JAKARTA(Jurnalislam.com) – Antusias kaum muda mengikuti lomba menulis dan komik EUPHORIA (Ending Plastic Pollution Through Comic and Writing Contest for A Better Indonesia) sangat tinggi. Laman panitia diakses lebih dari 50 ribu pengunjung selama proses lomba yang diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; dan Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL).
Webinar Nasional ini dibuka oleh Jumeri, Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbudristek; Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kemenko Marves; dan Bjonar Dahl, Konselor Kementerian, Kedutaan Norwegia. Selain itu, webinar ini juga dihadiri oleh pemateri dari berbagai bidang seperti Sri Wahyuningsih, Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek; Ujang Solihin Sidik, Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan, KLHK; Harris Iskandar, Widyaprada Ahli Utama Direktorat Jenderal PAUD & Disdakmen, Kemendikbudristek; Rama Gerald Jade, Koordinator Tim Pemajuan Sekolah SMP PGRI 3 Denpasar, dan Nadia Mulya, public figure & pegiat lingkungan.
“Tercatat 1.438 karya tulis dan komik dari seluruh Indonesia yang mengikuti lomba dalam rangka HUT RI ke-76,” kata Sri Wahyuningsih, Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek. Menurutnya, kompetisi ini diselenggarakan sebagai sarana untuk mengedukasi generasi muda agar meningkat kesadarannya akan pentingnya pengelolaan sampah dan upaya pengurangan sampah dari sumbernya.
Lomba Cerpen untuk SMP diikuti 566 peserta dan untuk SD diikuti 228 peserta. Lomba Esai untuk SMA sebanyak 282 peserta dan kategori mahasiswa diikuti oleh 234 peserta. Adapun peserta lomba komik yang dibuka untuk masyarakat umum diikuti oleh 128 peserta.
Pengumuman pemenang lomba dilakukan pada acara Webinar Nasional Merdeka dari Sampah Plastik yang diadakan pada Rabu, 18 Agustus 2021 ini pun telah disiarkan melalui kanal Zoom maupun Youtube dengan jumlah penonton kurang lebih mencapai 15.000 penonton. “Masyarakat sebagai penghasil sampah harus dapat bijak menangani sampahnya di rumah masing-masing, melibatkan seluruh anggota keluarga termasuk anak-anak dalam pengelolaan sampah dan menjadikan kegiatan edukasi yang menyenangkan,” ujar Jumeri, Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbudristek.
Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi berharap generasi muda terus mengobarkan semangat untuk mengurangi sampah plastik di laut, “Kreatifitas (peserta kompetisi) sudah sangat banyak, tapi yang paling penting nanti bagaimana ide-ide tersebut bisa diimplementasikan dan disebarkan dengan cara mengajak (masyarakat lain). Sampah plastik ini merupakan sampah yang punya nilai, untuk itu saya ingin berpesan untuk adik-adik, ayo kita mulai dari kita sendiri, karena yang paling penting sampah plastik itu dipilah dari rumah, sehingga nanti itu bisa dimanfaatkan dan bernilai” ujar Nani.
Kegiatan kompetisi ini pun disambut hangat oleh Bapak Ahmad Hidayatullah, Kasubdit Kurikulum KSKK Madrasah yang sangat mengapresiasi para peserta kompetisi, “Saya kira teman-teman yang sudah mengambil prestasi merupakan langkah yang positif untuk mau memulai dan mempromosikan supaya kita bersama-sama bisa mengatasi sampah ini. Untuk kalangan madrasah dan pondok pesantren juga sudah ada komunitas madrasah yang sudah memulai komunitas untuk melakukan usaha ikhtiar merdeka dari sampah plastik di daerah Jombang”.
Konselor Kementerian, Kedutaan Norwegia Mr Bjornard Dahl Hotvedt pun berharap acara ini dapat menjadi inspirasi bagi para pelajar dan pemuda untuk memulai aksi mereka untuk lingkungan yang lebih bersih dan bebas sampah. “Tidak harus aksi yang besar dan megah, cukup dengan aksi kecil oleh diri sendiri yang semangatnya dapat ditularkan ke orang lain,” ujarnya.
Memang, permasalahan sampah khususnya sampah plastik di laut semakin mengancam keberlangsungan kehidupan biota laut dan kesehatan manusia. Sebagian besar sampah plastik di laut tersebut berasal dari limbah aktivitas warga yang bocor ke perairan di darat dan berakhir di laut. Masyarakat perlu memahami persoalan ini sehingga dapat mengelola sampahnya sejak di rumah tangga.
Kompetisi dan Webinar Nasional EUPHORIA 2021 ini menjadi wadah generasi muda menyampaikan inovasi, gagasan, dan kegelisahannya dalam bentuk karya tulis dan komik. Karya para peserta lomba ini diharapkan dapat memacu semangat remaja dan pemuda untuk bergerak dan ikut mengampanyekan pengelolaan sampah di rumah dan lingkungan tetangganya. Sehingga target Indonesia untuk mengurangi sampah tahun 2025 (hingga) 30% dan pengurangan sampah plastik ke laut 70% pada tahun 2025, dapat tercapai.
Tentang TKN PSL
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di laut. Hal ini terbukti dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No. 83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut, dimana didalamnya terdapat target penanganan sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025. Melalui Perpres ini, dibentuk pula Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL) yang memberikan arahan-arahan strategis bagi kementerian/lembaga untuk menangani permasalahan sampah laut selama jangka waktu 8 tahun (2018-2025).
TKN PSL diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai ketua harian. Selain itu Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertindak sebagai Ketua Tim Pelaksana RAN PSL dan Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi bertindak sebagai Wakil Ketua Tim Pelaksana RAN PSL. Sebanyak 16 kementerian dan 1 lembaga tergabung dalam TKN PSL.
Saat ini, 80% sampah laut Indonesia berasal dari daratan dan 30% diantaranya dikategorikan sebagai sampah plastik. Setiap tahunnya, 0,27 – 0,59 juta ton sampah plastik masuk ke perairan Indonesia dan berkontribusi terhadap akumulasi sampah lokal (LIPI, 2018). Hal ini turut dipengaruhi oleh pasang surut ombak di laut (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, 2018).