AQAP Meningkatkan Eskalasi Serangan di Yaman, Menargetkan Duta Besar AS

YAMAN (jurnalislam.com) – Belum ada indikasi menurunnya aktifitas Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) di Yaman meskipun pada 7 November telah dibentuk kabinet baru dalam upaya meredakan kebuntuan politik yang sedang berlangsung di negeri tersebut.

Para pemberontak Houthi, Syiah Zaidi yang berasal dari Yaman utara, berdatangan dari benteng mereka di provinsi Sa'ada untuk mengambil alih Amran pada bulan Juli dan menyerbu ibukota Yaman pada akhir September. Sejak itu, AQAP menyatakan perang terbuka terhadap pemberontak Syiah Houthi dan meningkatkan serangannya  mengimbangi kemajuan militer pemberontak Syiah ke selatan.

Kabinet Yaman yang baru terbentuk, yang juga mencakup perwakilan Syiah Houthi, melakukan upaya-upaya baru untuk mengatasi krisis yang dihadapi Yaman saat ini dan untuk menciptakan pemerintahan yang berfungsi yang dapat mengembalikan suasana damai di negara itu. Namun, pada akhir pekan lalu, AQAP melakukan serangkaian serangan yang menargetkan petinggi di Yaman tengah dan timur, termasuk sebuah serangan yang menargetkan Duta Besar AS Matthew H. Tueller. Serangan tersebut menunjukkan bahwa solusi politik untuk krisis Houthi tidak akan mudah diterjemahkan menjadi berkurangnya bentrokan antara pemberontak Syiah Houthi dan AQAP.

 

AQAP mengklaim bahwa sedikitnya 25 pasukan Houthi terbunuh pada 7 November dalam pertempuran yang dimulai pagi sebelumnya pukul 10.00 WIB di provinsi Ibb. Sebuah pernyataan yang dirilis oleh AQAP ini menunjukkan bahwa pertempuran dimulai ketika sekitar 500 pasukan pemberontak Houthi menuju wilayah Najd al Adan di provinsi Ibb. Mujahidin AQAP dilaporkan menembaki pasukan Syiah Houthi saat mereka meninggalkan jalan utama di daerah tersebut, yang mengakibatkan terbunuhnya 25 pasukan Syiah Houthi. AQAP mengklaim bahwa tidak ada pejuangnya yang terluka dalam serangan tersebut.

Di provinsi Bayda, lokasi bentrokan Syiah Houthi – AQAP telah berlangsung selama hampir satu bulan, AQAP melakukan serangan istisyhad terkoordinasi yang merenggut "puluhan" nyawa pasukan Syiah Houthi. Serangan awal, dilakukan oleh Mu'adz al Khawlani menggunakan kendaraan yang membawa alat peledak rakitan (VBIED), menargetkan pusat kesehatan di wilayah Manasye kota Radaa pada pukul 1:00 tengah malam pada 8 November saat sekitar 70 Houthi berkumpul di sana.

Bersamaan dengan serangan istisyhad di pusat kesehatan tersebut, AQAP melakukan tiga serangan istisyhad di sekolah lokal (yang juga terletak di Manasye) yang digunakan sebagai tempat berkumpul dan gudang senjata oleh Houthi. Menurut pernyataan yang dirilis pada hari yang sama, empat pejuang AQAP menyerbu sekolah dan segera bentrok dengan pasukan pemberontak Syiah Houthi di sana. Awalnya mujahidin AQAP meluncurkan rudal ke sebuah pos pemeriksaan Houthi di depan sekolah yang dijadikan markas militer dan kemudian meledakkan sabuk istisyhad-nya di tengah kerumunan Syiah Houthi, yang dengan seketika membunuh sekitar 25 orang. Dua pembom istisyhad lain juga meledakkan bom mereka tak lama setelah yang pertama, sedangkan penyerang AQAP keempat berhasil muncul tanpa cedera dari pertempuran di sekolah yang berlangsung selama sekitar 12 jam.

Di provinsi Hadramout timur, AQAP mengklaim bahwa mereka membunuh beberapa tentara pemerintah Yaman saat mereka mengendarai kendaraan militer di sepanjang jalan Shibam – Seyoun pada tanggal 8 November. Dalam pernyataannya AQAP mengatakan bahwa alat peledak rakitan (IED) mereka benar-benar menghancurkan kendaraan, menewaskan enam tentara dan melukai orang lain yang berada di dalamnya.

Pada tanggal 8 November, AQAP mengumumkan bahwa dua alat peledak rakitan  (IED) mereka yang telah ditanam di depan kediaman presiden Yaman, Abd Rabbo Mansour Hadi di Sana'a berhasil ditemukan sebelum mereka diledakkan. Pernyataan itu menjelaskan bahwa pejuang AQAP berniat untuk meledakkan IED saat duta besar AS Matthew H. Tueller meninggalkan kediaman Hadi. Tueller bertemu dengan Presiden Hadi pada 8 November di kediaman Sana'a selama lebih dari satu jam, dan pernyataan AQAP mengklaim bahwa bahan peledak tersebut ditemukan hanya beberapa menit sebelum duta besar keluar dari rumah presiden Yaman.

Pada 9 November, AQAP merilis sebuah pernyataan yang mengklaim sebuah ledakan yang terjadi pada 6 November di depan kediaman mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. Pernyataan itu menunjukkan bahwa mujahidin menanam dua IED di depan pintu masuk barat ke kediaman Saleh. IED tersebut diledakkan pada 6 November sekitar pukul 09:00, namun dalam pernyataannya AQAP tidak memberikan rincian tambahan tentang serangan tersebut.

AQAP juga mengklaim serangan di Sana'a pada 9 November yang menargetkan posisi militer Houthi di kota. Mujahidin AQAP dilaporkan menembaki sekelompok tentara Syiah Houthi yang sedang mengemudi truk militer di sepanjang jalan Zayed di Sana'a sekitar pukul 22:10 pada 9 November. Pernyataan AQAP yang dirilis di hari yang sama menunjukkan bahwa seluruh tujuh tentara Syiah Houthi di dalamnya tewas sebagai akibat dari serangan itu.

Serangan-serangan terbaru di Sana'a tersebut, terutama yang menargetkan duta besar AS dan mantan presiden Yaman, mengindikasikan tumbuhnya kemampuan operasional AQAP di seluruh Yaman. AQAP telah memanfaatkan kerusuhan politik dan militer saat ini di Yaman untuk menetapkan serangan mereka pada target politik tingkat tinggi, yang awalnya dimulai dari aksi pembunuhan yang menargetkan intelijen lokal-tingkat rendah dan personil militer. [ded412/ the long war journal]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.