Warga Danukusuman Solo Sepakat Tolak Pemindahan Gereja Kristen Jawa

Warga Danukusuman Solo Sepakat Tolak Pemindahan Gereja Kristen Jawa

SOLO (Jurnalislam.com)- Warga Kelurahan Danukusuman, Surakarta melakukan audensi dengan pihak pemerintahan Kecamatan Serengan terkait permohonan IMB dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Danukusuman yang akan dipindahkan ke RW 3 Danukusuman pada selasa, (24/3/2020).

 

Selain dihardiri warga Danukusuman, audensi tersebut juga dihadiri camat Serengan Agung Wijayanto, Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Endro Sudarsono dan perwakilan dari Polsek dan Koramil Serengan.

 

Warga dari 3 RT yakni RT 1, 2 dan 3 sepakat menolak pemindahan GKJ Danukusuman dikarenakan tidak ada satu warga pun di RW 3 yang menjadi jemaah di gereja tersebut karena warga mayoritas muslim.

 

“Agar camat bisa mempertahankan kerukunan warga yang telah terbina dan terbentuk selama ini” ketua RW 3 Sriyadi.

 

Sementara Humas LUIS Endro Sudarsono meminta Camat Serengan untuk menindaklanjuti aspirasi dari warganya terkait penolakan pemindahan GKJ Danukusuman itu.

 

“Agar aspirasi warga diteruskan ke walikota, wakil walikota, dan FKUB. Pertimbangan penolakan, tidak ada jemaat yang berada di RW 03 sebagaimana rencana pindahnya gereja, ada penolakan warga sejak tahun 2018,” katanya.

 

Lebih lanjut, Endro juga berharap pemerintah memperhatikan dan mempertimbangkan SKB 2 menteri.

 

Menanggapi hal tersebut, Camat Serengan Agung Wijayanto berjanji akan menjaga kondusifitas dan kerukunan warganya, ia juga akan menyampaikan aspirasi tentang penolakan GKJ tersebut kepada pihak terkait.

 

“Akan mengutumakan kerukunan warga dan melaporkan aspirasi warga ke walikota Surakarta, wawali dan FKUB,” ungkapnya.

Bagikan

One thought on “Warga Danukusuman Solo Sepakat Tolak Pemindahan Gereja Kristen Jawa

  1. Alasan yang dicari cari berlindung dibalik SKB, GKJ Danukusuman sudah ada sebelum yang protes ini lahir, hanya pindah keseberang jalan saja. Rumah Ibadah Kriaten ditolak, tapi yg lain tidak. Di Bali, di Manado. di Papua, NTT kiri kanan tidak ada orang Islam, rumahnya jauh2 bikin Masjid tidak masalah. Sejak dulu negeri ini ribut hanya masalah agama, rumah ibadah saja pasti sulit untuk majunya, semoga tetap NKRI saja, kalau sampai pecah wui jadi berapa puluh / ratus negara. Oleh karena itu beberapa bulan ini semua rumah ibadah termasuk Vatikan, Yerusalem, Mekah, Madinah, ditutup semua kalau orang2nya pada ngeyel maka corona akan tambah banyak sak donyo ketylaran kabeh, wis kapok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.