Ketua Umum FBR : "Tidak Semua Syiah Sesat, Tidak Semua Ahlusunnah Benar"

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) KH. Lutfi Hakim mengatakan bahwa tidak semua Syiah sesat dan tidak semua ahlusunnah itu benar. Pernyataan itu beliau sampaikan dalm acara Temu Pembaca Suara Islam bertema "Kasus Majelis Az Zikra dan Ancaman Syiah Terhadap Ahlusunnah di Indonesia" yang diadakan di Masjid Abu Bakar Shidiq Jl. Otista Raya No. 411, Cawang Jakarta Timur, Sabtu (28/2/2015).

"Kita harus tetap bijak melihat insiden tersebut, agar tidak terjebak ke dalam perpecahan umat dengan mempertajam atau memperuncing sebuah perbedaan ideologi yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu, yakni Syiah versus Ahlusunnah," ungkapnya.

Menurutnya, tidak sedikit orang yang berpegang pada pendapat ulama yang menganggap Syiah masih bagian dari Islam. Realitanya mereka masih boleh pergi haji atau umrah dan tidak dikeluarkan dari Organisasi Konferensi Islam (OKI). "Itu mungkin yang menjadi alasan masih menerima Syiah sebagai bagian dari Islam," lanjutnya.

Karenanya, Kyai Lutfi menyimpulkan bahwa tidak semua Syiah itu sesat. "Begitu pula dengan ahlusunnah, tidak semua benar," ujarnya.

Ia melanjutkan, semua aliran-alisan sesat dan nabi-nabi palsu di Indonesia mengaku ahlusunnah. "Di Indonesia ada yang mengaku nabi, seperti Musadek, Ahmad Abdurrahman dan ada yang mengaku sebagai malaikat Jibril, itu kan ahlusunnah diakui atau tidak," katanya.

Sebelumnya, pembicara dari Front Pembela Islam (FPI) KH. Shabri Lubis menjelaskan hal senada bahwa tidak semua Syiah itu sesat. Karena menurutnya, ada kelompok Syiah yang tidak mengkafirkan para sahabat Nabi, yakni Syiah Zaidiyah. Meski demikian, Kyai Shabri dan Kyai Lutfi sepakat bahwa Syiah yang menyerang Majelis Az Zikra harus ditindak tegas.

Syiah Indonesia bersumber dari Iran penganut Syiah Rafidah yang mengkafirkan para sahabat Nabi Saw

Menurut pakar Syiah di Indonesia ustadz Farid Okbah, Syiah masuk ke Indonesia pada tahun 1979 melalui kota Bangil, Jawa Timur setelah revolusi Iran. Menurutnya ulama yang juga asli Bangil itu, setelah Revolusi Iran, seorang tokoh Bangil bernama Husein al Habsyi berbaiat kepada Khomeini lalu mendapat tugas untuk menyebarkan Syiah di Indonesia.

Syiah Iran diketahui menganut ajaran Rafidah yang gemar mencaci maki para sahabat Nabi Saw. Gerakan Syiah di Indonesia, lanjut Ustadz Farid, dikomandoi oleh Islamic Cultural Center di Jakarta yang berada langsung dibawah Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia.

"Dari situlah kemudian lahir nama-nama tokoh Syiah. Mereka membangun aktifitas dakwah dalam semua lini. Dari mulai perorangan sampai saat ini mereka mempunyai 2 ormas resmi, yaitu IJABI dan ABI," bebernya.

Reporter : Irfan | Editor : Ally | Jurniscom

Standar Ganda Aliansi (Barat) di Dunia Islam

Jurnalislam.com – Orang-orang Kurdi yang tak terhitung jumlahnya telah berangkat dari Barat dan Timur menuju Irak dan Kobane, untuk melawan IS bersama-sama dengan Peshmerga, YPG, PKK dan kelompok tempur Kurdi lainnya. Kobani tidak hanya dibanjiri oleh warga Kurdi dari Timur dan Barat, namun segala macam sampah dari atas seluruh dunia bergabung memerangi IS. Dari anggota club bermotor kriminal, hingga tentara bayaran Amerika-dan Israel serta dokter hewan. Para pejuang Kurdi dari barat tidak dituntut. Kita melihat tidak ada penangkapan di di semua bandar udara di Barat, tidak ada pengambilan pasport, tidak ada daftar larangan terbang bagi para pejuang Kurdi, anak-anak pejuang asing Kurdi tidak ditempatkan diluar rumah, dan sebagainya. Sangat bertentangan dengan pejuang Islam asing yang berasal dari negara-negara barat yang hendak bergabung dengan Mujahidin di Suriah, untuk melawan monster rezim Assad. Barat menggunakan sihir politiknya hanya ketika umat Islam memutuskan untuk pergi ke Suriah, untuk melindungi warga sipil Suriah terhadap kekejaman Si Haus Darah Bashar Al-Assad dan gerombolan pembunuh miliknya; bila untuk hal semacam itu, segala macam tindakan datang bermunculan dari kotak ajaib mereka; satu lagi kemunafikan dari yang lainnya. Kita melihat kebijakan yang sama di seluruh dunia. Ini adalah kebijakan global.

