GAZA (jurnalislam.com)- Sebuah dokumen rahasia militer Israel yang bocor mengungkapkan bahwa operasi militer bertajuk “Kereta Perang Gideon” dinilai gagal dalam mencapai sebagian besar tujuannya, termasuk mengalahkan Hamas dan membebaskan tawanan di Gaza. Laporan ini pertama kali diberitakan oleh The New Arab, Senin (1/9/2025).
Laporan yang sebagian dipublikasikan oleh Channel 12 Israel itu menyebut operasi tersebut justru memperlihatkan sejumlah kelemahan serius. Para pejabat militer bahkan menilai Israel “telah membuat setiap kesalahan yang mungkin terjadi” selama agresi itu.
Meski mendapat pujian dari sejumlah menteri sayap kanan dan ekstremis Israel, para perwira senior yang meninjau laporan tersebut meragukan militer telah belajar dari kegagalan yang ada. Mereka menuding militer bertindak “bertentangan dengan doktrin militernya sendiri,” termasuk salah urus sumber daya dan menyebabkan kelelahan pasukan.
Selain itu, laporan menyalahkan militer atas “tergerusnya dukungan internasional” akibat blokade bantuan kemanusiaan. Hamas disebut mampu melancarkan kampanye global untuk menuduh Israel membuat warga Gaza kelaparan.
Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya tujuh orang kembali meninggal karena kelaparan, sehingga total korban akibat malnutrisi dan kelaparan mencapai 339 jiwa, termasuk 124 anak.
Tragedi ini memicu gelombang kecaman internasional serta mendorong sejumlah negara, seperti Inggris, Prancis, dan Selandia Baru, untuk menyatakan niat mereka mengakui negara Palestina pada Sidang Umum PBB mendatang. Langkah tersebut memantik reaksi keras dari Israel.
Dokumen bocor itu juga mencatat kegagalan lain, seperti manuver militer berulang di wilayah yang sama dengan kecepatan lambat, kelelahan peralatan, hingga ketidaksiapan menghadapi perang gerilya.
Kendati demikian, militer Israel membantah temuan tersebut dan bersikeras bahwa operasi telah mencapai tujuan. Mereka menyebut dokumen yang beredar “tidak memiliki izin distribusi resmi” dan tengah diselidiki.
Sejak agresi militer Israel dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 63.000 warga Palestina dilaporkan tewas. PBB dan berbagai organisasi hak asasi manusia menilai Israel melakukan tindakan genosida, mengacu pada fakta lapangan dan pernyataan sejumlah pejabat Israel. (Bahry)
Sumber: TNA