah Gulen Jadi Prioritas Kami

ISTANBUL (Jurnalislam.com) – John Bass, Duta Besar AS untuk Turki, pada hari Rabu mengatakan kasus Fetullah Gulen, tokoh yang berada di balik kudeta yang gagal pekan lalu, akan menjadi prioritas yang sangat tinggi untuk Washington, Anadolu Agency melaporkan, Rabu (20/07/2016).

“Prioritas akan tergantung pada ruang lingkup dan kualitas bukti yang diberikan serta seberapa mendesaknya untuk dilakukan. Tapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami berkomitmen untuk segera meninjau cepat setelah kami menerima materi. Ini akan menjadi prioritas yang sangat tinggi bagi Departemen Kehakiman AS,” kata Bass kepada sekelompok wartawan sebelum penerimaan Konsulat Jenderal AS di Istanbul 4 Juli, mengomentari berapa lama waktu yang dibutuhkan pejabat AS untuk meninjau dokumen.

Turki mengtakan Gulen yang berbasis di AS berada di balik upaya kudeta dan menuntut agar ia diekstradisi untuk diadili.

Materi yang berhubungan dengan ekstradisi tokoh yang tinggal di pengasingan di negara bagian Pennsylvania AS tersebut telah disampaikan kepada otoritas AS.

Jumat lalu upaya kudeta oleh oknum-oknum militer menewaskan sedikitnya 240 orang dan melukai hampir 1.500 orang lainnya.

Bass menolak berkomentar tentang masa depan hubungan Turki-Amerika jika Washington tidak menyerahkan Gulen kembali ke Ankara.

“Pemerintah Amerika Serikat fokus pada apa yang bisa kita lakukan bersama antara dua negara untuk membantu Turki mengejar penyelidikan ini,” tegasnya.

Bass juga mengangkat kekhawatiran tentang langkah-langkah Ankara untuk memecat puluhan ribu karyawan publik di militer, polisi, sektor pendidikan, dan layanan sipil yang terlibat.

“Kami melihat penangkapan massal atau penahanan dan pemecatan massal orang-orang dari posisi pekerjaannya dalam waktu yang sangat cepat tanpa banyak bukti yang tersedia untuk tindakan tersebut menciptakan kekhawatiran,” katanya.

Tentang bagaimana kudeta yang digagalkan mempengaruhi operasi terhadap Islamic State (IS) di Incirlik Air Base di Adana, Turki selatan, Bass mengatakan bahwa masih tidak ada listrik di pangkalan tersebut.

Dia mengatakan pemerintah Turki memotong seluruh listrik di pangkalan udara dalam menanggapi upaya kudeta.

“Jika semakin lama akan semakin banyak dampak yang akan terjadi bagi operasi, yang tidak menguntungkan baik bagi Turki atau Amerika Serikat atau negara lain yang terancam oleh IS,” katanya.

Para menteri pertahanan Turki dan Amerika Serikat juga membahas situasi di Incirlik Air Base melalui telepon, Selasa.

Pemerintah Turki mengatakan komplotan kudeta menggunakan pangkalan udara sebagai stasiun utama untuk upaya pengambilalihan. Tanker udara pengisian bahan bakar yang digunakan dalam kudeta diluncurkan dari pangkalan tersebut, di mana 3.000 tentara AS dan pesawat AS ditempatkan dalam operasi anti-IS.

Bagikan