Sopir Truk Serangan di Perancis Diidentifikasi Warga Lokal

Sopir Truk Serangan di Perancis Diidentifikasi Warga Lokal


03a1ba72e1ed49cc8a4f5b2a3c642874_18PARIS (Jurnalislam.com)
– Penyerang yang menewaskan sedikitnya 84 orang, termasuk 10 anak-anak dan remaja, di Nice, Prancis diidentifikasi sebagai warga Tunisia berusia 31 tahun yang tinggal di kota itu, kata kepala jaksa Paris pada Anadolu Agency, Jumat (15/07/2016).

Francois Molins menambahkan bahwa 202 orang telah terluka, dimana 52 berada dalam kondisi kritis ekstrim, termasuk 25 orang masih dalam perawatan intensif.

Kepala jaksa Paris mengkonfirmasi identitas penyerang sebagai Mohamed Lahouaiej Bouhlel, sopir pengiriman kelahiran Tunisia. Ia menikah dan memiliki tiga anak dan dilaporkan dalam proses perceraian. Istrinya telah ditahan untuk diinterogasi Jumat pagi.

“Dia lahir pada 3 Januari 1975 di Tunis dan tinggal di Nice,” Molins mengatakan pada konferensi pers di Nice.

Molins mengatakan Bouhlel diketahui polisi karena pelanggaran terkait non-teror, ancaman, kekerasan dan pencurian kecil yang dilakukan antara tahun 2010 dan 2016. Ia ditangkap pada 23 Maret tahun 2016 dan dihukum enam bulan untuk kejahatannya dan dihukum karena melakukan kekerasan dengan senjata pada bulan Januari 2016.

“Dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda radikalisasi,” tambahnya.

Molins mengatakan penyidik sedang berusaha untuk mencari tahu motif penyerang dan apakah ia memiliki kaki-tangan.

Media Prancis, mengutip tetangganya, menjelaskan Bouhlel sebagai orang yang soliter, pendiam dan non-agama.

dec1cdc703864621b69a0cd6132d5a81_18Polisi menemukan dokumen identitas dalam truk yang menabrak kerumunan orang saat merayakan Bastille Day pada Kamis malam dan identitasnya dikonfirmasi melalui sidik jari.

Molins mengatakan bahwa penyerang menyewa truk 19-ton tersebut pada 11 Juli di dekat Saint-Laurent-du-Var, dan bahwa seharusnya dikembalikan pada 13 Juli.

Dia mengendarai truk putih berpendingin tersebut sekitar 2 kilometer (1.2 mil) melalui kerumunan orang yang tengah menonton kembang api dari Promenade des Anglais sekitar pukul 23:00 waktu setempat (2100GMT).

Dia menembak berulang kali ke arah tiga polisi ketika mereka berhadapan dengannya dekat hotel. Tembak menembak terjadi tapi truk melaju hingga 300 meter lagi, kata Molins.

“Polisi akhirnya menemukan sopir tewas di kursi penumpang”, kata jaksa.

Di kabin, polisi menemukan senjata api otomatis, charger, peluru, serta senjata otomatis palsu. Ada juga dua Kalashnikov palsu dan M16, sebuah granat, telepon seluler, dan berbagai dokumen yang masih sedang diperiksa. Kami juga menemukan kartu pengemudi dan sebuah kartu lain atas namanya.”

Molins menjelaskan bahwa, “Penyerang tiba (di truk yang diparkir) sendirian dengan sepeda motor. Sepeda motor ini kemudian ditemukan di dalam truk. Truk terlihat pada sekitar pukul 10.30 pm (2030GMT) di Nice sebelum pergi ke Promenade.”

Dia mengatakan polisi menggeledah rumah penyerang dan mengumpulkan dokumen dan bahan elektronik.

“Bahan-bahan ini tentu saja sedang diselidiki,” kata Molins, bersikeras bahwa tidak ada klaim tanggung jawab, meskipun serangan itu serupa dengan seruan dari organisasi teroris.

Perdana Menteri Perancis Manuel Valls mengumumkan hari berkabung nasional tiga hari sejak Sabtu.

“Tujuan penyerang adalah untuk menanamkan rasa takut dan panik tapi Perancis adalah negara besar dan demokrasi besar yang tidak akan membiarkan dirinya tidak stabil,” katanya dalam sambutannya di televisi dari Paris.

Dia menambahkan: “Kami ingin mencapai kesatuan bangsa. Satu-satunya jawaban adalah bersatunya Perancis.”

Perdana menteri mengatakan perpanjangan keadaan darurat yang telah diberlakukan sejak serangan November di Paris yang menewaskan 130 orang akan dibahas oleh Kabinet dan di parlemen pekan depan.

Sebelum serangan di Nice, keadaan darurat itu sedianya akan berakhir pada 26 Juli namun diperkirakan sekarang akan diberlakukan selama tiga bulan lagi.

Setelah kembali ke Paris dari Avignon di selatan Perancis, Presiden Francois Hollande mengadakan pertemuan keamanan di Istana Elysee.

Menara Eiffel diharapkan menampilkan warna bendera Perancis selama tiga malam, mulai Jumat, dalam penghormatan kepada korban.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.