Teror Drone Amerika Adalah Kejahatan Teror Terbesar di Dunia

JURNALISLAM.COM – Amerika adalah tempat lahirnya terorisme di seluruh dunia, lebih jauh lagi kita dapat mengatakan bahwa Amerika adalah “The Great Satin”  (Raja Syetan) dan kepala ular yang meneror orang tak bersalah serta menyerang negara-negara merdeka di seluruh dunia sepanjang sejarah. Amerika memberikan bantuan bagi berbagai rezim otoriter yang menggunakan teror sebagai alat penindas.

Dukungan Amerika Serikat bagi kelompok dan negara teroris (seperti : Israel) sangat mencolok di seluruh dunia dan dapat dilihat dari banyaknya bukti dan fakta yang diketahui.

Berbagai alasan disediakan Amerika untuk membenarkan dukungannya terhadap terorisme . Dukungan tersebut juga diberikan untuk memastikan terciptanya lingkungan yang kondusif bagi kepentingan perusahaan Amerika di luar negeri, terutama ketika kepentingan-kepentingan tersebut berada di bawah ancaman.

Penciptaan negara buatan Israel adalah contoh terbesar dari terorisme buatan mereka yang membantu mereka membunuh Muslim Palestina. Angkatan bersenjata AS telah melakukan kejahatan perang di mana-mana dengan cara ikut campur dan menyerang banyak negara sepanjang sejarah.

 
Apa Itu Drone ?

Kendaraan udara tak berawak (UAV), yang dikenal sebagai drone, adalah pesawat yang dikendalikan oleh 'pilot' dari darat atau bahkan mengudara sendiri setelah diprogram. Ada puluhan jenis drone, namun drone pada dasarnya terbagi dalam dua kategori: yang digunakan untuk tujuan pengintaian dan pengawasan serta yang dipersenjatai dengan rudal dan bom.

Reaper dan Predator adalah drone milik AS yang dikendalikan melalui satelit dari markas angkatan udara AS, Nellis dan Creech di luar Las Vegas, Nevada. Atau kru di darat meluncurkan drone dari zona konflik, kemudian pengoperasian drone diserahkan kepada controller melalui layar video dalam trailer di gurun Nevada yang dirancang khusus. Satu orang 'menerbangkan' pesawat tak berawak tersebut, yang lain mengoperasikan dan memantau kamera dan sensor, sementara orang ketiga berhubungan dan berkomunikasi dengan pasukan darat dan komandan di zona perang.

Drone baru pertama kali digunakan dalam perang Balkan, namun di Afghanistan, Irak dan lokasi perang lainnya di banyak negara Muslim seperti Somalia, Suriah, Yaman, Pakistan dll, penggunaan drone  telah meningkat secara drastis.

Drone Amerika telah membunuh anak-anak, meneror keluarga di Afghanistan, Pakistan, Yaman, Irak, Suriah, Somalia dan lain lain. Teror tersebut dibawa oleh Amerika ke negara-negara yang didominasi penduduk muslim. Seluruh daerah sekarang diteror oleh ancaman kematian dari udara. Cara hidup mereka runtuh: anak-anak terlalu takut untuk pergi ke sekolah, orang dewasa takut untuk menghadiri pernikahan, pemakaman, pertemuan bisnis atau apapun yang mengharuskan mereka berkumpul berkelompok.

Seorang mantan perwira militer Amerika Serikat baru-baru ini mengatakan bahwa 'jika ada satu orang yang mencoba untuk melakukan serangan dan di sekitarnya terdapat tiga puluh empat orang lain yang tak bersalah, maka, tiga puluh lima orang akan mati hari itu'. Bahkan PBB dan Petugas Khusus yang mengamati tentang eksekusi di luar hukum mengatakan serangan drone AS adalah tindakan terorisme.

Serangan udara yang semula diprakarsai oleh mantan presiden AS, George W. Bush, telah meningkat penggunaannya di bawah perintah Presiden Barack Obama. Presiden Obama baru-baru ini membela diri dengan mengatakan bahwa penggunaan pesawat tak berawak adalah sebagai "pertahanan diri."

PBB mengatakan serangan pesawat tak berawak AS menimbulkan tantangan baru bagi aturan hukum internasional.

Di Afghanistan drone membunuh rakyat Afghanistan. Media massa melaporkan bahwa setiap hari ada keluarga, anak-anak dan perempuan yang dibunuh. Drone milik AS membunuh warga sipil Afghanistan, baik itu pria, wanita dan bahkan anak-anak.

Pasukan darat Amerika melakukannya dari jarak dekat. Kematian, penyiksaan dan kekejaman lainnya yang ditimbulkan AS mencerminkan kehidupan sehari-hari. Rakyat Afghanistanlah yang paling menderita..

