YAMAN (Jurnalislam.com) – Pertukaran tahanan massal sedang berlangsung antara milisi Syiah Houthi dan pasukan pemerintah Yaman di tengah pembicaraan yang disponsori PBB untuk mengakhiri pertempuran di negara Semenanjung Arab tersebut, Aljazeera melaporkan, Rabu (16/12/2015).
Pertukaran – yang dinegosiasikan di tingkat lokal dalam koordinasi dengan suku-suku Yaman dan tidak melibatkan upaya internasional – itu berlangsung sehari setelah gencatan senjata diberlakukan untuk menghentikan pertempuran yang telah berlangsung sembilan bulan antara Houthi sekutu-Iran, yang berbasis di Yaman utara, dan pejuang koalisi yang didukung Arab yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Kemudian juga di hari Rabu, para pejabat Yaman mengatakan kepada Al Jazeera di Swiss bahwa ada usaha negosiasi pertukaran lain yang gagal.
Pertukaran kedua akan melepas pejabat pemerintah Yaman, terutama Mahmoud al-Subaihi, menteri pertahanan Hadi, tapi Houthi menuntut agar sebelumnya diberlakukan gencatan senjata penuh dan mengakhiri semua permusuhan.
Pemerintah, di sisi lain, ingin para tahanan dibebaskan terlebih dahulu.
Reporter Al Jazeera Zeina Khodr, melaporkan dari kota Biel di Swiss, mengatakan pertukaran tawanan itu "tidak diragukan lagi merupakan perkembangan positif" dalam perang sipil, yang telah menewaskan hampir 6.000 orang dan menyebabkan bencana kemanusiaan di Yaman.
"Pertukaran tawanan sedang berlangsung dengan dimediasi oleh suku-suku di Yaman," katanya.
Sebelumnya, Mokhtar al-Rabbash, anggota urusan komite para tahanan, yang dekat dengan pemerintah Yaman, menegaskan bahwa kesepakatan telah terjadi untuk menukar 375 milisi houthi dengan 285 tentara pro-Hadi.
Seorang pejabat dari otoritas penjara yang dikuasai Houthi di ibukota, Sanaa, mengatakan bahwa tahanan selatan naik bus dalam perjalanan mereka ke tempat pertukaran di pusat Yaman.
Saksi di Aden mengatakan mereka melihat bus dijaga oleh pejuang lokal yang tampaknya menuju ke tempat pertukaran, kantor berita Reuters melaporkan.
Meskipun telah sepakat melakukan pertukaran, kedua belah pihak saling menuduh melanggar gencatan senjata, yang juga meliputi jeda serangan udara koalisi Arab.
Kantor berita Saba yang dikuasai Houthi mengutip Brigadir Jenderal Sharaf Luqman, juru bicara pasukan Yaman yang setia kepada Ali Abdullah Saleh, mantan presiden Yaman, mengatakan bahwa "eskalasi serius di darat, laut dan udara berlangsung dengan aliansi di berbagai daerah".
Saleh saat ini bersekutu dengan Houthi.
Deddy | Aljazeera | Jurnalislam