Dibubarkan Pemerintah Myanmar, Kelompok Ekstremis Budha Ganti Nama

Dibubarkan Pemerintah Myanmar, Kelompok Ekstremis Budha Ganti Nama

YANGON (Jurnalislam.com) – Kurang dari sepekan setelah dinyatakan bubar oleh asosiasi biarawan Myanmar yang paling senior, kelompok Buddhis ekstrem pimpinan ultra-nasionalis, bertekad untuk melanjutkan aktivitasnya dengan nama yang berbeda.

Pengumuman tersebut dikeluarkan dalam sebuah konferensi dua hari yang berakhir pada hari Ahad (28/5/2017) di Yangon, di mana sekitar 20.000 anggota Ma Ba Tha termasuk biarawan dan biarawati berkumpul mengikuti perintah asosiasi biarawan paling senior di Myanmar, lansir Anadolu Agency.

Komite Sangha Negara yang disponsori pemerintah pada hari Selasa lalu memerintahkan kelompok tersebut untuk menghentikan semua kegiatan pada pertengahan Juli atau menghadapi hukuman berdasarkan undang-undang Buddhis dan sekuler. Panitia juga mendesak Kementerian Dalam Negeri untuk menegakkan peraturan sesegera mungkin.

Langkah tersebut dipandang secara luas sebagai langkah penting untuk mengekang pidato provokasi dan gerakan penuh kebencian kelompok tersebut terhadap minoritas Muslim Myanmar, namun gerakan kelompok anti-Muslim tersebut tampaknya tidak mengindahkan.

“Kami sudah berpikir untuk mengganti namanya,” kata biksu ketua Bhiwantha pada konferensi tersebut pada hari Sabtu, yang kemungkinan menjadi pertemuan terakhir di bawah nama “Asosiasi untuk Perlindungan Ras dan Agama” (lebih dikenal dengan Ma Ba Tha dalam akronim Myanmar).

“Sekarang larangan tersebut membantu kami mengubah citra kelompok,” kata Bhiwantha.

Biksu senior memutuskan untuk mengubah nama kelompok menjadi Yayasan Buddha Dhamma pada hari Ahad.

“Kami akan terus berjalan sebagai lembaga yang melindungi ras dan agama kami,” Bhiwantha menambahkan.

Beberapa hari sebelum pelarangan tersebut, anggota Komite Sentral Ma Ba Tha membentuk sebuah kelompok baru yang disebut “Dhamma Wantharnu Rakhita Association” yang akan segera diubah menjadi partai politik.

“Karena pemerintah tidak berkeinginan untuk melindungi agama, kita perlu masuk ke dalam politik,” kata Maung Thway Chun, ketua kelompok yang berafiliasi dengan Ma Ba Tha.

“Kami akan mendaftarkan partai dengan nama “Partai Patriot 135′ dalam waktu satu bulan,” katanya, menambahkan bahwa angka 135 mewakili jumlah kelompok etnis yang berbeda di negara ini.

Bagikan