LASHKARGAH (Jurnalislam.com) – Taliban nama lain dari Imarah Islam Afghanistan pada hari Rabu lalu (28/01/2015) menangkap Mullah Abdul Rauf Khadim, pemimpin sekutu jamaah Negara Islam (IS), bersama dengan 45 pendukung mereka di distrik Kajaki, provinsi Helmand selatan, sumber yang dapat dipercaya mengatakan kepada Pajhwok Afghan News.
Namun, para pejabat keamanan menyatakan ketidaktahuan mereka tentang penahanan Rauf, yang menjadi perekrut untuk IS di Afghanistan. Rauf, mantan tahanan Teluk Guantanamo, adalah seorang komandan militer di Herat dan Kabul saat Taliban berkuasa.
Dia baru-baru ini bergabung dengan IS, sebuah faksi jihad yang diwilayah Irak dan Suriah, dan sekarang telah memimpin ratusan orang bersenjata di daerah utara Helmand.
Seorang komandan Taliban di Helmand, mengatakan kepada Pajhwok Afghan News bahwa mereka melucuti Rauf dan 45 orang bersenjata kemudian menahan mereka pada hari Rabu (28/01/2015) sesuai dengan arahan gubernur Imarah Islam Afghanistan untuk provinsi Helmand, Mullah Abdul Rahim Akhund.
Dia mengatakan bahwa orang-orang itu berada dalam tahanan mereka dan nasib mereka akan ditentukan oleh para pemimpin agama dan hakim Taliban. Komandan Taliban tersebut mengatakan bahwa mereka diarahkan untuk menangkap Mullah Rauf karena ia menentang Imarah Islam Afghanistan, nama resmi Taliban. Ia mengatakan Mullah Rauf terlibat dalam kegiatan anti-Islam.
Seorang tetua suku di Kajaki, Abdul Ahad Masoomi, yang juga seorang anggota komite reformasi provinsi, mengatakan kepada Pajhwok Afghan News bahwa perbedaan yang besar baru-baru ini muncul antara militan lokal dan kelompok Mullah Abdul Rauf Khadim.
"Mullah Khadim, yang mengaku setia kepada Daesh (singkatan bahasa Arab untuk IS) secara paksa mengumpulkan warga setempat pada Kamis lalu di daerah Azan, di Kakaji, dan mengatakan kepada mereka bahwa Syeikh Mullah Umar sudah tidak ada lagi sehingga mereka sekarang harus mendukungnya."
Masoomi mengatakan Mullah Rauf dan orang-orang bersenjata bertopeng tiba di daerah itu dalam puluhan kendaraan. Sehari setelah itu, yaitu pada hari Jumat, mereka pergi. Lalu gerilyawan Taliban tiba di daerah tersebut dan mengatakan kepada penduduk bahwa Mullah Rauf adalah seorang menyimpang dan tidak ada yang harus mendukung dia.
Masoomi mengatakan ia tidak memiliki pengetahuan tentang penangkapan Rauf, tetapi menegaskan ia memiliki perbedaan prinsip dengan mantan rekannya itu.
Kepala polisi Kajaki, Faizullah Akhund, mengatakan bahwa perbedaan antara Taliban dan orang-orang bersenjata bertopeng tersebut baru-baru ini semakin dalam, tetapi mereka tidak memiliki informasi tentang penahanan Rauf.
Ia mengatakan bahwa Gubernur Taliban, Mullah Akhund, pada hari Rabu mengunjungi daerah Olang dan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Taliban lokal, tetapi tidak ada rincian pertemuan yang tersedia.
Pajhwok mencoba untuk mengkonfirmasi berita tersebut dari Juru bicara Taliban, Qari Yousaf Ahmadi, tetapi tidak berhasil.
Tapi sebuah pesan dari Ahmadi yang dikirim ke Taliban setempat berhasil ditemukan dari sumber-sumber Taliban setempat. Dalam pesan tersebut, Ahmadi membenarkan bahwa Mullah Rauf telah ditangkap. "Mullah Abdul Rauf Khadim telah ditahan bersama dengan 45 pendukungnya dan nasib mereka akan ditentukan kemudian," isi pesan tersebut.
Seorang pejabat di Direktorat Keamanan Nasional (NDS) provinsi tersebut juga menegaskan perbedaan tajam antara kedua kelompok, tetapi tidak memiliki informasi tentang penahanan Mullah Rauf.
Seorang pejabat senior di Helmand mengatakan Mullah Rauf pernah menjadi salah satu pembantu dekat Mullah Omar. Dia ditahan saat Taliban berkuasa di Afghanistan utara kemudian diserahkan ke Amerika Serikat.
Ia ditahan selama tujuh tahun di pusat penahanan Teluk Guantanamo dan dibebaskan pada tahun 2007 lalu diterbangkan kembali ke Kabul di mana ia tetap berada di bawah pengawasan pemerintah Afghanistan. Tapi Rauf melarikan diri ke Quetta, ibukota provinsi Balochistan di Pakistan, dan diangkat sebagai anggota Dewan Quetta Taliban dan kepala dewan militer.
Namun disana ia mengembangkan perbedaan dengan Imarah Islam Afghanistan dan diusir dari gerakan tersebut sebelum kemudian bergabung dengan IS.
Deddy | Pajhwok.com | Jurniscom