JURNALISLAM.COM – Faksi-faksi jihad merilis pernyataan yang memuji kedua pelaku pembunuhan dan serangan di Paris. Faksi Jihadi dalam jaringan internasional Al Qaeda maupun faksi jihad lainnya berkomentar terhadap penyerangan. Beberapa laporan tentang hal tersebut pertama kali diperoleh dan diterjemahkan oleh SITE Intelligence Group.
Al Qaeda di Maghreb Islam (AQIM), cabang resmi Al Qaeda di Afrika Utara, merilis dua pernyataan memuji serangan. Yang pertama dirilis di Twitter melalui sebuah akun yang berafiliasi dengan AQIM, dan mendesak umat Islam lainnya untuk mengikuti serangan Charlie Hebdo dan penyerangan pasar halal. Menurut terjemahan oleh SITE Intelligence Group, AQIM menulis, "Mereka (tiga pejuang) adalah para ksatria Invasi Paris, yang sekali lagi telah menyalakan jalan untuk Anda dengan darah mereka, maka berbarislah di jalan dan percaya kepada Allah, dan nyatakan kepada para penyembah salib dan semua orang yang menusuk agama dan kehormatan Nabi Anda."
Dalam pernyataan kedua, AQIM sekali lagi memuji para penyerang dan menambahkan kutipan dari Osama bin Laden: "Telah dikatakan kepada Anda oleh Sheikh Osama, semoga Allah merahmatinya: "Jika tidak ada pemeriksaan terhadap kebebasan kata-kata Anda, maka biarkan hati Anda terbuka untuk kebebasan tindakan kita.'"
Mokhtar Belmokhtar, seorang pemimpin Al Qaeda veteran di al Murabitoon, yaitu sebuah kelompok jihad yang beroperasi di Mali, Niger, dan Libya selatan, juga merilis pernyataan memuji serangan Charlie Hebdo. Menurut terjemahan oleh SITE Intelligence Group, Belmokhtar mengatakan, "Dua pejuang dari tentara Islam, para pejuang dari kalangan ksatria terbaik yang mengorbankan diri, membuat Perancis dan tentaranya merasakan penghinaan dan aib dalam rumah sendiri, bahkan di ibukota mereka, dan di depan para intel dan tentara, dalam sebuah aksi heroik, operasi yang langka, dimana kedua saudara kita menunjukkan kemauan dan tekad yang kuat perkasa." Belmokhtar berusaha untuk membenarkan serangan dengan menyatakan bahwa Perancis telah "melanggar tanah Muslim di setiap misi salib mereka, serta melakukan invasi penuh kebencian atas wilayah Azawad (Northern Mali)."
Shabaab, cabang Al Qaeda di Somalia, juga bergabung dalam penghormatan terhadap para penyerang dengan mengatakan, "Mereka membuat jutaan Muslim senang dengan mengambil tindakan. Beberapa orang sesat mengklaim bahwa kebebasan berekspresi diserang, tapi bukan itu yang terjadi, dan dua orang heroik tersebut telah bertindak dengan sesuai." Pada sebuah stasiun radio di Somalia, Shabaab menambahkan bahwa para penyerang adalah "dua saudara kita yang pertama kali membalas dendam."
Vilayat Dagestan, cabang Dagestan dari al Qaeda Imarah Islam Kaukasus, juga merilis sebuah pernyataan. Menurut terjemahan oleh SITE, kelompok jihadis tersebut mengatakan: "Komisi Media untuk Vilayat Dagestan mengucapkan selamat kepada umat Islam atas balas dendam yang dilakukan oleh singa Islam untuk Nabi mereka, keselamatan dan berkah Allah beserta mereka, dan menganggap bahwa serangan berdarah dan heroik tersebut merupakan tindakan pembalasan atas ciptaan Allah yang terbaik, Muhammad, selamat dan berkah Allah besertanya."
Juru bicara Jamaat-ul Ahrar, sebuah cabang Taliban Pakistan, juga merilis beberapa pernyataan di Twitter, menurut SITE. Ehsanullah Ehsan, yang merilis tweet berikut dalam bahasa Inggris, mengatakan, "Kami senang mendengar tentang serangan terhadap tim jahat Charlie Hebdo. Setiap kepala yang berpikir tentang menghina Nabi SAW akan kita penggal." Ehsan melanjutkan di tweet selanjutnya dengan mengatakan, "Kami mengucapkan selamat kepada pelaku serangan Paris dari lubuk hati kami. Ini adalah bahasa yang dimengerti para kafir kotor."
AQAP, Al Qaeda di Semenanjung Arab, faksi jihad ini bergabung dengan cabang Al Qaeda di Yaman dan Arab Saudi, merayakan penyerangan. Dalam pesan audio yang dirilis oleh Harits al Nadhari, seorang Ulama berpengaruh di AQAP, kelompok tersebut memuji penyerang sebagai "pahlawan mujahidin." Dia berusaha untuk membenarkan operasi dengan mengklaim bahwa Perancis berada "di antara para pemimpin kekafiran."
Deddy | The Long War Journal | Jurniscom