Kita juga melihat Barat melakukan tekanan yang kuat pada Turki; memaksa militer untuk mengintervensi Kobane. Mengapa Turki tidak dipaksa untuk campur tangan ketika Bashar melakukan pembunuhan pada saat yang sama (!) Di perbatasan Turki? Dan jika kita ingin untuk melangkah lebih jauh, kita bahkan bisa mengajukan pertanyaan; mengapa Mesir tidak dipaksa untuk melakukan intervensi militer ketika warga sipil Muslim dibantai di Gaza oleh Zionis? Atau negara tetangga di Timur Tengah hanya diwajibkan untuk membantu tetangganya yang membutuhkan, ketika sesuai dengan kepentingan Barat? Ketika umat Islam melakukan perjalanan melalui Turki ke Suriah, untuk membantu warga Suriah; Barat berteriak bahwa perbatasan di Turki harus ditutup, sementara ribuan Muslim ditangkap dan diusir. Tapi ketika menyangkut darah Kurdi di Kobane, bagaimanapun, para pejuang Peshmerga yang melakukan perjalanan dari Irak ke Kobani, secara pribadi “diterima dan disambut” oleh Turki dalam perjalanannya; oleh perintah dari Barat dan di bawah mata melihat dunia. PKK, Hizbullah dan sejenisnya, yang pernah dikhawatirkan para musuh pada apa yang -disebut daftar teroris oleh Barat, sekarang didukung secara terbuka atau sembunyi-sembunyi, langsung atau tidak langsung. Dan, paling tidak, perbatasan dijadikan terbuka bagi mereka; sementara perbatasan itu ditutup untuk setiap Mujahid yang ingin membela umat.

Kita melihat hal ini dengan jelas di Lebanon dan negara-negara Islam lainnya di Timur Tengah. Milisi Syiah Hizbullah bepergian secara terbuka dari Libanon ke Suriah, untuk bergabung dengan gerombolan pembantai milik Bashar Al-Assad, tanpa hambatan apapun yang berarti! Namun Muslim Sunni (dari Lebanon dan negara-negara lain) ditolak dari bergabung dengan Mujahidin di Suriah. Milisi Syiah melakukan perjalanan secara terbuka dalam jumlah besar dari Irak, Lebanon, Yaman, Afghanistan dan Iran, menuju Suriah untuk melakukan pekerjaan kotor rezim Assad. Pengawal Revolusi Iran telah secara terbuka berperan langsung dalam ketentaraan Suriah, ini tidak tertutup bagi siapa saja. Namun, Anda tidak mendengar Barat dan masyarakat internasional mengeluh tentang hal ini! Semua anak panah menunjuk ke arah Muslim Sunni yang ingin membantu dan melindungi warga sipil Suriah yang tidak bersalah.

Syiah Houthi milisi menyerang kota-kota di Yaman, mereka mengambil alih ibukota Sana'a, mengepung istana presiden, “menendang” keluar mantan presiden Yaman Abd Rabb Mansur Hadi, dan menempatkannya di bawah tahanan rumah. Kemunculan awal Houthi di Yaman hampir tidak disebutkan di media-media Barat, sedangkan munculnya Mujahidin di Irak dan Suriah dimasukkan ke dalam sorotan besar. Sampai pemberontak Syiah Houthi berhasil melancarkan kudeta mereka di Yaman, tanpa perlawanan yang berarti dari tentara Yaman, dan di depan mata seluruh dunia yang mengantuk. Dunia Arab dan Barat menyaksikan bagaimana milisi Syiah Houthi menguasai Yaman, dan semua yang mereka bisa lakukan adalah mengajak untuk negosiasi perdamaian. Mengapa kita melihat sikap acuh tak acuh ini ketika milisi Syiah bergerak maju, tetapi seluruh dunia terjatuh tumpang tindih untuk melakukan intervensi militer manakala Mujahidin sunni membebaskan (kota-kota di) negara mereka?