Mereka berjuang untuk bertahan hidup. Agresi Amerika adalah salah satu kejahatan terbesar dalam sejarah. Triliunan dolar dihabiskan untuk pembantaian dan kehancuran massal. Mereka berusaha meraih dominasi global yang tak tertandingi. Afghanistan dirusak dan dihancurkan. Pelanggaran hukum terjadi dimana-mana. Nafsu untuk berkuasa seperti tak terpuaskan. Mengabaikan aturan prinsip hukum.

Melakukan apa pun yang diinginkannya, dimanapun, kapanpun, dengan segala cara, dan dengan segala dalih, alasan dan pembenaran. Pejabat Pentagon rutin menutupi kejahatan perang serius. Begitu juga komandan di lapangan. Mereka melakukan semua ini untuk mendukung kebijakan jangka panjang AS. Berdasarkan perjanjian militer yang panjangnya satu dekade, para pejabat Afghanistan tidak dapat menuntut tindakan pasukan AS sebagai kejahatan perang.

Apapun yang mereka lakukan, mereka kebal. Di Afghanistan, kemiskinan, pengangguran, kesengsaraan manusia, dan ketakutan yang ekstrim tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Penaklukan, penjajahan, penjarahan dan dominasi Washington tidak akan pernah terjadi jika warga Afghanistan tidak berani mengusir penjajah dari tanah air mereka meskipun mengalami teror Amerika.

Di Pakistan serangan pesawat tak berawak AS telah menewaskan ribuan warga sipil pria, wanita dan anak-anak yang tak bersalah. Ratusan orang diamputasi.

Program drone digunakan oleh pemerintah AS agar mendapat izin untuk membunuh di luar jangkauan pengadilan atau standar dasar hukum internasional. Setiap hukum HAM rusak oleh AS dengan membom warga sipil yang tidak bersalah di Pakistan. AS mengeksploitasi daerah-daerah terpencil di Pakistan untuk program drone, termasuk program pembunuhan ekstrajudicial (eksekusi di luar hukum) atau kejahatan perang.

Di Yaman, rakyat dapat mendengar kehancuran mendatangi mereka. Di seluruh kota dan desa di negeri ini, yang terbentang dari ujung selatan Semenanjung Arab, udara selalu ramai dengan suara drone Amerika terbang di atas. Suara tersebut adalah pengingat yang mengerikan dan konstan: sebuah pesawat robot. Jika Anda berada di tempat yang salah pada waktu yang salah, suara-suara di atas berdengung semakin tajam seolah memberi kabar datangnya rudal pembawa kematian.

Serangan pesawat tak berawak tidak memerlukan pasukan AS di darat, sehingga dengan demikian mudah untuk tidak terlihat dan mudah keluar dari pikiran. Lebih dari setengah warga Yaman yang berjumlah 24,8 juta terkena dampaknya setiap hari. Sebuah perang sedang terjadi, dan salah satu korban yang tak terduga sebelumnya adalah pikiran warga Yaman. Gejala gangguan stres pasca-trauma, trauma dan kecemasan merajalela di berbagai penjuru negara saat drone aktif beroperasi.

Di Somalia, militer AS menggunakan pesawat tak berawak yang dikendalikan dengan remote control untuk pembunuhan. Menurut saksi, serangan tersebut sebagian besar mengenai korban sipil. Somalia adalah contoh misi AS yang merayap, bukan yang berhasil.

Pada Oktober tahun lalu, sebuah laporan bersama yang dilakukan oleh Amnesty International dan Human Rights Watch mengatakan bahwa para pejabat AS dapat dinyatakan bersalah atas kejahatan perang atas serangan rahasia pesawat tak berawak CIA yang telah menewaskan ratusan orang di Somalia.

Serangan pesawat tak berawak AS telah melukai dan membunuh warga sipil. Kebijakan serangan pesawat tak berawak AS membawa dampak yang lebih membahayakan bagi kehidupan sehari-hari warga sipil biasa jauh daripada dampak akibat kematian dan cedera fisik.

Kehadiran mereka meneror pria, wanita, dan anak-anak, sehingga menimbulkan kecemasan dan trauma psikologis di masyarakat sipil. Mereka yang hidup di bawah ancaman drone harus menghadapi kekhawatiran yang konstan bahwa serangan mematikan dapat terjadi setiap saat dan mereka mengetahui bahwa mereka tidak berdaya untuk melindungi diri mereka sendiri. Ketakutan ini telah mempengaruhi perilaku.

Amerika, sang ibu terorisme tidak bisa menekan para pejuang kemerdekaan dan warga sipil biasa yang menginginkan kebebasan dan berperang untuk kemerdekaan mereka. Sudah saatnya bagi Amerika untuk menyadari bahwa ia harus meninggalkan kampanyenya untuk mengontrol negara lain dan menghentikan pembunuhan Muslim yang tidak bersalah dan berhenti meneror orang …

“ jika tidak, api yang telah mereka bawa ke masyarakat bebas akan sampai ke gerbang White House di Washington“. 

Deddy | Shahamat | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.