"TV Pemerintah Membuat Gelap Gulita", Nyanyian Anak-anak SD Kritik Televisi Pemerintah (Video)

Sebuah video yang menunjukkan betapa peran televisi dalam degradasi moral generasi muda Indonesia tersebar di media sosial. Video yang hanya berdurasi kurang lebih 1,3 menit ini dibintangi oleh beberapa murid SD. Layaknya sekolah pada umumnya, setiap hari senin menggunakan seragam putih merah lengkap dengan topi bersiap untuk upacara.

Dalam video tersebut ditayangkan beberapa siswa SD menyanyikan sebuah lagu layaknya sebuah paduan suara. Lirik lagu tersebut berupa kritikan bagi tayangan televisi Indonesia saat ini.

Kita jadi bisa pacaran dan ciuman
Karena siapaaa?
Kita jadi tahu masalah artis cerai
Karena siapaaa?
Kita pintar dandan 
Dibimbing TV
Kita jadi lebay 
Dibimbing TV
TV pemerintah membuat gelap gulita
Jasamu tiadaaa….
Gimana mau maju, nontonnya itu

Pada akhir video ditujukkan bahwa yang menjadi pemimpin paduan suara adalah orang dengan kepala berupa televisi. Ini merupakan sindiran keras yang seharusnya menyadarkan para pemilik stasiun televisi baik pemerintah maupun swasta. Bahwa tugas dari televisi bukan hanya sekedar memberikan hiburan ringan yang akhirnya malah merusak generasi muda. Tapi juga harus ada nilai edukasi yang ditanamkan.

Kritikan ini sebenarnya bukan hanya ditujukan kepada para pemilik stasiun televisi swasta dan pemerintah, tapi juga kepada para orang tua yang kurang hati-hati dalam memilihkan tontonan bagi anak-anak. Hingga saat ini belum banyak orang tua di Indonesia yang sadar akan bahayanya televisi. Perlu adanya gerakan berani menolak televisi agar para pemilik televisi baik swasta maupun pemerintah berani merombak dan menghapuskan acara-acara yang tidak ada nilai pendidikannya.

Lihat videonya disini

Pejabat PBB : Israel Telah Melakukan Genosida Terhadap Warga Palestina

NEW YORK (Jurnalislam.com) – Penasehat Khusus Sekjen PBB untuk Pencegahan Genosida, Adama Dieng, menuduh “Israel” melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida atau pemusnahan massal terhadap orang-orang Palestina.

Hal terebut disampaikan Adama Dieng dalam konferensi pers di kantor PBB di New York, Selasa (9/12/2014). Pejabat PBB ini mengatakan, “Mandat yang ada pada saya tidak memperbolehkan saya untuk menentukan penafsiran hukum pada kejahatan pemusnahan massal atau genosida. Di sini saya konsen melihat ke depan. Namun apa yang terjadi di Sabra dan Satila adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Dan pemusnahan massal atau genosida pada dasarnya terjadi dalam kerangka kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Adama Dieng ditugasi oleh Sekjen PBB Ban Ki-mon untuk mengumpulkan informasi seputar konflik-konflik yang melibatkan ancaman genosida, kejahatan perang, pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dalam pembantaian di kamp pengungsi Palestina di Sabra dan Satila di Libanon, sekitar 5 ribu pengungsi Palestina gugur menjadi korban kebrutalan pasukan penjajah Zionis dan partai Kataib Libanon pada September tahun 1982 selama invasi “Israel” ke Libanon.

Mengenai tindakan brutal yang dilakukan penjajah “Israel” terhadap orang-orang Palestina selama perang terakhir ke Jalur Gaza, yang berlangsung selama hamper 2 bulan (Juli-Agustus) lalu, Adama Dieng mengatakan, “Saya meyakini bahwa peristiwa terakhir di Gaza bukti yang memungkinkan untuk dibawa kepada kejahatan perang. Karena ada penggunaan kekuatan yang tidak sesuai hukum oleh orang-orang Israel dalam aksi tersebut.”

