88% Kasus Serangan Terhadap Masjid di Jerman Belum Terpecahkan

JERMAN (Jurnalislam.com) – Presiden Komisi Hak Asasi Manusia, Ayhan Sefer, melaporkan dalam penelitian komprehensif yang dilakukan di Jerman, bahwa dari 297 serangan terhadap masjid sejak tahun 2001 sampai sekarang, sebanyak 244 (88 persen) dari tersangka kejahatan atau pelaku belum ditangkap. Menurut laporan itu, "Sebagian besar pelaku serangan terhadap masjid tidak dihukum. Hal ini menimbulkan rasa takut, khawatir dan rasa tidak aman di antara populasi Muslim."

Komisi Hak Asasi Manusia, awalnya melakukan penelitian mengenai masalah warga Turki yang bermukim di berbagai negara Eropa, dan memutuskan melakukan penelitian lain tentang serangan terhadap masjid setelah tiga mesjid diserang pada tanggal 11 dan 19 Agustus di kota Berlin dan Bielefeld.

Komisi Hak Asasi Manusia mempersiapkan laporannya dengan bantuan masyarakat Turki dan dengan pertemuan dengan pejabat pemerintah Jerman.

Laporan tersebut menemukan bukti mengejutkan, bahwa selama periode 13 tahun, yaitu dari tahun 2001 sampai 2014 terdapat 297 serangan terhadap mesjid. Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa 88 persen yang diduga telah melakukan kejahatan dalam kasus ini tidak dijatuhi hukuman. Menurut data yang sama, rata-rata serangan yang terjadi setiap bulan hingga tahun 2011 adalah satu atau dua serangan, namun dalam beberapa tahun terakhir serangan meningkat menjadi tiga kali dalam sebulan.

Jumlah serangan terus meningkat namun banyak tindakan kejahatan tersebut tidak mendapat perhatian dari media massa. Laporan ini juga mencatat bahwa jumlah tersangka yang telah ditahan oleh polisi tapi kemudian dinyatakan tidak bersalah juga meningkat.

Informasi lain yang juga diuraikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut: "Pada tahun 2012 di Jerman, dari 67 serangan terhadap orang-orang asal Turki, sebanyak 33 serangan menargetkan orang-orang atau lembaga Islam. … Dalam sembilan bulan pertama di tahun 2014, dari 25 serangan yang dilakukan, 14 serangan memiliki motif agama dan 10 serangan adalah serangan terhadap masjid."

Laporan ini melanjutkan: "… Jerman dan juga seluruh Eropa telah memasuki keadaan xenofobia dan rasisme. Serangan terhadap masjid telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Faktor utama dalam penyelidikan menargetkan kebebasan hak untuk hidup, kebebasan keyakinan dan beribadah.

"Pihak otoritas Jerman selalu mengesampingkan kemungkinan adanya motif rasis atau xenofobia di balik pembakaran Masjid Mevlana di Berlin, dan akibatnya, laporan media menggambarkan peristiwa tersebut tidaklah penting. Kenyataan tersebut ditambah perilaku ragu-ragu dari para politisi, menyebabkan masyarakat Turki merasa bahwa mereka tidak dilindungi.

"Ketika dihadapkan dengan situasi ini, komisi mengamati bahwa pencegahan yang efektif belum dilaksanakan dan bahwa upaya polisi untuk menangkap pelaku tidaklah cukup. Rasisme dan xenophobia bukan hal-hal yang dapat dikendalikan oleh tindakan polisi saja. Sistem pendidikan, sistem negara, media dan masyarakat sipil harus mengambil tindakan dalam perjuangan melawan rasisme." [ded412/Islamophobiawatch]

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.