Bayangkan seandainya yang melakukan kudeta di Yaman itu adalah Al-Qaedah dan Ansar As-Syariah, akan berapa banyak negara yang berkumpul dalam sebuah koalisi melawan mereka? Ketika Al-Qaedah dan Ansar As-Syariah mengambil alih kota-kota Yaman Adan dan Abyan pada tahun 2012, dan mengaturnya secara sebagian dengan Syariah, pasukan Yaman seluruhnya berkumpul melawan mereka dengan semua dukungan internasional dan bantuan yang bisa mereka dapatkan! Tapi sekarang mereka (militer Yaman) dengan sabar menonton, seperti halnya seluruh dunia, bagaimana para pemberontak Houthi secara nyata mengambil alih Yaman, tanpa tentara Yaman dan seluruh dunia bergerak walaupun hanya seperti jari. Kami bahkan melihat AS melakukan serangan udara terhadap Al-Qaedah dan anggota Ansar As-Syariah, bersama dengan suku-suku Sunni di Yaman, sementara mereka berjuang melawan milisi Houthi. Serangan udara yang tampaknya dikoordinasikan dan disesuaikan waktunya dengan pemberontakan Houthi, di kota-kota seperti Radaa. Serangan udara yang -paling tidak, sangat selektif dan bias. Hal ini menjadi semakin jelas bahwa Syiah diambil sebagai sekutu bayangan oleh Barat di Timur Tengah.

Ketika AS menginvasi Afghanistan mereka mengambil Syiah Aliansi Utara sebagai sekutu utama mereka di darat. Ketika AS menginvasi Irak mereka mengambil Syiah dari Irak dan Iran sebagai sekutu utama mereka di darat. Sekarang kita lihat Syiah di Irak menjadi satu lagi sekutu penting Barat dalam perang koalisi melawan (tandzim) IS/ISIS/Da`isy. Iran juga mulai melangkah keluar dari bayang-bayang; mereka secara terbuka melakukan serangan udara di Irak; mereka telah diberi peran langsung dalam koalisi internasional melawan (tandzim) IS/ISIS/Da`isy. AS bahkan tampaknya telah benar-benar lupa sengketa media mereka –yang diperbesar atas program nuklir Iran. Dan kita tidak mendengar Israel mengeluh tentang hubungan baru yang nyaman antara AS dan Iran. Semua omelan permusuhan terhadap Iran tiba-tiba hilang .. Jadi, bukan paranoid untuk mengasumsikan bahwa AS diam-diam bekerja sama dengan (Alawit) Syiah di Suriah dan (Zaidi) Syiah di Yaman; di bawah payung Persia-Sawafi di Iran. Sayangnya, banyak propaganda-keliru ummat Islam yang hanya peduli tentang ancaman Salafi Arab Saudi, sedangkan mereka benar-benar ceroboh tentang ancaman Safawi Iran -sementara kedua negara terlibat dalam proyek korupsi di Timur Tengah. Kecerobohan mereka tentang ancaman Safawi adalah akar penyebab pemberontakan Syiah di negara-negara Sunni.

Kita sering mendengar orang-orang Muslim yang naif dan bingung, terutama di Barat, yang sebagian besar terkena propaganda yang diilhami konspirasi kegilaan, mengulang omong kosong bahwa Mujahidin dibiayai oleh negara-negara Teluk. Sementara permusuhan bersama mereka jelas bagi siapa pun walau yang berwawasan sedikit. Selain fakta bahwa negara-negara Teluk berulang kali telah terbukti menjadi sekutu paling setia dari Barat, dalam perang melawan Mujahidin (War on Terror). Kami bertanya-tanya mengapa kita masih tidak mendengar ummat Islam yang bingung mengeluh tentang milisi Syiah Houthi di Yaman, atau milisi Syiah (Hizbullah) di Suriah, atau Tentara Syiah Irak; yang semuanya secara terbuka didukung dan dibiayai oleh Iran!