Perang sengit Zionis ke Jalur Gaza dimulai pada 7 Juli dan berakhir pada 26 Agustus. Perang ini telah mengakibatkan lebih dari 2000 warga Palestina gugur, 500 di antaranya anak-anak. Di samping melukai lebih dari 11 ribu lainnya. Juga mengakibatkan kehancuran besar pada infrastuktur yang diperkirakan mencapai milyaran dolar. [infopalestina]
 

12 Pemberontak Syiah Houthi Tewas Dalam Rangkaian Serangan Anshar Syari’ah

YAMAN (Jurnalislam.com) – Anshar Syari'ah, faksi jihad afiliasi Al-Qaeda, mengatakan pada hari Selasa (9/12/2014) bahwa mereka telah membunuh 12 anggota pemberontak Syiah Houthi dan melukai 21 lainnya dalam serangan terpisah di ibukota Sanaa sehari sebelumnya.
 
Anshar Syari'ah mengatakan di Twitter bahwa mereka membunuh delapan Syiah Houthi dan melukai 14 lainnya setelah meledakkan 13 kg bahan peledak ke arah sekelompok pemberontak Syiah Houthi di luar rumah Abdel-Ilah al-Sharafi, yang memimpin partai Umma, yang berafiliasi dengan pemberontak Houthi.

Anshar Syari'ah lebih lanjut mengatakan pihaknya telah membunuh empat pemberontak Syiah Houthi dan melukai tujuh orang lainnya di dalam ledakan mobil kembar di dekat kediaman pemimpin Syiah Houthi di Sanaa.

Ledakan tersebut juga menghancurkan tiga kendaraan milik pemberontak Houthi dan merusak rumah pemimpinnya.

Baik pemerintah Yaman maupun pemberontak Houthi belum mengumumkan jumlah korban tewas dalam ledakan Senin.

Pada catatan terkait, kelompok suku bersenjata menembak mati seorang pemberontak Houthi di pusat kota Redaa, menurut saksi mata.

Yaman kini  berada di ambang perang sipil, saat pemberontak Syiah Houthi berusaha untuk memperluas kendali mereka di luar ibu kota Sanaa, mendapatkan perlawanan sengit dari Al Qaeda. [ded412/anadolu agency]

Gus Aab : "NU tidak boleh lagi kalem terhadap Syiah!"

DEPOK (Jurnalislam.com) – Berkembangnya Syi'ah di tengah-tengah umat Islam Indonesia yang mayoritasnya warga Nadliyin membuat tokoh Nadlatul Ulama (NU) Jember KH. Abdullah Syamsul Arifin khawatir. Beliau melihat, perkembangan Syi'ah itu disebabkan ketidaktahuan umat tentang perkembangan Syiah dan liberal secara umum, karenanya hingga warga NU bersikap tenang-tenang saja.

“NU tidak boleh lagi kalem terhadap Syi'ah. Kalau Hadratus Syaikh Hasyim Asyari saja sebelum Syi'ah mengancam dan potensinya berkembang seperti saat ini, sudah secara tegas mengatakan bahwa Syiah itu tidak boleh diikuti dan sebagai mazhab yang sesat. Tentu, NU harus terus menjaga komitmen ini, tidak boleh mengakomodir apalagi mengirim mahasiwanya ke Iran,” tegasnya dalam acara Silaturahmi Nasional ‘Penguatan Aswaja dan Penanggulangan Terorisme dalam Ketahanan Nasional’ di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Beji, Depok, Ahad (7/12/2014).

Menurut Gus Aab, sapaan akrabnya, sikap penolakan NU terhadap Syiah perlu ditegaskan kembali karena situasinya sudah sangat mengkhawatirkan, banyak pengaburan perbedaan antara Sunni dengan Syiah, terutama ketika terbentuknya lembaga pendekatan (taqrib) antara Sunni-Syiah.

