Aung San Suu Kyi Memohon Oposisi Tandatangani Gencatan Senjata

Aung San Suu Kyi Memohon Oposisi Tandatangani Gencatan Senjata

MYANMAR (Jurnalislam.com) – Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi pada hari Ahad (12/02/2017) memohon kelompok oposisi bersenjata menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah saat negara berjuang untuk mengakhiri perang, Anadolu Agency melaporkan.

Counsellor Negara Aung San Suu Kyi meminta organisasi etnis bersenjata untuk bergabung dengan proses perdamaian dengan menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (the Nationwide Ceasefire Agreement-NCA), yaitu kesepakatan damai bersejarah antara pemerintah sebelumnya dan delapan dari 15 kelompok oposisi yang diundang pada tahun 2015.

“Saya sekali lagi akan mendesak kelompok oposisi etnis menandatangani NCA dan bergabung dengan pembicaraan damai,” katanya dalam pertemuan dengan perwakilan etnis di sebuah kota kecil Panglong di negara bagian Shan yang bergolak untuk menandai the 70th Myanmar Union Day.

Pada 12 Februari, 1947, pahlawan kemerdekaan Myanmar Jenderal Aung San (mendiang ayah Aung San Suu Kyi) dan perwakilan dari berbagai kelompok etnis menandatangani perjanjian bersejarah di Panglong, sekitar 800 km dari timur laut kota terbesar di negara itu, Yangon, untuk mengklaim kemerdekaan dari penjajah Inggris.

Sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948, Myanmar (kemudian menjadi Burma) telah mengalami konflik bersenjata yang melibatkan kelompok oposisi etnis lebih dari setengah abad.

Menggantikan junta militer pada tahun 2011, pemerintahan mantan Presiden Thein Sein memulai pembicaraan damai dengan kelompok oposisi, dan melahirkan NCA. Namun, beberapa kelompok kelompok oposisi utama menahan diri.

Myanmar masih menyaksikan beberapa pertempuran sengit antara kelompok kelompok oposisi tertentu dan militer meskipun pemerintah sipil yang dipimpin Kyi Suu mengambil alih kekuasaan pada Maret 2016.

Pada hari Ahad, seorang pejabat dari kelompok penandatangan NCA mengatakan kepada Anadolu Agency melalui telepon bahwa diharapkan akan ada lebih banyak lagi kelompok oposisi yang menandatangani perjanjian damai bulan ini.

“Kami berharap sekitar dua kelompok menandatangani NCA dan bergabung dengan konferensi perdamaian bulan ini,” kata Khun Okka, pemimpin Organisasi Pembebasan Nasional Pa-O (the Pa-O National Liberation Organization-PNLO).

Dia menolak menyebutkan nama kelompok.

Myanmar akan mengadakan pertemuan kedua the Union Peace Conference pada 28 Februari.

Bagikan