Zionis Hancurkan 168 Rumah, 740 Warga Termasuk 384 Anak Palestina Kehilangan Tempat Tinggal

Zionis Hancurkan 168 Rumah, 740 Warga Termasuk 384 Anak Palestina Kehilangan Tempat Tinggal

TEPI BARAT (Jurnalislam.com) – Sekitar 740 warga Palestina, termasuk 384 anak-anak, kehilangan tempat tinggal selama enam bulan pertama tahun 2016 setelah militer zionis meruntuhkan struktur perumahan mereka di Tepi Barat yang diduduki, menurut angka terbaru, lansir Aljazeera, Kamis (28/07/2016).

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu, organisasi HAM Israel B’Tselem mengatakan 168 rumah Palestina dihancurkan di Area C antara 1 Januari hingga 30 Juni – lebih banyak dari sepanjang tahun 2015.

Area C, yang mengambil 60 persen wilayah Tepi Barat dan merupakan rumah bagi sekitar 300.000 warga Palestina, berada di bawah kontrol penuh militer, keamanan dan administratif zionis yahudi.

Data terpisah B’Tselem mencatat penghancuran selama dekade terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar kerusakan itu dilakukan terhadap masyarakat kecil yang kurang mampu jauh dari pusat kota, di daerah seperti Hebron Hills di Selatan dan Jordan Valley.

“Mereka menargetkan wilayah Palestina yang jarang penduduknya, saat orang-orang di sana tidak memiliki kekuatan politik,” kata juru bicara B’Tselem Sarit Michaeli kepada Al Jazeera.

“Pendudukan Israel ingin mereka pindah ke Area B untuk perluasan pemukiman Area C. Itulah inti dari masalah ini.”

Area B, yang mengambil sekitar 22 persen wilayah Tepi Barat, berada di bawah kendali jajahan Israel, sementara Otoritas Palestina menjalankan urusan sipil.

Israel menduduki Tepi Barat setelah Perang Arab-Israel tahun 1967. Sejak itu, Israel telah membangun 125 permukiman khusus Yahudi di Area C, yang dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, menurut laporan B’Tselem.

Lebih dari setengah juta warga Yahudi Israel tinggal di pemukiman tersebut di tanah Palestina, dengan rencana lanjutan untuk memperluas pemukiman tersebut.

aec620a4a731424fb6e769e363c03cd7_6

Alaa Tartir, direktur program Jaringan Kebijakan Palestina Al-Shabaka, sebuah think tank independen, mengatakan penghancuran rumah tersebut harus dipahami dalam gambaran yang lebih luas bahwa Israel melakukan penindasan dan taktik pemindahan paksa.

“Ekspansi Teritorial dan aneksasi masih menjadi inti proyek Zionis dan menghancurkan rumah-rumah adalah salah satu alat yang meeka gunakan,” kata Tartir kepada Al Jazeera dari Jenewa, Swiss.

“Dengan setiap rumah yang dihancurkan Israel, perdamaian menjadi lebih sulit dipahami dan tak terjangkau.”

 

Bagikan