“Ketika terbentuknya Lajnah Taqrib Baina Mazahib (Majelis Pendekatan Antar Mazhab, red) yang ada di Mesir, banyak tokoh kita yang berbicara di sana. Itu yang kemudian banyak mengkaburkan sekat antara Syiah dengan Sunni, seakan-akan Syiah dengan Sunni itu tidak ada perbedaan dan bisa dipertemukan, walaupun secara teologis berbeda tetapi dapat dipertemukan dalam aspek-aspek fungsionalis sosiologis. Ini yang sangat membahayakan bagi warga Jam’iyah Nahdlatul Ulama, dimana Syiah itu berada ditengah-tengah mereka,” paparnya.

Oleh karena itu, menurutnya, NU tidak boleh bersikap tenang-tenang saja terhadap Syiah, terlebih mengakomodirnya di Indonesia. Dia pun berharap, penolakan Syiah oleh Hadratusy Syaikh Hasyim Asyari dapat diteruskan oleh mantan Ketua PBNU KH.Hasyim Asyari selaku tuan rumah acara. (kiblat)

KH. Hasyim Asyari Telah Fatwakan Syi’ah Sesat Sebelum Berkembang di Indonesia

DEPOK (Jurnalislam.com) – Sebelum Syi'ah berkembang di Indonesia, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asyari telah menentang dan mewaspadainya. Lebih dari itu, KH. Hasyim Asyari juga telah memfatwakan kesesatan Syi'ah. Pernyataan tersebut disampaikan oleh tokoh NU Jember, KH. Abdullah Syamsyul Arifin dalam acara Silaturahmi Nasional ‘Penguatan Aswaja dan Penanggulangan Terorisme dalam Ketahanan Nasional’ di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Beji, Depok, Ahad (7/12/2014).

“Jika melihat fatwa Hadratusy Syaikh Hasyim Asyari, beliau sangat mewaspadai Syiah, padahal pada masa itu di Indonesia Syiah belum berkembang. Syiah sendiri baru berkembang di Indonesia sejak terjadinya revolusi Iran tahun 1979,” kata pria yang akrab dipanggil Gus Aab ini seperti dilansir kiblat.net pada Senin (8/12/2014).

Beliau menambahkan, KH. Hasyim Asyari telah dengan tegas memfatwakan mazhab Syiah ini sesat dan tidak boleh diikuti, tidak boleh diambil fatwanya serta tidak boleh diambil hujjahnya.

“Ini fatwa yang dikatakan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari dalam tulisan-tulisannya dan dalam Qanun Asasi Jam’iyah Nahdlatul Ulama,” ujar Wakil Ketua MUI Jember ini.

Meskipun belum mengkafirkan, namun NU telah memandang Syi'ah sebagai aliran sesat yang tidal boleh diikuti oleh Nahdliyin. 

“NU sudah memandang Syiah itu sesat kalaupun tidak dikatakan kafir karena kehati-hatian kita, tidak boleh diikuti oleh Jamiyah Nahdlatul Ulama,” katanya. (kiblat)

Perbedaan Syi’ah dan NU dalam Menyikapi Ahlul Bait Nabi SAW

DEPOK (Jurnalislam.com) – Mendiang Gus Dur pernah berkata NU=Syiah minus Imamah. Di kesempatan lain Gus Dur juga pernah menyatakan bahwa NU itu lebih Syiah daripada Syiah itu sendiri. Ungkapan itulah yang kerap digembar-gemborkan kaum Syiah di Indonesia untuk mendekati kaum nahdliyyin.

Namun, Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jember KH. Abdullah Syamsul Arifin menegaskan ada perbedaan yang tegas antara warga Nahdliyyin dengan kaum Syiah.

“Memang secara fungsionalis sosiologis ada kemiripan amaliyah kita (warga NU, red) dengan Syiah, tetapi jangan dianggap bahwa amaliyah kita mengambil dari Syiah,” ujar kyai yang akrab dipanggil Gus Aab ini dalam acara Silaturahim Nasional Penguatan Aswaja di Pesantren Al-Hikam, Depok, pada Ahad, (07/12).

