MOSKOW (jurnalislam.com)— Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, menyatakan bahwa NATO kini menjadi salah satu “ancaman utama” bagi keamanan nasional Rusia. Dalam pernyataan yang dipublikasikan pada Selasa (15/7/2025), Shoigu memperingatkan bahwa militerisasi aliansi Barat dan peningkatan pertahanan Uni Eropa dapat merusak stabilitas global.
Dalam wawancara eksklusif dengan harian Rusia Kommersant, Shoigu menggambarkan KTT NATO terbaru sebagai “KTT Trump”, merujuk pada pengaruh mantan Presiden AS Donald Trump terhadap arah kebijakan pertahanan Eropa. Ia menuduh negara-negara Eropa tunduk pada tuntutan Washington untuk menaikkan anggaran pertahanan hingga 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka pada tahun 2035.
“Orang-orang Eropa telah mengubah penipuan menjadi strategi. Mereka berpura-pura menyetujui tuntutan Trump sambil mengalihkan anggaran pertahanan ke proyek-proyek sipil seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan,” kata Shoigu, mencontohkan proyek Jembatan Sisilia di Italia sebagai bentuk penyamaran investasi militer.
Shoigu juga membeberkan kekuatan militer NATO yang menurutnya kini terdiri dari lebih dari 50.000 kendaraan lapis baja, 7.000 pesawat, dan 750 kapal perang. Ia menambahkan bahwa sistem satelit milik aliansi digunakan secara aktif dalam mendukung operasi Ukraina melawan Rusia.
𝗧𝘂𝗱𝗶𝗻𝗴 𝗨𝗘 𝗚𝘂𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗔𝘀𝗲𝘁 𝗥𝘂𝘀𝗶𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗗𝗶𝗯𝗲𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻
Lebih lanjut, Shoigu menuduh Uni Eropa tengah merencanakan ekspansi militernya dengan cara memangkas layanan sosial dalam negeri dan menggunakan aset Rusia yang dibekukan.
Ia juga mengklaim bahwa sebagian besar biaya dukungan terhadap Ukraina telah dialihkan oleh Washington kepada negara-negara Eropa. Hal itu tercermin dalam rencana pengeluaran militer blok Eropa sebesar €800 miliar (sekitar USD 870 miliar) hingga tahun 2030 di bawah strategi pertahanan “Kesiapan 2030”.
“Barat memanipulasi statistik untuk menampilkan peningkatan anggaran ini sebagai hal yang moderat. Padahal kenyataannya, beban ekonomi riil bisa mengarah pada kehancuran ekonomi dan penipuan di antara anggota NATO,” ujarnya.
Shoigu juga mengecam rencana Uni Eropa untuk menggunakan bunga hasil aset Rusia yang dibekukan sebagai dana bantuan untuk Ukraina, menyebutnya sebagai bentuk pencurian.
“Barat sudah terbiasa mencuri uang orang lain. Libya, Suriah, Afghanistan sekarang Rusia,” tambahnya.
Meski melontarkan kritik tajam, Shoigu menyatakan bahwa Rusia tetap terbuka untuk berdialog dengan Eropa. Ia merujuk pada seruan Presiden Vladimir Putin yang mengusulkan pembentukan sistem keamanan Eurasia yang baru sebagai alternatif dari dominasi NATO dan AS di kawasan tersebut. (Bahry)
Sumber: AA