ANKARA (Jurnalislam.com) – Dukungan untuk seorang bayi Suriah berusia 2 bulan yang kehilangan mata kirinya juga kehilangan ibunya dalam serangan rezim Assad di pinggiran ibukota Damaskus yang terkepung semakin terlihat dunia.
Sejak Anadolu Agency Turki pertama kali melaporkan kisah balita Suriah yang menjadi simbol Ghouta Timur, sebuah wilayah yang dikepung oleh rezim Syiah Bashar al-Assad, ribuan orang, baik warga biasa maupun tokoh-tokoh terkenal, ingin menunjukkan dukungan untuk Karim dan telah bergabung dalam kampanye di media sosial.
Amer Almohibani, agen freelancer Anadolu Agency di Suriah yang pertama kali melaporkan kasus tragis tersebut, mengatakan bahwa kunjungan pertamanya ke bocah yatim piatu yang terluka tersebut melemparkannya ke dalam kesedihan mendalam.
“Wajahnya terbakar di pikiranku, itu adalah perasaan yang tak terungkapkan,” katanya.
Setelah mencoba tanpa berhasil untuk melepaskan diri dari pandangan bocah yang cacat itu, Almohibani mengatakan bahwa dia memutuskan meluncurkan sebuah kampanye untuknya di media sosial di bawah hashtag #SolidarityWithKarim.
Dukungan Dunia untuk Bayi Suriah yang Dibom Rezim Syiah Assad di Ghouta Timur
Di samping kampanye media sosial, liputan Anadolu Agency terus berlanjut untuk menarik lebih banyak pendukung. Bahkan beberapa negarawan dan selebriti ikut mendukung, seperti Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft, dan pesepak bola Prancis Franck Ribery. Ketiganya memposting foto diri sambil menutup salah satu mata mereka menunjukkan solidaritas dengan Karim.
Pejabat tinggi Turki juga meningkatkan dukungan mereka dengan suara keras dan jelas. Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Numan Kurtulmus memposting banyak dukungan untuk balita yang menjadi simbol malang penderitaan manusia yang terus berlanjut akibat perang Suriah.
Mengikuti Anadolu Agency, beberapa outlet berita internasional seperti Daily Telegraph Inggris, kantor berita Prancis AFP, harian Jerman Bild, dan The Washington Post juga berbagi foto solidaritas mereka di Twitter.
Ghouta Timur dikepung oleh pasukan rezim Syiah Suriah sejak akhir 2012.
Pengepungan Rezim Assad di Timur Ghouta Bunuh 527 Bayi
Blokade yang terus berlanjut telah membuat sekitar 400.000 penduduk distrik tersebut berjuang mengatasi kekurangan gizi dimana fasilitas kesehatan setempat juga telah lumpuh.
Suriah telah dikepung dalam perang global yang menghancurkan sejak awal 2011, ketika rezim Syiah Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi – yang meletus sebagai bagian dari pergerakan Spring Arab – dengan keganasan yang tak terduga.
Sejak saat itu, 450.000 lebih orang diyakini terbunuh dan jutaan lainnya mengungsi akibat konflik tersebut.