Ini harus jelas bagi semua orang bahwa rezim-rezim Arab di negara-negara Sunni terdiri dari rezim boneka tirani berbahaya dan korup. Rezim ini tidaklah hanya melindungi kepentingan neo-kolonial Barat di wilayah tersebut. Hal ini juga mulai menjadi jelas bagi semua orang bahwa negara-negara ini, termasuk negara-negara Teluk, yang mengaku sebagai lawan agama dan politik sengit Syiah, namun berkolusi dengan Syiah terhadap Ahlus Sunnah. Kita melihat Arab Saudi dan negara Teluk lainnya secara terbuka membantu rezim Syiah di Irak dengan serangan udara pada Muslim Sunni sesama mereka; baik dalam kerja sama militer langsung atau tidak langsung dengan Iran. Bagaimana mungkin rezim negara Sunni, yang mengaku sebagai penentang Syiah, melakukan serangan udara pada Muslim Sunni di Irak dan membantu rezim Syiah tirani? Bahkan tampaknya bahwa para pemberontak Syiah Houthi di Yaman secara tidak langsung didukung oleh Arab Saudi; melalui mantan presiden Yaman Ali Abdullah Salah; yang setelah kejatuhannya mencari suaka di Arab Saudi. Dimana ia diterima dengan tangan terbuka seperti pendahulunya, si tiran Zine El Abidine Ben Ali, mantan presiden Tunisia. Ali Abdullah Salah sedang mencoba untuk menggunakan pengaruh politik dan tekanan pada Yaman dengan mengerahkan dan mendukung pemberontak Houthi, dan dia melakukannya di bawah pengawasan dari Arab Saudi!

Mereka membuat makar tapi Allah pun membuat makar juga. Setelah pemberontakan Houthi beberapa suku Sunni di Yaman telah bergabung dengan Al-Qaedah, yang sebelumnya tidak mendukung Al-Qaedah. Peristiwa seperti ini penuh dengan hikmah. Pemberontakan Houthi, dan kekejaman rezim Assad misalnya, mendorong umat Islam ke dalam barisan Mujahidin! Al-Qaedah berhasil mempersenjatai suku-suku Sunni di Yaman Al-Hamdulilaah, dalam perjuangan bersama melawan Houthi dan boneka-rezim korup Yaman. Ini adalah masa depan Jihad; Jihad yang dibagi oleh seluruh umat melawan musuh kita bersama. Berbeda dengan “Jihad” eksklusif IS/ISIS/Da`isy yang melucuti suku-suku besar Sunni di Suriah dan Irak. Yang akan membuat kaum muslimin tak berdaya melawan musuh-musuh umat ini dikala tandzim IS menarik diri dari daerah tersebut.

Di mana rezim-rezim Arab yang sekarang membantu Syiah di Irak ketika umat Islam di Gaza dibom dan dibunuh secara brutal oleh Zionis? Di mana mereka ketika minoritas Muslim di Burma (Myanmar) dibantai dan dibakar oleh umat Buddha? Di mana mereka ketika umat Islam di Suriah dibantai oleh rezim Assad yang haus darah? Sementara puluhan ribu Muslim dibantai di Suriah, rezim ini tidak hanya tinggal diam, ini sudah cukup munafik, tetapi mereka bahkan memutuskan mendukung koalisi Barat di Utara Mali dengan alasan membebaskan ummat Islam dari -yang disebut penindasan kaum ekstrimis yang meluas. Apakah mereka bercanda? Di mana rezim ini ketika umat Islam di Republik Afrika Tengah menjadi korban dari pembersihan etnis? Hal ini juga terjadi di Afrika, atau apakah mereka hanya tahu rute ke Utara Mali? Selain itu, jika mereka menyerbu Utara Mali karena yang -disebut Muslim ekstremis menindas orang-orang lokal, lalu mengapa mereka tidak menyerang Utara Nigeria dimana (nyata!) ekstremis dari kelompok sektarian Takfiri Boko Haram menewaskan ribuan warga sipil Muslim yang tidak bersalah? Apakah kejahatan perang tersebut tersembunyi bagi mereka? Atau ekstrimisme Islam, radikalisme dan terorisme hanya alasan-label yang digunakan ketika mereka cocok? Semua pertanyaan ini adalah tentu saja retoris, kita tahu alasan sepenuhnya dengan baik.

Pertempuran di Kobani mendapatkan liputan media yang berlebihan. Tapi di manakah cakupan ini saat mengenai ratusan dan ribuan korban di Suriah, yang terkubur setiap hari di bawah bom barel Bashar Assad di kota-kota seperti Douma? Atau apakah Kobane hanya digunakan untuk mengalihkan perhatian dunia dari kejahatan perang ini? Sehingga dunia akan melupakan senjata kimia yang digunakan di Ghouta, yang menewaskan lebih dari 1.700 warga sipil Suriah hanya dalam satu kali serangan? -Disebut garis merah yang digambar oleh Obama .. Beberapa bulan sebelum Kobani diserang PBB secara resmi memutuskan dan mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi menghitung korban perang di Suriah. Kehidupan warga Muslim bahkan tidak layak bagi sebuah statistik sederhana untuk mereka! Di Kobani, meskipun demikian, kami harus percaya bahwa Barat benar-benar khawatir tentang warga sipil? Siapa yang masih mereka bodohi? Dimana Barat ketika milisi Syiah Hizbullah menyerang Qusayr misalnya? Apakah ada yang ingat Qusayr? Apakah ada yang mendengar tentang hal itu sama sekali?

