Amerika Serikat Ketakutan jika Hayat Tahrir al Sham Mendominasi Provinsi Idlib

Amerika Serikat Ketakutan jika Hayat Tahrir al Sham Mendominasi Provinsi Idlib

SURIAH (Jurnalislam.com) – Amerika Serikat takut akan pengambilalihan provinsi Idlib barat laut yang dikuasai faksi-faksi oposisi terdiri dari mujahidin Suriah yang terkait dengan bekas afiliasi al-Qaeda akan memiliki konsekuensi serius, kantor berita Reuters melaporkan, Kamis (3/8/2017).

Dalam sebuah surat online (lihat dibawah artikel ini) yang dikirim pada hari Rabu (2/8/2017), pejabat tinggi Departemen Luar Negeri yang bertanggung jawab atas kebijakan Suriah, Michael Ratney, mengatakan serangan Hayat Tahrir al Sham (HTS) baru-baru ini, yang dipelopori oleh Jabhat Fath al Sham (JFS), telah memperkuat cengkeraman Hayat Tahrir al Sham di provinsi tersebut. Dan menempatkan “masa depan Suriah utara dalam kendali al Qaeda”.

“Bagian utara Suriah menyaksikan salah satu tragedi terbesarnya,” kata Ratney yang berada di balik pembicaraan rahasia di Amman dengan Moskow mengenai gencatan senjata di Suriah barat daya yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Juli. Ini adalah usaha AS-Rusia pertama di bawah administrasi Trump untuk mengakhiri perang global di Suriah.

“Dalam hal hegemoni Jabhat fath al Sham di Idlib, Amerika Serikat akan sulit meyakinkan pihak internasional agar tidak mengambil tindakan militer yang diperlukan,” kata diplomat tertinggi Kementerian Luar Negeri tersebut. Banyaknya pejuang-pejuang Islam hingga menguasai provinsi Idlib pada tahun 2015, menimbulkan serangkaian kekalahan telak bagi tentara rezim Suriah hingga Rusia yang mendukung rezim Bashar al Assad turut campur untuk membalikkan keadaan.

Provinsi Idlib, satu-satunya provinsi di Suriah yang sepenuhnya berada di bawah kendali mujahidin yang menjadi wilayah sulit untuk dikalahkan, akan menjadi sasaran utama serangan brutal pasukan udara Rusia dan rezim Syiah Assad hingga kemungkinan menyebabkan ratusan korban jiwa warga sipil.

Wilayah pertanian tersebut mengalami gencatan senjata sejak kesepakatan yang diperantarai Rusia-Turki Mei lalu menyetujui empat zona de-eskalasi di Suriah, satu di antaranya di provinsi Idlib.

Rusia Ingin Kuasai Zona De-eskalasi Suriah

Ratney mengatakan bahwa jika pejuang-pejuang Islam menguasai Idlib lagi-lagi akan membuat provinsi ini menjadi sasaran serangan tanpa henti oleh pasukan udara Rusia dan rezim Suriah dan akan mengubahnya menjadi Aleppo atau Mosul yang hancur. Lebih dari dua juta orang tinggal di Idlib, yang telah menjadi tempat perlindungan yang aman bagi banyak pengungsi, termasuk pejuang-pejuang Islam dan keluarga mereka.

“Setiap orang harus tahu bahwa Abu Muhammad al Jaulani dan pasukannya adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas konsekuensi serius yang akan terjadi pada Idlib nanti,” kata Ratney, merujuk pada Amir JFS, Syeikh Abu Muhammad al Jaulani yang secara efektif sebagai panglima perang Hayat Tahrir al Sham.

Rusia Mulai Gelar Pasukannya di Zona De-eskalasi Suriah

Dalam waktu kurang dari tiga hari, HTS menundukan faksi Ahrar al Sham yang lebih mainstream/moderat, menguasai kendali jalur strategis perbatasan dengan Turki dalam beberapa pertempuran antar faksi terberat sejak awal konflik yang diakhiri dengan perjanjian di antara mereka. Ratney mengatakan kepada kelompok semua oposisi moderat, yang akhirnya bergabung dengan jihadis untuk menghindari HTS sebelum “terlambat.”

Dia mengatakan Washington akan memperhitungkan lebih ekstra lagi pada sebuah organisasi di provinsi Idlib yang merupakan front untuk bagian jaringan al-Qaeda.

HTS yang di pimpin oleh JFS atau Jabhah Nusrah dan para pemimpinnya akan tetap menjadi target Washington bahkan jika mereka mengadopsi nama baru dalam upaya melawan Washington dan kekuatan lainnya, ini sebagai dalih untuk menyerang mereka, kata pejabat AS tersebut.

Bagikan