China Geram AS Gelar Sistem Pertahanan Rudal di Korsel

China Geram AS Gelar Sistem Pertahanan Rudal di Korsel

KORSEL (Jurnalislam.com) – Pasukan AS mulai mengirimkan sebuah sistem pertahanan rudal yang telah membuat China marah ke lokasi peluncuran di Korea Selatan pada hari Rabu (26/4/2017), di tengah meningkatnya ketegangan mengenai ambisi nuklir Korea Utara.

AS dan sekutu Korea Selatan mengatakan penempatan sistem pertahanan rudal, yang disepakati tahun lalu tersebut, dimaksudkan untuk mencegah ancaman rudal dari Korea Utara yang memiliki senjata nuklir.

Namun China khawatir sistem pertahanan rudal itu akan melemahkan kemampuan balistik mereka dan mengatakan hal itu mengganggu keseimbangan keamanan regional. China telah memberlakukan sejumlah tindakan yang dipandang sebagai pembalasan ekonomi terhadap Korea Selatan, termasuk sebuah larangan terhadap kelompok tur.

Rekaman TV menunjukkan truk-truk gandeng besar dengan cat kamuflase sedang membawa sesuatu yang tampak seperti peralatan rudal masuk ke lapangan golf di daerah selatan Seongju pada Rabu pagi, lansir World Bulletin.

Ratusan warga – yang khawatir atas potensi dampak lingkungan akibat perlengkapan tersebut – memprotes dengan marah, dan beberapa terlibat bentrok dengan polisi. Lebih dari 10 orang terluka termasuk tiga orang yang dirawat di rumah sakit, kata aktivis.

Kementerian pertahanan Seoul mengatakan langkah mereka di hari Rabu tersebut bertujuan untuk “mengamankan kemampuan operasional THAAD (Terminal High Altitude Area Defence) secepat mungkin”, dengan tujuan untuk sepenuhnya memasang baterai pada akhir tahun ini.

Korea Selatan mengadakan pemilihan presiden bulan depan untuk memilih pengganti pemimpin terguling Park Geun-Hye, sehingga Seoul dan Washington terus mendesak pemasangan sistem bersamaan dengan beberapa kandidat yang mengungkapkan ambivalensi mengenai system pertahanan nuklir tersebut, termasuk Moon Jae-In, dari Partai Demokrat yang berhaluan kiri.

Juru bicara Park Kwang-On mengungkapkan “penyesalan yang kuat” terhadap pengiriman itu, dengan mengatakan bahwa hal itu mengabaikan “prosedur yang dipersyaratkan”.

“Langkah ini telah mematikan setiap ruang untuk pertimbangan kebijakan oleh pemerintah berikutnya dan ini sangat tidak tepat,” katanya.

Industri wisata di Selatan terpukul oleh boikot Beijing atas THAAD. Jumlah pengunjung China – yang biasanya lebih dari setengah jumlah pengunjung – jatuh 40 persen bulan lalu meskipun larangan tersebut mulai berlaku pada 15 Maret.

Konglomerat ritel Lotte – yang menyediakan lokasi lapangan golf Seongju bagi pemerintah Seoul – juga menjadi sasaran, dengan 85 dari 99 gerainya di China ditutup.

 

Bagikan