BMI: Inggris Harus Bertanggung Jawab atas Deklarasi Balfour, Dunia Islam Diminta Tegas terhadap Amerika

BMI: Inggris Harus Bertanggung Jawab atas Deklarasi Balfour, Dunia Islam Diminta Tegas terhadap Amerika

JAKARTA (jurnalislam.com)– Baitul Maqdis Institute (BMI) menilai pengakuan Inggris terhadap Negara Palestina merupakan ironi sejarah yang menyakitkan. Lembaga ini mengingatkan bahwa Inggris adalah aktor utama dalam sejarah awal penjajahan atas Palestina melalui Deklarasi Balfour 1917, yang secara sepihak menjanjikan tanah Palestina kepada gerakan Zionis.

“Pengakuan yang baru diberikan 108 tahun kemudian ini tidak cukup jika tidak disertai dengan pertanggungjawaban moral dan politik atas peran historis Inggris dalam tragedi panjang yang menimpa rakyat Palestina,” kata Direktur Eksekutif BMI, Pizaro Gozali Idrus, dalam siaran pers yang diterima Jurnalislam.com, Selasa (23/9/2025).

Selain itu, BMI juga menyoroti peran Amerika Serikat yang hingga kini menjadi pendukung utama Israel, baik secara politik, militer, maupun ekonomi. Dukungan penuh dan tanpa syarat dari AS, menurut BMI, telah memperkuat impunitas Israel dalam melakukan kejahatan perang, apartheid, dan genosida terhadap rakyat Palestina.

“Amerika juga terus memveto resolusi-resolusi penting di PBB yang bertujuan menghentikan kekerasan dan memberikan perlindungan kepada rakyat sipil Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan,” jelasnya.

BMI mendesak dunia Islam, baik melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) maupun forum regional lainnya, untuk berani mengambil langkah tegas terhadap Amerika Serikat. Tindakan tersebut di antaranya meninjau ulang kerja sama militer, ekonomi, dan politik dengan AS, memberikan sanksi diplomatik, serta menggalang kekuatan dunia Islam agar mandiri dalam berbagai sektor.

“Dunia Islam harus saling bekerja sama, saling menguatkan, dan tidak bergantung pada Amerika. Dengan kekuatan kolektif, dunia Islam bisa menekan perubahan kebijakan luar negeri Amerika terhadap Palestina,” tegas BMI.

Siaran pers ini ditandatangani oleh Direktur Eksekutif Baitul Maqdis Institute, Pizaro Gozali Idrus.

Bagikan