Sultan Brunei Minta Masyarakat Bersabar Tak Rayakan Idul Fitri

Sultan Brunei Minta Masyarakat Bersabar Tak Rayakan Idul Fitri

BRUNEI(Jurnalislam.com) – Sultan Hassanal Bolkiah tak menampik ada banyak tradisi Hari Raya Idul Fitri yang tidak dilakukan. Namun demikian, bukan berarti hal tersebut tak bisa diantisipasi dengan alternatif lainnya.

“Kita mungkin tidak bisa berjabat tangan, tetapi ada cara komunikasi lainnya. Kita tidak hanya dapat mendengar suara mereka, tetapi kita juga dapat berkomunikasi melalui konferensi video,” ujar dia seperti dilansir borneo bulletin, Ahad (24/5).

Meski demikian, dia merasa bersyukur dan memuji rakyat Brunei karena mematuhi aturan pencegahan penyebaran Covid-19 saat Idul fitri.

Dia menegaskan, perayaan Idul fitri dilakukan di seluruh penjuru dunia, begitupun Brunei. Tetapi, beberapa tradisi tidak bisa dilakukan karena ancaman yang masih ada. “Biasanya, perayaan dimulai dengan sholat Sunnat idul fitri. Tapi, tahun ini menjadi pertama kalinya tradisi itu tidak akan dilakukan,” kata dia.

Sambung dia, dalam situasi idul fitri kali ini, tak ada yang lebih bermakna dari pada menumbuhkan kesabaran. Sebab, ia beranggapan bahwa kesabaran adalah istana dari iman.

“Sebagaimana dinyatakan dalam Ayat 146 dari Surah Ali Imran: ‘Allah mencintai orang-orang yang sabar’. Tanda kesabaran adalah kesiapan kita untuk mematuhi peraturan,” tuturnya.

Dia melanjutkan, tradisi open house yang juga tak dilakukan, telah sesuai dengan pedoman keselamatan. Terlebih, dengan meniadakan hal tersebut di tengah pandemi, ia menilai bahwa semangat dan makna Hari Raya juga tak akan padam.

“Kita masih bisa terus melakukan tindakan kesalehan dengan membaca Al-Quran dan melakukan puasa enam hari di bulan Syawal, yang membawa banyak hadiah,” ucapnya.

Dia menambahkan, sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Brunei, perayaan Hari Raya masih dapat diadakan dengan anggota keluarga dekat. Namun, pedoman tetap harus dilakukan di dalamnya, terlebih mencegah pertemuan lebih dari 20-30 orang.

“Dalam keluarga besar, kunjungan mereka dapat diatur dalam jadwal dan dengan bergiliran untuk menghindari jumlah orang yang dilarang dalam pertemuan,” ungkap dia.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.