Lebih jauh lagi, kami bahkan melihat standar ganda mereka ketika kejahatan yang berlangsung tetap persis sama, dan hanya korbannya saja yang berubah; dalam hal ini korbannya menjadi Muslim Sunni. Kami tidak mendengar Barat ketika kelompok IS/ISIS/Da`isy menyerang dan mencaplok beberapa kota Sunni di Suriah, termasuk Deir Zor dan Bukamal, membunuh banyak Muslim dan menganiaya warga yang tidak bersalah. Bandingkan perhatian media dan politik akan serangan terhadap Kurdi di Kobani, dengan perhatian pembantaian masal suku Sheitaat di Deir Zur oleh IS. Sedangkan IS sangat jelas sebagai pelaku dalam kedua kasus tersebut (Kobane dan Deir Zur); hanya korban saja yang berubah. Ketika kelompok IS menyerang beberapa kota dan desa-desa Sunni di Suriah dan Irak, membawa mereka dengan paksa, Barat dan seluruh dunia terus duduk diam. Selama Muslim adalah korban tidak ada masalah. Tapi ketika IS mengejar-ngejar kaum Yazidi dan Kristen, dan menyerang orang-orang Kurdi di Irak dan Suriah, Barat tidak lagi bisa menonton dan tinggal diam lagi ..

 

Faris | Jurniscom

Sumber : http://justpaste.it/jnkl

Front Anti Pemurtadan Bekasi Adakan Kajian Umum : “Zionisme Kristen Mencengkram Indonesia”

BEKASI (Jurnalislam.com) – Zionisme Kristen adalah suatu keyakinan di antara orang-orang Kristen bahwa kembalinya orang-orang Yahudi ke Tanah Perjanjian, dan pembentukan dari negara Israel pada tahun 1948 adalah sesuai dengan nubuat Alkitab. Mereka meyakini bahwa berkumpulnya orang-orang Yahudi di Israel adalah suatu prasyarat untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus.Ide bahwa orang Kristen harus secara aktif mendukung kembalinya orang-orang Yahudi ke Tanah Israel, bersamaan dengan ide paralel bahwa orang Yahudi harus didorong untuk menjadi Kristen, sebagai sarana pemenuhan nubuat Alkitab telah umum di kalangan Protestan sejak Reformasi.

Zionisme Kristen dikenal di Amerika dengan Kristen Evangelis. Kristen Evangelis merupakan sekte Kristen paling besar dan berpengaruh di Amerika. Kristen Evangelis adalah penyokong utama Zionisme di dunia ini. Hal tersebut terungkap melalui sebuah saluran televisi Amerika, salah satu program acaranya bernama Viceyang menyelidiki perihal keterlibatan Kristen Evangelis dalam Penjajahan Zionis terhadap Palestina.Kristen Evangelis menyeru kepada sesama Kristen lainnya agar mendukung Zionisme dan Penjajahan Zionis atas Palestina, bagi mereka penjajahan ini (pengusiran, penguasaan, dan pembunuhn) ialah sesuatu yang pantas bagi Palestina.

Injil yang mereka gunakan adalah Injil Scofield (Dibuat oleh Cyrrus Ingerson Scofield, lahir 19 Agustus 1843). Dia veteran perang saudara Amerika dan sama sekali bukan ahli agama, pastor, atau pun sarjana.Scofield tak lebih dari seorang petualang yang pintar berbicara dan mudah meyakinkan orang.Tipikal orang seperti inilah yang kemudian dirasa cocok oleh Konspirasi Zionis untuk menjalankan misinya mengubah penafsiran umat Kristen terhadap Alkitab.

Penafsiran Injilmodel seperti ini yang diproduksi di Amerika dan telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Model penafsiran yang menjadikan orang Kristen menjadi pendukung Israel. Dari sinilah kaum Injili masuk ke Indonesia. Kebanyakan pro-Israel karena panutannya Billy Graham—seorang tokoh yang sangat dihormati di kalangan gereja Injili/evangelical. Gereja-gereja mainstream Indonesia yang bersifat ekumenis—misalnya GKJ, GKI, HKBP, GPIB memang tidak termasuk Injili. Hanya sayang, di gereja pendetanya lulusan sekolah teologi mainstream—STT Jakarta, Universitas Kristen Duta Wacana misalnya—tidak mungkin mereka memiliki pandangan literer terhadap Alkitab, jemaatnya punya pandangan lain. Kita dapati di antara warga gereja mainstream Indonesia secara teologis pandangan tentang Israel sama dengan pandangan kaum Injili.