Dia mencontohkan, memang ada persamaan antara NU dengan Syiah dalam hal mahabbah (kecintaan) Ahlul Bait, pujaan-pujaan kepada Rasulullah SAW dalam bingkai shalawat. Namun, ada perbedaan mendasar dalam hal tersebut.

“Kalau kita bicara Ahlul Bait, Ahlul Bait versi Syiah tidak ada yang ditolak oleh Sunni. Tapi, justru penyaringan oleh Syiah yang awalnya ketat menjadi lentur ketika tidak sesuai dengan keinginannya. Sekedar contoh, bagi Syiah, Ahlul Bait dibatasi pada lima, yaitu Rasulullah, Sayyidina Ali, Fatimah, Hasan dan Hussein,” ujarnya.

“Sementara di kalangan Sunni banyak definisi dari Ahlul Bait. Tapi, ketika bicara Syiah awalnya Ahlul Bait dibatasi lima, tapi ketika mereka harus memasukkan imam-imam mereka sebagai Ahlul Bait yang maksum, maka Imam 12 masuknya sekarang jadi Ahlul Bait, inilah ketidakkonsistenan Syiah, jadi beda dengan kita, dasarnya beda,” tambah Wakil Ketua MUI Jember ini.

Gus Aab menegaskan, NU dengan Syiah memiliki kesamaan dalam konteks amal, tetapi memiliki perbedaan mendasar dalam konteks legal standing-nya (dasar hukum, red).

“Kalau boleh saya rumuskan, ada persamaan dalam tataran fungsional sosiologisnya, tetapi jelas berbeda dalam konteks strukturalis ideologis. Ketika kita punya mahabbah Ahlul Bait itu bukan dalam konteks yang diyakini oleh Syiah,” paparnya.

Bagi Syiah, mahabbah Ahlul Bait itu sebagai upah kenabian atau fungsional rasul. Namun bagi Sunni, mahabbah ahlul bait karena mengikuti mahabbah kepada Rasulullah SAW.

“Tapi, mahabbah ahlul baitpun harus dibatasi kepada ahlul bait yang aqidahnya, amaliyahnya, prakteknya yang sejalan dengan apa yang digariskan oleh Rasulullah. dengan demikian jika ada ahlul bait yang keluar dari konteks tersebut, kita tidak lagi mahabbah kepadanya, karena yang kita hormati itu selain ada unsur nasabnya tidak boleh keluar dari faktor aqidahnya,” jelas Gus Aab. (bilal)

Hukum Tahniah dalam Islam

JURNALISLAM.COM – Dalam ajaran Islam muamalah kepada orang kafir itu di perbolehkan selama masih dalam koridor atau ranah keduniaan seperti jual beli, gotong royong/kerja bakti, membangun fasilitas umum dan lain lain. (hal-hal yang menyangkut keduniaan).

Akan tetapi apabila muamalah tersebut telah menyentuh masalah atau hal-hal perkara akidah, maka itu dilarang keras. Seperti membangun tempat ibadah mereka, mengamankan perayaan ibadah mereka, membenarkan ajaran agama mereka, hadir dalam undangan acara mereka, mengikuti acara acara perayaan agama mereka, memfasilitasi kegiatan agama mereka itu semua adalah hukumnya haram bahkan bisa menjurus kepada suatu perkara yang dapat merusak hingga membatalkan keimanan kita (murtad) serta menghapus amal-amal kita jika bermuamalah pada orang kafir dlm urusan Dien. Karena hal itu semua sama saja telah mendukung suatu bentuk kemaksiatan atau kezhaliman atau kekafiran mereka kepada Allah Swt.

Kondisi kaum muslim hari ini akan perkara ini sangat disesalkan, banyak kaum muslimin yang ternyata ikut-ikutan gembira dan ikut-ikutan merayakan hari raya/hari besar kaum kafir. Mereka beralasan bahwa acara tersebut bersifat universal. Tidak sedikit dari kaum muslimin yang ikut meramaikan perayaan Natal baik di tempat bekerja atau sekadar membantu tetangganya yang beragama kristen untuk merayakan Natal, hadir dalam undangan Natal, memakai atribut Natal, turut mengucapkan selamat Natal kepada teman, atasan dan lain-lain. Padahal ini semua termasuk turut andil dalam perayaan hari besar agama kafir.

