Drone Mujahidin Idlib Serang Pangkalan Udara Rusia

Drone Mujahidin Idlib Serang Pangkalan Udara Rusia

SURIAH (Jurnalislam.com) – Drones yang menyerang pangkalan Rusia di Suriah pekan lalu dikirim dari Idlib, zona “de-eskalasi” yang dikendalikan oleh pejuang anti-rezim Assad, kata surat kabar resmi Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Rabu (10/1/2018).

Provinsi Idlib telah menjadi sumber ketegangan antara pendukung rezim Syiah Assad yaitu Rusia dan pendukung kelompok oposisi Anti-Assad yaitu Turki, dengan Ankara melaporkan rezim Syiah Suriah meningkatkan serangannya di daerah-daerah yang dikuasai kelompok oposisi di sana.

Serangan Roket Hantam Konvoi Militer Turki di Idlib

“Pesawat-pesawat tak berawak diluncurkan dari daerah Muazzara di bagian barat daya wilayah de-eskalasi Idlib yang dikendalikan oleh unit yang disebut ‘oposisi moderat’,” kata surat kabar kementerian pertahanan, Krasnaya Zvezda, lansir Al Arabiya News Channel.

Kementerian tersebut telah menulis surat kepada kepala dinas militer dan dinas intelijen Turki untuk memastikan bahwa Turki sepenuhnya menerapkan gencatan senjata di provinsi Idlib, tambah surat kabar tersebut.

Idlib adalah satu dari empat zona de-eskalasi di Suriah yang dilindungi oleh sebuah kesepakatan oleh Turki, Rusia dan pendukung pemerintah Iran yang dimaksudkan untuk mengurangi kekerasan yang terjadi tahun lalu.

Pertempuran di Idlib kembali Meletus, Shalat Jumat Dibatalkan

Pada hari Selasa (9/1/2018), kementerian luar negeri Turki memanggil duta besar Rusia dan Iran ke Ankara, menurut sumber diplomatik, setelah mengatakan bahwa rezim Syiah Suriah telah menargetkan pasukan oposisi moderat di Idlib di dekat perbatasan Turki.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan hal ini bisa menjadi bumerang bagi pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang.

Rusia berharap untuk mengadakan kongres perdamaian Suriah di resor Sochi Laut Hitam pada tanggal 29-30 Januari.

Provinsi Idlib hampir seluruhnya dikuasai oleh pejuang anti-rezim Suriah yang didominasi koalisi faksi jihad yang dikenal dengan nama Hayat Tahrir al-Sham.

Pada hari Senin, Rusia mengatakan bahwa pesawat tanpa pilot yang membawa bahan peledak menyerang pangkalan Rusia di Suriah akhir pekan lalu tanpa menjatuhkan korban jiwa.

Setelah dua tahun dukungan militer Rusia bagi rezim Nushairiyah Bashar al-Assad, Presiden Vladimir Putin mengumumkan pada pertengahan Desember sebagian penarikan pasukannya dari negara tersebut, mengatakan bahwa tugas mereka telah selesai sebagian.

Jumlah penyebaran pasukan Rusia di Suriah tidak diketahui, namun pakar militer Rusia independen Pavel Felgenhauer mengatakan kepada AFP bahwa kemungkinan terdapat 10.000 tentara dan kontraktor swasta yang ambil bagian dalam konflik tersebut.

Lebih dari 470.000 orang diperkirakan tewas dalam perang Suriah, yang dimulai pada 2011 saat rezim membantai unjuk rasa anti-pemerintah dengan keganasan militer tak terduga, dan Jutaan orang telah mengungsi.

Bagikan