Anies Tekankan Pentingnya Persatuan Bangsa di Ijtima Ulama MUI

Anies Tekankan Pentingnya Persatuan Bangsa di Ijtima Ulama MUI

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan kegiatan Ijtima Ulama akan menghasilkan optimalisasi fatwa untuk kemaslahatan bangsa Indonesia, kelak diikat simpulnya di Jakarta.

Hal ini, menurut dia, sejalan dengan ragam kegiatan kebangsaan Indonesia pra dan pascakemerdekaan yang banyak terjadi di Jakarta. “Di kota inilah simpul kebangsaan dan kenegaraan disusun serta diikat. Karena itu, Insya Allah nantinya Ijtima Ulama yang diselenggarakan ini akan memperkuat ikatan persatuan kesatuan bangsa Indonesia” kata saat memberikan sambutan selaku tuan rumah pada pembukaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII yang berlangsung di Jakarta, Selasa (9/11)

Di samping itu, Anies juga mengungkapkan saat bangsa Indonesia memutuskan bersatu, maka yang dipersatukan bukanlah asal-usul tetapi tujuan bersama.

Oleh sebab itu, dia berpandangan bahwa menjadi Indonesia adalah bersatu untuk mendapatkan kemerdekaan yang hakiki hingga pada akhirnya mampu meraih keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Kami sering menganalogikan menjadi Indonesia bukan sebuah percampuran, melainkan sebuah persenyawaan. Berbagai unsur bergabung membentuk unsur baru yang berbeda, sebagaimana hidrogen bertemu dengan oksigen, maka akan membentuk air,” kata Anies sembari menambahkan seringkali ketika kita melihat Indonesia lebih menekankan unsur-unsur bukan pada entitas barunya. Sehingga Bhinneka Tunggal Ika yang dilihat hanya keragaman bukan persatuannya.

Menurutnya yang paling penting dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kata Tunggal yaitu persatuan. Karena Bhinneka atau keragaman adalah ciptaan dan karunia Allah SWT yang harus disyukuri. Tetapi tunggal adalah ikhtiar manusia menjadi satu mensyukuri keragaman tersebut.

Dia menegaskan masyarakat Indonesia punya tanggung jawab untuk merawat agar Tunggal tersebut tidak hilang. Justru harus dirawat karena perbedaan keragaman adalah kodrat dan iradat dari Allah SWT.

“Sebab keragaman yang dirawat dalam persatuan itulah, pada akhirnya Ijtima Ulama berlangsung tanpa perlu ada penerjemah. Karena semua suku telah sepakat, satu bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia,” kata dia sembari menyampaikan selamat menjalani kegiatan yang amat mulia dan penting ini. Dia berharap mudah-mudahan yang menjadi fatwa nanti mampu mendorong kemajuan bagi umat dan bangsa.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.