Siapkan Serangan Terakhir di Marawi, Militer Filipina Minta Bantuan Pejuang Islam Moro

Siapkan Serangan Terakhir di Marawi, Militer Filipina Minta Bantuan Pejuang Islam Moro

FILIPINA (Jurnalislam.com) – Militer Filipina telah meminta bantuan kepada pejuang Moro Islamic Liberation Front (MILF) saat mempersiapkan serangan terakhir terhadap kelompok bersenjata Maute di kota selatan Marawi, Aljazeera melaporkan Rabu (6/9/2017).

Walaupun pertempuran tidak dilakukan bersama namun tentara Filipina yang merupakan musuh MILF itu sendiri terlihat berbaur bebas dengan beberapa ratus pejuang Moro yang telah bergabung untuk menyerang kelompok bersenjata Maute di pulau selatan Mindanao.

Operasi gabungan tersebut merupakan taktik terbaru pemerintah Filipina untuk mencoba memberantas pasukan yang terkait dengan kelompok Islamic State (IS) setelah berbulan-bulan bertempur melawan faksi kelompok yang terpisah yang telah mengepung kota Marawi.

MILF
MILF Moro Islamic Liberation Front

Kerja sama dengan MILF termasuk “memberi mereka dukungan senjata tidak langsung dan bahkan dukungan udara dan keahlian lainnya,” Mayor Jenderal Arnel dela Vega mengatakan kepada AFP, menambahkan bahwa kecanggungan pertempuran di samping mantan musuh lama telah menguap.

Kelompok Maute, yang telah berjanji setia kepada IS menguasai Marawi pada bulan Mei. Setelah pengepungan tiga bulan, mereka sekarang hanya menguasai area seluas 500 meter persegi.

Lebih dari 100 tentara Filipina tewas sementara ratusan pasukan Maute juga tewas, menurut militer Filipina.

Ribuan orang, termasuk anak-anak, telah mengungsi karena konflik dan sekarang tinggal di sekitar 75 komunitas atau pusat penampungan di Mindanao.

Seorang pria, yang hanya mengidentifikasi dirinya sebagai Ansari, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia menolak tawaran sebesar $ 500 dan sebuah senapan M16 oleh Maute untuk bertempur bersama mereka.

“Mereka jahat, yang mereka lakukan adalah kejahatan,” katanya.

“Lihat bagaimana mereka menghancurkan Marawi, aku tidak akan menjadi bagian dari mereka.”

Dia mengatakan bahwa banyak orang lain yang menerima tawaran itu karena putus asa, bukan berdasarkan ideologi.

Vega mengatakan bahwa unit pasukannya tidak akan bergabung dengan kelompok pejuang MILF karena mereka memiliki “taktik operasional dan prosedur yang berbeda” dalam konflik tersebut.

“Pada umumnya hasilnya sangat menguntungkan kita,” katanya.

Sementara itu, Amerika Serikat telah meluncurkan bantuan darurat dan bantuan pemulihan sebesar $ 14,3 juta untuk masyarakat yang terkena dampak konflik yang sedang berlangsung di Marawi dan sekitarnya.

Duta Besar AS untuk Filipina Sung Kim mengumumkan sumbangan tersebut dalam sebuah diskusi meja bundar dengan para wartawan di Kedutaan Besar AS di Manila.

Bantuan tersebut berupa air minum yang sehat, peralatan kebersihan, peralatan dapur, keperluan tempat penampungan dan 18 fasilitas dengan persediaan dan layanan penting untuk mengatasi kebutuhan kesehatan ibu dan bayi, serta anak-anak.

Bagikan