Allah Swt berfirman,

وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
“…dan kamu menganggapnya suatu (hal) yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah (perkara) besar.” (QS An-Nur 15)

Allah Swt berfirman,

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam’,.. (Qs 5 : 72)

Semestinya seorang muslim menimbang segala ucapan dan perbuatannya dengan timbangan syari’at Allah. Bagaimana Islam mengatur hubungan dengan orang-orang kafir. Apakah boleh turut andil atau turut kerja sama, atau sekadar ikut meramaikan acara perayaan orang-orang kafir baik dalam ucapan maupun perbuatan?

Berikut ini beberapa penjelasan tentang pengharaman ucapan dan perbuatan perayaan hari raya orang kafir (Natal) ;

Fatwa Syeikh Al-’Utsaimin sebagaimana terdapat dalam kitab Majma’ Fatawa Fadlilah Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, disebutkan bahwa:

“Memberi selamat kepada mereka hukumnya haram, sama saja apakah terhadap mereka (orang-orang kafir) yang terlibat bisnis dengan seseorang (muslim) atau tidak. Jadi jika mereka memberi selamat kepada kita dengan ucapan selamat hari raya mereka, kita dilarang menjawabnya, karena itu bukan hari raya kita, dan hari raya mereka tidaklah diridhai Allah.

Hal itu merupakan salah satu yang diada-adakan (bid’ah) di dalam agama mereka, atau hal itu ada syari’atnya tapi telah dihapuskan oleh agama Islam yang Nabi Muhammad Saw telah diutus dengannya untuk semua makhluk.” (Majma’ Fatawa Fadlilah Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin Jilid.III,h.44-46, No.403),

Ibnul Qayyim dalam “Ahkam Ahludz Dzimmah” berkata :
“Adapun tahni’ah (mengucapkan selamat) atas syi’ar-syi’ar kaum kuffar yang khusus bagi mereka, maka hal ini haram dengan kesepakatan para ulama. Misalnya memberi ucapan selamat atas hari-hari raya mereka dan puasa mereka, dengan ucapan seperti “Eid Mubarak (Selamat hari raya!)”, atau selamat hari ini dan itu, maka hal ini seandainya pun orang yang mengucapkannya selamat dari kekafiran, ia tetap melakukan suatu hal yang diharamkan. Yaitu, telah memberi ucapan selamat atas penyembahan mereka kepada salib, yang mana hal tersebut bahkan perbuatan yang paling tercela di sisi Allah, lebih-lebih lagi memberi ucapan selamat atas perbuatan mereka dalam meminum khamr dan membunuh jiwa-jiwa tanpa hak, berbuat zina dan berbagai perbuatan haram lainnya. Kebanyakan orang yang awam dalam masalah agama terjatuh dalam perbuatan tersebut, dan tidak mengetahui keburukan perbuatan tersebut. Maka barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba atas maksiatnya, atau bid’ah dan kekufuran yang telah ia lakukan, maka ia menghadapi kemurkaan Allah”

Maka meridhai kekufuran, dengan cara memberikan selamat atau bahkan membantu mereka dalam perayaan tersebut, merupakan perbuatan yang diharamkan. Hal ini dikarenakan Allah Ta’ala sendiri tidak meridhai hal tersebut, dalam firman-Nya :

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” (QS. Az Zumar : 7)

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu dan Kulengkapi nikmatku, dan Aku ridha kepadamu Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al Maidah : 3)

Terlebih dengan ikut merayakan hari raya tersebut, maka hal ini tentu lebih dilarang lagi. Sebagaimana sebagian kaum muslimin yang merayakan hari kasih sayang, padahal hal ini dilarang dan tidak disyariatkan sama sekali dalam agama ini. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran : 85)
(lihat Majmu’ Fatawa wa Rasail Syaikh Muhammad ibn Shalih Al Utsaimin, ringkasan Fahd As Salman 3/45-46)

Demikianlah beberapa hujah tentang penjelasan haramnya memberikan ucapan selamat kepada hari raya orang kafir yang sebagaimana telah dijelaskan diatas.
Allah Swt berfirman,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan ia mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (orang orang yang benar keimanannya), maka Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan (neraka) Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS 4 : 115).

