NEW YORK (Jurnalislam.com) — Semakin banyak penelitian yang mengungkap banyaknya orang yang terjangkit Covid-19 tapi tidak mengalami gejala apa pun. Hal ini meningkatkan harapan karena artinya virus tersebut tidak terlalu mematikan seperti yang dikhawatirkan sebelumnya.
Walaupun laporan-laporan tersebut dapat menjadi berita baik, tapi juga artinya semakin sulit untuk mengetahui siapa saja yang terinfeksi virus yang sangat menular itu. Maka semakin sulit pula untuk memutuskan kapan dan bagaimana masyarakat kembali bekerja, sekolah, dan hidup normal seperti sebelum pandemi.
Pada pekan lalu Amerika Serikat (AS) banyak melaporkan kasus tanpa gejala. Mulai dari tempat penampungan tuna wisma di Boston, para kru di kapal induk angkatan laut, dan perempuan hamil di rumah sakit New York. Beberapa negara Eropa juga melaporkan sejumlah kasus tanpa gejala.
Kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengatakan sekitar 25 persen orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala. Wakil kepala Staf Gabungan AS Jenderal John Hyten mengatakan untuk personel militer angkanya lebih tinggi lagi, ia memperkirakan 60 sampai 70 persen.
Michael Mina dari Harvard School of Public Health mengatakan tidak satu pun dari angka tersebut yang dapat dipercaya. Karena berdasarkan pemeriksaan yang tidak memadai dan catat. “(Namun) secara keseluruhan mereka menunjukkan jumlah infeksi yang kami prediksi benar-benar meleset,” kata Mina, Selasa (20/4).
Virus corona sudah menginfeksi lebih dari 2,3 juta orang dan menewaskan lebih dari 160 ribu pasien di seluruh dunia. Virus ini memicu krisis ekonomi dan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Berdasarkan kasus yang sudah diketahui, bagi sebagian besar orang Covid-19 hanya menyebabkan gejala ringan hingga sedang. Sekarang semakin banyak bukti besarnya jumlah orang yang terinfeksi tanpa mengalami gejala sama sekali.
Para ilmuwan di Islandia memeriksa enam persen populasi negara itu agar dapat melihat berapa banyak jumlah infeksi yang tak terdeteksi. Mereka menemukan sebanyak 0,7 persen kasus positif. Begitu pula dengan 13 persen kelompok dengan risiko tinggi karena baru pulang dari luar negeri atau berdekatan dengan orang yang sedang sakit.
Satu kru kapal induk Theodore Roosevelt meninggal dunia karena Covid-19. “Angka kasarnya sekitar 40 persen simptomatik,” kata Deputi Komando Operasi Angkatan Laut, Wakil Admiral Phillip Sawyer.
Ia mengatakan rasionya mungkin berubah apabila kemudian ada perkembangan gejala. Sementara itu rumah sakit di New York memeriksa semua ibu hamil yang akan segera melahirkan dalam dua pekan ke depan.
Hampir sekitar 14 persen di antaranya terinfeksi Covid-19 tanpa gejala. Dari 33 kasus positif, sebanyak 29 kasus tidak mengalami gejala saat diperiksa walaupun kemudian terjadi beberapa perkembangan.
Sebelumnya semua penumpang dan awak kapal pesiar Diamond Princess diperiksa Covid-19. Hampir setengah orang yang dinyatakan positif tidak mengalami gejala saat diperiksa. Para peneliti memprediksi sekitar 18 persen di antaranya sama sekali tidak mengalami gejala hingga sembuh.
Pemeriksaan Covid-19 yang dilakukan dengan mencari virus di tenggorokan dan hidung melalui swab mungkin dapat melewatkan kasus positif. Seseorang yang dinyatakan negatif dalam pemeriksaan dapat positif keesokan harinya.
Ada juga kemungkinan gejala juga tidak muncul saat pemeriksaan tapi kemudian dirasakan. Dalam penelitian di Jepang, setengah dari orang yang terinfeksi tapi tak mengalami gejala saat diperiksa tak lama kemudian merasa sakit.
Sumber: republika.co,id