AS Tidak akan Rilis Teks Kesepakatan Gencatan Senjata Suriah dengan Rusia

AS Tidak akan Rilis Teks Kesepakatan Gencatan Senjata Suriah dengan Rusia

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – AS tidak akan merilis teks lengkap kesepakatan baru dengan Rusia mengenai gencatan senjata di Suriah, Departemen Luar Negeri, Kamis, lansir World Bulletin Jumat (16/09/2016).

“Kesepakatan baru berhasil dicapai setelah pengaturan bilateral AS-Russia,” menurut juru bicara Mark Toner. “Kesepakatn itu menangani isu-isu sensitif yang kami percaya, jika dipublikasikan, bisa berpotensi disalahgunakan untuk disalahartikan atau digunakan oleh… pihak yang saya tahu pernah dibicarakan oleh Sekretaris John Kerry.”

Toner menambahkan bahwa mempublikasikan teks juga dapat menempatkan kelompok oposisi beresiko, menyiratkan bahwa mungkin nama dan lokasi mereka ditentukan dalam teks.

Yang diketahui tentang kesepakatan itu adalah bahwa kelompok-kelompok oposisi Suriah moderat dan rezim Suriah akan memiliki tujuh hari kasasi pertempuran dan semua pihak di Suriah akan memungkinkan akses bantuan kemanusiaan menjangkau daerah-daerah yang terkepung.

Meskipun para pejabat AS mengatakan perjanjian telah dicapai, mereka mengakui bahwa bantuan kemanusiaan belum berhasil menjangkau daerah-daerah yang terkepung dan menyalahkan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad atas keterlambatan.

“Meskipun kita akan melihat kemajuan yang berkaitan dengan situasi keamanan di tanah di Suriah, kami belum melihat perbaikan yang sesuai dalam aliran bantuan kemanusiaan. Dan hambatan utama adalah rezim Assad,” kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.

Dia menuduh Rusia gagal menggunakan pengaruhnya atas Assad untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan bergerak ke daerah-daerah yang terkepung.

“Ada ratusan ribu, jika tidak bisa disebut jutaan, warga Suriah, yang berada dalam situasi putus asa. Dan sekarang, truk yang bisa membawa mereka menyelamatkan nyawa berhenti di sisi perbatasan yang salah,” tambahnya.

Menurut pejabat AS, jika Rusia dan rezim memenuhi kewajiban mereka berdasarkan pengaturan, Washington dan Moskow akan mengadakan pembicaraan bilateral tentang kerja sama militer potensial terhadap Jabhat Fath al-Syam dan kelompok Islamic State (IS).

Toner mengatakan bahwa pemerintahan AS telah melakukan yang terbaik untuk menjawab pertanyaan mitra dan media sehubungan dengan kesepakatan.

Pejabat AS dan Kelompok Internasional Pendukung Suriah (the International Syria Support Group) akan merinci kesepakatan pekan depan di sela-sela pertemuan tahunan Sidang Umum PBB, tambahnya.

The International Syria Support Group termasuk Turki, Arab Saudi, Cina, Jerman, Prancis, Iran, serta beberapa negara Eropa dan Arab, dan Liga Arab dan Uni Eropa.

 

Bagikan