والله اعلم بالصواب

 

China Menghukum Mati

CHINA (Jurnalislam.com) – Sebuah pengadilan China pada hari Senin (8/12/2014) menjatuhkan hukuman mati terhadap delapan orang atas tuduhan memimpin kelompok teror dan menyiapkan bahan peledak dalam dua serangan yang menewaskan 46 orang di wilayah barat jauh Xinjiang, rumah bagi minoritas Muslim Uighur, kata media pemerintah.
 
Pengadilan Rakyat Menengah Urumqi di ibukota Xinjiang juga mejatuhkan hukuman mati yang ditangguhkan kepada lima orang lainnya, China Central Television mengatakan, tanpa menyebutkan kapan pengadilan tersebut diadakan.

Kekerasan terkait dengan Xinjiang telah menewaskan sekitar 400 orang di dalam dan luar daerah tersebut selama 20 bulan terakhir. Beijing menyalahkan serangan yang terjadi dilakukan oleh separatis radikal yang berhubungan dengan luar negeri, meskipun kritikus dan pendukung hak asasi manusia mengatakan bahwa Muslim Uighur tertekan di bawah kekuasaan represif pemerintah yang didominasi etnis Han China.

Muslim Uighur juga mengeluhkan pencabutan hak ekonomi dengan masuknya Han China ke tanah air mereka. Beijing mengatakan sedang memompa investasi untuk membantu wilayah tersebut tumbuh.

Sebagian besar serangan diarahkan terhadap sasaran yang merupakan symbol kekuasaan pemerintah, seperti kantor polisi, pos pemeriksaan militer dan gedung-gedung pemerintah, tetapi penyerang juga menyerang warga sipil di beberapa insiden baru-baru ini, menyayat orang di kerumunan dengan pisau atau meledakkan bom di stasiun kereta api dan kawasan komersial lainnya.

Pada tanggal 30 April, saat Presiden China Xi Jinping mengakhiri turnya ke wilayah etnis tersebut, sebuah ledakan mengguncang sebuah stasiun kereta api di ibukota regional, menewaskan tiga orang, termasuk dua penyerang.

CCTV mengatakan, dua pria dijatuhi hukuman mati dalam serangan kereta tersebut. Para terdakwa mengatakan di televisi nasional bahwa mereka diperintahkan oleh seorang pria di luar China untuk melakukan serangan. CCTV mengatakan bahwa pria tersebut terhubung ke Gerakan Islam Turkestan Timur, kelompok yang oleh Cina telah ditetapkan sebagai organisasi teroris.

Sekitar tiga minggu kemudian, pada tanggal 22 Mei, empat pria mengendarai dua SUV melintas melalui pasar yang ramai di pusat kota Urumqi lalu melemparkan bahan peledak dari jendela mobil, membunuh diri mereka dan 39 lainnya.

Laporan awal media pemerintah mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kelompok teror beranggotakan lima orang, termasuk para penyerang yang meninggal. Namun, CCTV mengatakan pada hari hari Senin bahwa enam orang dijatuhi hukuman mati atas tuduhan terorisme, penggunaan bahan peledak dan membahayakan keselamatan publik. Mereka tidak menjelaskan mengapa jumlah tersangka bertambah.

Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Munich, mengatakan hukuman keras yang dijatuhkan tersebut bermotif politik dan para terdakwa tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengadilan yang adil. "China tidak akan pernah mencari akar penyebab dalam kebijakan mereka menghadapi masalah ekstrim (etnis) mereka," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pihak berwenang menanggapi serangan dengan meluncurkan kebijakan menindak tegas aktifitas kekerasan selama satu tahun di Xinjiang, di mana sebelumnya tingkat keamanan di sana memang sudah ketat menyusul kerusuhan di Urumqi pada tahun 2009 yang menewaskan hampir 200 orang, menurut laporan resmi.

