DMI akan Kembangkan Wisata Religi Berbasis Masjid

DMI akan Kembangkan Wisata Religi Berbasis Masjid

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesai (PP DMI) pada tahun pertama kepengurusan baru terus melakukan konsolidasi untuk mengembangkan wisata religi berbasis masjid.

Di pertengahan hingga akhir kepengurusan DMI akan menggenjot program pengembangan wisata religi berbasis masjid.

Plt Sekretaris Jenderal PP DMI, Arief Rosyid, mengatakan beberapa bulan yang lalu DMI meresmikan Wisata Religi Berbasis Masjid di Cirebon, Jawa Barat.

Dalam waktu dekat, Insya Allah Ramadhan tahun ini akan kembali menjalankan program pengembangan wisata religi berbasis masjid.

Dia menyampaikan, belum lama ini DMI dan Indonesian Islamic Youth Economic Forum (Isyef) bertemu membicarakan rencana membuat kegiatan khatam festival.

“Jadi khatam festival akan berkeliling di sekitar 10 kabupaten kota di masjid-masjid besar, sekalian beberapa masjid yang kita sasar jadi wisata religi berbasis masjid akan dikunjungi,” kata Arief kepada Republika.co.id, Kamis (11/4).

Dia menjelaskan, Insya Allah masjid-masjid besar yang berpotensi menjadi wisata religi akan dikunjungi mulai Ramadhan nanti sebagai rangkaian acara khatam festival.

Seperti Masjid Raya Baiturrahman di Aceh, Masjid Raya Sumatra Barat yang disebut Masjid Mahligai Minang di Padang, Masjid Raya Al-Fatah di Ambon, dan Masjid Imam Lapeo di Sulawesi Barat.

Dia menyampaikan, masjid yang diresmikan menjadi wisata religi masih sebatas Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon. Sebab pada tahun pertama kepengurusan DMI masih melakukan konsolidasi. “Insya Allah di tengah periode sampai akhir, DMI akan terus menggenjot program Wisata Religi Berbasis Masjid,” kata dia.

Arief menerangkan, kriteria masjid yang berpotensi menjadi wisata religi di antaranya masjid bersejarah atau masjid yang arsitekturnya menarik. Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim tentu harus memperhatikan potensi masjid.

“Sehingga kita cari masjid yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi, masjid yang dianggap menjadi awal perkembangan Islam di daerah tersebut (untuk dikembangkan jadi wisata religi),” ujarnya.

sumber : republika.co.id

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.