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana gerakan Zionis Kristen di Indonesia, maka kita perlu melakuan pengkajian dengan tiga sub pembahasan;

pertama, Adakah hubungan gerakan kristenisasi di Indonesia dengan Zionis Kristen di Amerika;

kedua, Bagaimana pergerakan kristenisasi melalui politik polarisasi sebagai alat untuk mencengkram Indonesia;

Ketiga, fakta-fakta pergerakan kristensisasi di Indonesia dari berbagai sudut.

Untuk mengupas tiga sub pembahasan tersebut In Syaa Allah panitia Kajian Umum menghadirkan  nara sumber :

  1. Bapak Ust. Artawijaya akan  membahas adakah hubungan gerakan kristenisasi di Indonesia dengan Zionis Kristen di Amerika?
  2. Bapak Ust. Alfian Tanjung akan membahas bagaimana pergerakan kristenisasi melalui politik polarisasi sebagai alat untuk mencengkram Indonesia?
  3. Bapak Ust. Abu Deedat akan membahas fakta-fakta pergerakan kristensisasi di Indonesia dari berbagai sudut.

Kajian Umum tersebut akan di selenggarakan pada hari Ahad, 1 Maret 2015, Pukul 13.00 – 15.00 di Masjid Islamic Center Kota Bekasi.

 

Deddy | Jurniscom

Para Pedagang Kayu di Gaza Diinterogasi Intelijen Zionis Terkait Terowongan

GAZA (Jurnalislam.com) – Media Palestina menyebutkan, aparat intelijen internal zionis “Shin Bet” baru-baru ini memanggil sejumlah pedagang kayu di Gaza, dan menginterogasi mereka untuk mendapatkan informasi terkait identitas pejuang perlawanan Palestina yang membuat terowongan.

Para pedagang kayu dipanggil ke perlintasan Bet Hanun, Gaza Utara, mereka ditanyai beberapa soalan seputar identitas pelanggan yang membeli kayu dari mereka.

Para pedagang sepakat memberikan jawaban yang sama, bahwa pembeli mereka adalah para pemilik perusahaan dan mereka yang berbisnis perkayuan.

Aparat inteljen zionis memfokuskan pertanyaan apakah kayu yang mereka jual dibeli Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas maupun wakilnya, dan para pedagang sepakat menyanggah hal tersebut.

Para pedagang mendapatkan ancaman dari aparat intelijen zionis, agar tidak menjual kepada Brigade Al-Qassam atau faksi perlawanan Palestina lainnya, jika ingin tetap diijinkan membawa kayu lewat perlintasan Bethanun.

Komandan militer zionis di kawasan selatan, Sami Trujman mengatakan, “Hamas kembali membangun kekuatan militer mereka sama seperti sebelum perang Gaza, dan memperbaiki terowongan yang rusak.

Pasukan zionis beberapa waktu lalu menangkap para pedagang Palestina di perlintasna Bethanun, terutama mereka yang memiliki ijin khusus yang disetujui intelijen zionis.

Terowongan perlawanan Palestina memiliki peran penting dalam perang Gaza terakhir, digunakan untuk menyerbu ke markas musuh, dan menyerang pasukan zionis dalam jumlah besar, juga untuk menembakan roket dan rudal, dan tempat bersembunyi dari pesawat pengintai zionis.

 

 Deddy | Infopalestina | Jurniscom

Serangan Martyr IIA Hantam Konvoi Pasukan AS-NATO di Kabul, 5 Tewas

KABUL (Jurnalislam.com) – Al Emarah News mengatakan, “Setidaknya lima pasukan aggressor asing termasuk  pasukan Amerika tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam  serangan martir terhadap konvoi militer pasukan AS-NATO di jantung kota Kabul, ibukota Afghanistan”.
 
Serangan pagi hari dilakukan oleh  seorang Mujahid dari  Unit martir Imarah Islam Afghanistan, Muhammad Nabi Anas, yang berasal dari provinsi Paktia mengarahkan  mobil Corolla nya penuh dengan bahan peledak ke konvoi militer AS-NATO di Wazir Akbar Khan wilayah kota Kabul , berhasil menghancurkan dua kendaraan dan  membunuh 5 agresor asing, termasuk pasukan  Amerika, wartawan Al-Emarah melaporkan, Kamis (26/02/2015).
 