Beijing menegaskan tidak ada kekurangan dalam kebijakan etnis mereka, namun pemegang kekuasaan tertinggi kemudian membuat beberapa penyesuaian. Mereka setuju untuk memberikan pendidikan SMA gratis di selatan Xinjiang, yang memiliki konsentrasi tertinggi terhadap Uighur, dan menjanjikan pekerjaan untuk setidaknya satu anggota dari setiap rumah tangga di wilayah miskin.
 [ded412/alarabiya]

Mujahidin Jabhah Nusrah Memperlakukan Baik Ratusan Tahanan FSA di Idlib

SURIAH (Jurnalislam.com) – Sekitar 150 orang yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah (FSA) telah ditahan oleh Mujahidin Jabhah Nusrah di provinsi Idlib, Suriah. Menurut seorang wartawan Andolu Agency (AA) di tempat kejadian, meski penjara hanya terdiri dari satu asrama yang tidak memenuhi standar kesehatan, namun para tahanan yang terdiri dari berbagai sub kelompok dalam FSA itu tidak dianiaya. Para tahanan diperlakukan dengan baik dan diberikan pelajaran dan nasihat agama oleh Mujahidin Jabhah Nusrah.

Husam Turki Zoraik, seorang tahanan dari Brigade al-Ansar mengatakan ia ditangkap di provinsi Hama Qalaat al-Madiq.

Zoraik mengatakan ia melarikan diri dari kotanya Kafr Sijnah di pedesaan Idlib setelah Mujahidin Jabhah Nusrah menyerang basis kelompoknya. Kemudian, ia menyerahkan diri kepada Jabhah Nusrah.

Meskipun ia mungkin telah berada di bawah tekanan, namun para tahanan itu mengatakan Mujahidin Jabhah Nusrah tidak memperlakukannya dengan buruk.

"Kami menyediakan air dan makanan untuk para tahanan. Mereka juga dikirim ke pengadilan di daerah setelah diinterogasi," kata Abu-Mohsin, seorang komandan Jabhah Nusrah.

"Kami bahkan menyimpan barang-barang dari para tahanan di kotak aman," tambah Abu-Mohasin.

Para tahanan itu ditahan atas dakwaan menyerang Mujahidin Jabhah Nusrah dan dugaan terlibat korupsi. Nasib para tahanan diharapkan akan diputuskan di pengadilan yang diselenggarakan oleh Jabhah Nusrah. Ini adalah pertama kalinya berarti media yang diizinkan untuk memasuki penjara milik Mujahidin Jabhah Nusrah.. [ded412/anadolu agency]

Jabhatun Nusra Menahan 150 Tentara Pembebasan Suriah (FSA)

SURIAH (Jurnalislam.com) – Sekitar 150 pejuang yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah ditangkap oleh Jabhatun Nusra di provinsi Idlib Suriah, The Anadolu Agency menyampaikan.

AA baru-baru ini diberikan akses masuk kedalam tahanan Jabhatun Nusra.

Jabhatun Nusra, yang mengendalikan sebagian besar pedesaan di provinsi Idlib, menahan para Tentara Pembebas Suriah tidak hanya karena menyerang mujahidin, tetapi juga karena terlibat dalam dugaan penyimpangan.

Nasib para tahanan akan diputuskan di pengadilan yang diselenggarakan oleh Jabhatun Nusra di daerah tersebut.

Seorang wartawan AA melaporkan dari lokasi, bahwa penjara hanya terdiri dari satu ruangan yang bukan penjara pada umumnya.

Warga pedesaan Idlib telah menyaksikan beberapa serangan dari Jabhatun Nusra dan berhasil merebut kendali sebagian besar wilayah pedesaan Idlib dari kelompok Tentara Pembebasan Suriah . [ded412/anadolu agency]