Oposisi Moderat Desak HTS Keluar dari Ghouta Timur dalam 15 Hari

Oposisi Moderat Desak HTS Keluar dari Ghouta Timur dalam 15 Hari

ANKARA (Jurnalislam.com) – Kelompok oposisi bersenjata dan institusi sipil di distrik Ghouta Suriah telah mengatakan kepada PBB bahwa individu-individu yang terkait dengan kelompok-kelompok bersenjata tertentu akan dikeluarkan dari wilayah tersebut dalam waktu 15 hari setelah pelaksanaan gencatan senjata yang didukung oleh PBB.

Dalam sebuah surat yang dikirim ke PBB, kelompok oposisi bersenjata terbesar di Ghouta Timur termasuk Jaish al-Islam, Faylaq al-Rahman dan Ahrar al-Sham, bersama dengan beberapa institusi sipil, menyuarakan dukungan untuk Resolusi 2401 Dewan Keamanan PBB.

Diadopsi dengan suara bulat pada hari Sabtu, resolusi tersebut menyerukan gencatan senjata 30 hari di Ghouta Timur untuk memungkinkan penyerahan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

Dalam surat, yang salinannya diperoleh oleh Anadolu Agency tersebut, kelompok oposisi dan institusi sipil menyatakan komitmennya bekerja sama dengan PBB untuk mendesak individu-individu yang terkait dengan Hayat Tahrir al Sham untuk keluar dari Ghouta Timur – bersama keluarga mereka – dalam waktu 15 hari sejak pelaksanaan gencatan senjata.

Rezim Assad Tidak Mampu Rebut Sejengkal Tanah Pun dari Faksi Jihad Ghouta Timur

Surat tersebut juga membahas situasi kemanusiaan Ghouta yang mengerikan, dengan mengatakan bahwa kelompok oposisi akan memfasilitasi – dan menjamin keselamatan konvoi bantuan menuju daerah pinggiran Damaskus yang terkepung.

Surat ini juga menyerukan diakhirinya serangan udara oleh rezim Syiah Assad, Rusia dan sekutu-sekutunya di beberapa wilayah oposisi di Ghouta Timur, dan untuk mengangkut korban luka ke rumah sakit di luar negeri untuk perawatan.

Surat tersebut kemudian mengecam serangan yang terus berlanjut terhadap warga sipil, fasilitas kesehatan dan institusi pendidikan di Ghouta Timur.

Menurut Wael Ulwan, juru bicara Faylaq al-Rahman, Rusia berusaha “dengan segala cara yang mungkin” untuk mencegah pelaksanaan resolusi gencatan senjata PBB.

“Tidak ada bantuan kemanusiaan yang sampai ke wilayah tersebut, sementara intensitas serangan semakin meningkat,” katanya.

“Kami [Faylaq al-Rahman] mengecam keputusan Rusia untuk menerapkan gencatan senjata lima jam [atau” jeda kemanusiaan “] per hari, yang diambil kendati ada resolusi PBB,” tambahnya.

Beberapa Menit setelah DK PBB Keluarkan Resolusi, Jet Tempur Assad Membom Ghouta Timur

“Keputusan PBB sudah jelas,” kata Ulwan. “Rusia telah membuat banyak orang di wilayah ini mengungsi dan terus mengancam mereka dengan serangan dan pengepungan. Itu sebabnya kami mengirim surat ke PBB.”

“Kelompok bersenjata tidak bisa dipaksa melakukan apapun yang tidak mereka inginkan,” tegasnya. “Kami hanya berusaha memastikan keamanan warga sipil, yang tidak bisa meninggalkan rumah mereka karena serangan lanjutan.”

Klaim Rusia bahwa kelompok oposisi menargetkan warga sipil – dan mencegah mereka menggunakan koridor evakuasi – adalah “dusta belaka”, menurut Ulwan.

Mengabaikan fakta bahwa Rusia melanjutkan serangannya ke pemukiman meskipun juga mengumumkan “jeda kemanusiaan” lima jam sehari, Ulwan mengatakan: “Penduduk di wilayah ini tidak mempercayai rezim [Assad]. Mereka tidak ingin meninggalkan daerah mereka.”

Resolusi 2401 PBB ditujukan terutama untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan dan medis ke Ghouta Timur, yang selama lima tahun terakhir tersiksa di bawah blockade, pengepungan yang melumpuhkan yang dipaksakan oleh rezim Syiah Nushairiyah Assad.

Bagikan