Operasi mujahidin IIA Kamis pagi itu tidak ditujukan pada kedutaan negara atau karyawan kedutaan.

 

Deddy | Shahamat | Jurniscom

 

Hujan Es Berukuran Besar Turun di Kawasan Bandung Timur

BANDUNG (Jurnalislam.com) – Hujan es melanda kawasan Bandung Timur, Kamis (26/2/2015). Sekitar pukul 15.00 WIB hujan lebat disertai angin kencang turun di wilayah Bandung Timur.

"Hujan es-nya kurang lebih sekitar 20 menitan, selanjutnya hujan biasa," kata Komala, warga Cibiru, Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Ukuran yang turun kali ini cukup besar, berbeda dengan hujan es yang kerap turun di daerah Bandung sebelumnya.

"Ukurannya besar-besar, segede batu akik," lanjut komala.

Tidak ada yang sulit bagi Allah SWT, cuaca Bandung cerah sejak pagi hingga siang hari. Namun awan hitam mulai terlihat mulai pukul 14.30 WIB, seketika hujan lebat disertai petir dan angin kencang, lalu butiran es berukuran cukup besar pun berjatuhan. Subhanallah…

Ally | Jurniscom

Ratusan Massa GMJ Datangi DPRD DKI Jakarta Dukung Hak Angket Lengserkan Ahok

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Siang ini, Kamis (26/2/2015) ratusan massa dari Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) mendatangi Gedung DPRD DKI Jakarta Jl. Kebon Sirih, Jakarta Pusat untuk mendukung penyusunan Hak Angket & Hak Interpelasi guna memberhentikan Ahok dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.  

Pimpinan aksi KH. Endang menegaskan bahwa dirinya mendukung penuh hak angket DPRD DKI Jakarta untuk melengserkan Ahok.

"Ahok sudah menyakiti umat Islam, sudah berani kutak-kutik masalah syariat Islam. Itu yang sekarang umat Islam lagi lawan dia. Makanye kita dukung penuh hak angket," tegas ketua ketua Forum Betawi Bersatu (FBB) kepada wartawan di sela-sela aksi.

Massa GMJ yang terdiri dari 99 ormas di Jakarta itu sejak pukul 10.00 WIB mulai memenuhi area depan Gedung DPRD. Mereka membawa spanduk bertuliskan "Gue gak mau tau, yang penting Ahok Turun..!!". Namun, Gubernur tandingan KH. Fachrurozi yang dilantik GMJ beberapa waktu lalu tidak nampak dalam aksi itu.

Setelah KH. Endang mewakili GMJ masuk ke dalam gedung DPRD untuk memberikan dukungan tertulis, massa kemudian membubarkan diri.

Rapat paripurna pengesahan pengajuan hak angket DPRD DKI Jakarta dijadwalkan akan berlangsung siang ini pukul 14.00 WIB.

Hak angket DPRD yang ditandatangani oleh 95 dari 106 anggota DPRD itu digalang setelah Ahok menuding oknum DPRD mengalihkan alokasi anggaran sebesar RP 12,1 triliun untuk DPRD DKI.

Reporter : Ridwan | Editor : Ally | Jurniscom

Menangis saat Bacakan Putusan PPP, Hakim Teguh : "Umat Islam itu harus bersatu, bukan bercerai berai"

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Majelis hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta mengabulkan gugatan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Suryadharma Ali. 

Putusan tersebut membatalkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM yang mengesahkan pengurus PPP hasil Muktamar Surabaya yang dipimpin M Romahurmuziy.

Suasana putusan cukup mengharukan. Majelis hakim PTUN Teguh Satya Bhakti menitikan air mata saat membacakan Surat Keputusan Menkumham. 

Sambil mengutip ayat Alquran yang berisi tentang larangan perpecahan bagi umat Islam, hakim Teguh menyampaikan keutamaan persatuan bagi umat Islam.

Melihat hakim Teguh mengeluarkan air mata dalam persidangan, seorang staf PTUN Jakarta yang berdiri di belakang deretan kursi majelis hakim memberikan tisu. 

Di sela-sela pembacaan putusan itu, hakim Teguh sempat menghela nafas. "Umat Islam itu harus bersatu, bukan bercerai berai," katanya sambil sesekali menyeka air mata.

