Al Qur’an Berbicara Tentang Kesaksian

AL QUR'AN BICARA TENTANG KESAKSIAN (SYAHADAH)

Oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi, Majelis Syariah JAT

Bismillahirrahmaanirrahim

Allah Azza Wa Jalla Berfirman :

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

"Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Ilaah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan kesaksian seperti itu). Tak ada Ilaah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS Ali Imron 18)

Ikhwah Fied Dien Rahimakumullah

Semua orang bisa memberikan kesaksian dan pernyataan, tetapi Al Qur'an mendudukkan kesaksian Ahlul Ilmi, kesaksian para ulama sebagai sebuah kesaksian yang sangat tinggi kedudukannya setelah kesaksian para malaikat.

Oleh karena itu biarlah kita serahkan semua persoalan yang sangat menyita energi, menguras tenaga dan pikiran kita ini kepada mereka yang diberi keutamaan ilmu dan ketajaman bashiroh yang dengan keduanya mereka bisa menentukan sikap.

Imam As Sakhowi rahimahullah berkata :

إنما الناس بشيوخهم، فإذا ذهب الشيوخ فمع من العيش؟!

"Sesungguhnya manusia tergantung para masyayikh (ulama) nya. Jika para ulamanya tidak lagi bersama mereka, lalu dengan siapa mereka ini akan hidup ? (Fathul Mughits 2/320)

Perkataan Imam As Syakhowy di atas juga dinukil oleh Syaikh Abu Abdil Qohhar Al Hasni, salah satu ulama Islamic State of Iraq and Syam (ISIS).

Semoga kita bisa menyikapi kekurangan dan kelebihan masing-masing pihak dengan sikap inshof (objektif) karena dalam setiap diri manusia selalu ada sisi benar dan salah, baik dan buruk.

Allah Azza Wa Jalla memerintahkan kita agar bersikap adil dalam menilai segala sesuatu dan janganlah kebencian kita terhadap sesuatu menjadikan kita berlaku culas dan curang dalam memberikan kesaksian atau menilai sesuatu tersebut. Allah Azza Wa Jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al Maidah 8)

Lebih-lebih apa yang kita hadapi ini berkaitan dengan jihad yang memang sangat banyak hal yang tidak bisa dipahami kecuali oleh mereka yang merasakan kecamuk pertempuran dan pertarungan itu. Oleh karena itu, marilah kita menahan diri, lisan, ucapan dan tulisan kita seraya tidak henti-hentinya mendo'akan kepada para mujahidin di bumi Syam agar segera dipersatukan shaff (barisan) mereka dalam satu barisan sebagaimana firman Allah,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS Ash Shoff 4)

Apa lagi yang lebih dirindukan dan dicari oleh para mujahidin kecuali kecintaan dan keridhoan dari Rabb mereka?

Wallohu A'lam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.