Ally | SindoNews | Jurniscom

Siswa MAN Cipasung Kumpulkan "Koin untuk Australia"

TASIKMALAYA (Jurnalislam.com) – Siswa kelas 10 dan kelas 11 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cipasung Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, turut mengumpulkan koin untuk melawan kepongahan Perdana Menteri Australia, Tony Abbot, yang menghubungkan bantuan bencana tsunami Aceh dengan hukuman mati warga Australia.

Beberapa murid masuk ke tiap kelas sambil membawa dus bertuliskan “Koin untuk Australia”. Satu per satu siswa memasukkan uang receh ke dalam dus tersebut. Dalam waktu tak lama, para siswa berhasil mengumpulkan uang receh ratusan ribu rupiah.

Kepala MAN Cipasung, Ida Nurhalida, menjelaskan, aksi itu sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah RI agar tidak terpengaruh oleh negara luar dalam penegakkan hukum.

“Uang ini rencananya akan kami serahkan kepada pemerintah daerah untuk menyampaikannya ke pemeritah pusat, dan diberikan kepada kedutaan besar Australia,” ujarnya, Rabu (25/2/2015).

Ia menambahkan, Australia pernah memberikan bantuan kepada sejumlah madrasah aliyah di Kabupaten Tasikmalaya dalam program peningkatan mutu madrasah tsanwiah melalui program AusAID.

Ally | initasik | Jurniscom

Organisasi Yahudi asal Austria Tayangkan Film Dokumenter Anti Israel

WINA (Jurnalislam.com) –  Sebuah organisasi Yahudi independen di Ibukota Austria Wina menayangkan sebuah film dokumenter anti entitas Zionis Israel penjajah. Film itu mengungkap kejahatan-kejahatan yang digelar oleh penjajah dan pembantaian yang dilakukannya terhadap bangsa Palestina.

Organisasi independen yang menamakan diri Perempuan Bersorban Hitam ini menayangkan film itu di kantor pusatnya di Wina malam Rabu kemarin  dengan judul “Di Sisi Jalan” produksi warga keturunan Yahudi Lia Tracansky. Isi film itu berupa gambaran negative tentang sejarah entitas zionis.

Dengan berani film ini mengungkap sejarah kelam Israel terutama terkait bencana Nakba Palestina di tahun 1948 dimana digambarkan bagaimana mafia dan organiasi-organisai zionis menghancurkan desa-desa dan kota Palestina dan membantai, membunuh dan menyembelih warga Palestina serta mengusir ratusan ribu dari mereka.

Film ini membiarkan para ‘bintangnya’ dari kalangan Israel dan warga Arab (Palestina) berbicara tentang diri mereka di siang bolong; di antaranya Eitan Bronstein, kepala organisasi Zocor (non pemerintah), Khalil Abu Hamdah, pengungsi Palestina dan Amnon Naimon, serdadu Israel.

Film ini menayangkan sisi pandangan berbeda baik dari kalangan Palestina yang menegaskan hak mereka terhadap tanah Palestina dimana mereka diusir dari sana di tahun Nakba juga dari pandangan Zionis yang terbelah antara pendukung hak Palestina dan penentangnya.

Scene sejarah juga ditayangkan oleh film ini di tahun Nakba, perkembangan politik terkair konflik selama 67 tahun, puluhan peristiwa pembantaian beringas, perampasan terhadap warga Palestina, penghancuran lebih dari 500 desa dan penghancuran kota-kota Palestina utama dan diubah menjadi kota Yahudi. Sebagian besar warga baduwi Palestina yang hidup di Neveg yang diusir juga ditayangkan dalam film ini. Bahkan juga ditayangkan usaha penghancuran identitas Palestina, penghapusan nama-nama geografis Arab dan diubah menjadi nama ibrani, penghancuran symbol Arab menjadi symbol Yahudi.

Sementara itu, produser film ini, Lia Trancansky menegaskan kepada kantor berita Turki Anadolu bahwa pesannya dalam film ini bertujuan agar warga Eropa bertanggungjawab membentuk opini dan orientasi apa yang terjadi di sana yakni tindakan Israel terhadap bangsa Palestina.

Lia merasa tanggunjawab utamanya sebagai produser adalah menjelaskan apa yang terjadi di lapangan realita atas kasus ini. “Film ini tidak berhenti kepada kejadian nyata di dalamnya namun justru ini awal mula dari segalanya. Israel bukan negara demokrasi sebagaimana klaimnya. Rasisme dan diskriminatif yang ditempuh Israel terhadap Yahudi barat dan yahudi timur dimana Yahudi barat mendapatan perlakuan istimewa dalam segala bidang.” Tegas Lia.

 

 Deddy | Infopalestina | Jurniscom