Ahad, 21 Desember 2014 kemarin, ITJ Bogor berkesempatan berbagi pengetahuan dan semangat perlawanan terhadap paham Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme kepada puluhan peserta Jambore Rohis se-Kecamatan Kebayoran lama, Jakarta Selatan. Memenuhi undangan panitia yang dikomandoi oleh IQRO Club Kebayoran Lama, hadir 2 orang pengurus ITJ Chapter Bogor yaitu Kang Dona selaku Koordinator Chapter ditemani oleh Kang Sabar.
Menempuh 2 jam perjalanan melewati daerah Puncak yang tidak pernah bosan untuk dinikmati keindahan pemandangannya, tim ITJ Bogor sampai di lokasi acara Jambore Rohis di Bumi Perkemahan Mandalawangi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tepat saat adzan dzuhur berkumandang. Selepas sholat dzuhur dan makan siang, acara secara resmi dibuka dengan sambutan Ketua IQRO Club Kecamatan Kebayoran Lama. Menjadi sebuah kehormatan bagi kami, ternyata sesi Pengenalan Paham Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme serta sharing tentang Kegiatan ITJ menjadi materi pertama di acara Jambore Rohis ini tepat setelah sambutan Ketua IQRO Club tadi.
Selalu saja ada hal-hal menarik setiap kali ITJ mengadakan acara atau diundang mengisi acara seperti ini yang sayang untuk tidak disampaikan sebagai busyro (kabar gembira) bagi kita. Pertama, tentu saja antusiasme para peserta yang kami saksikan dan rasakan sendiri. Sekira 75 orang peserta Jambore Rohis mengikuti pemaparan dengan penuh perhatian dan semangat, walaupun memang untuk istilah-istilah atau pengertian yang sulit untuk dipahami kami mesti mencari analogi-analogi sederhana untuk mempermudah mereka memahaminya.
Antusiasme pun Nampak pada saat sesi pertanyaan yang karena keterbatasan waktu harus dibatasi untuk 3 orang penanya. Bahkan akhirnya waktu tambahan diberikan panitia setelah sesi tanya jawab selesai karena desakan peserta untuk menyaksikan beberapa dokumentasi video kegiatan dan testimoni ITJ. Pada sesi pertanyaan ini pula kami dikejutkan oleh seorang peserta yang ternyata berasal dari Pandeglang, bernama Nabil yang menanyakan keberadaan ITJ di Daerahnya. Setelah disampaikan bahwa, ITJ merupakan sebuah gerakan kepeloporan dan setiap orang dapat berkontribusi aktif di ITJ melalui berbagai kemampuan yang dimilikinya, kami sampaikan agar peserta tersebut mau menjadi pionir ITJ di daerahnya tersebut. Tak lupa untuk Nabil dan para penanya lainnya, hadiah souvenir khas ITJ pun berpindah ke tangan mereka. Di akhir sesi, dengan lantang peserta meneriakkan salam khas #IndonesiaTanpaJIL sebagai bentuk perlawanan terhadap Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme sekaligus dukungan bagi acara Seminar Akbar ITJ yang sedang berlangsung pada hari yang sama.
Catatan kedua, kesadaran akan bahaya paham Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme semakin meluas di berbagai kalangan tidak terkecuali di dunia pendidikan. Kerisauan para pendidik, institusi pendidikan, orang tua dan juga dari kalangan pelajar itu sendiri akan makin meruyaknya penyebaran Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme tentu saja sangat selaras dengan concern ITJ untuk memberikan pembekalan sejak dini kepada para pelajar sehingga diharapkan ketika memasuki dunia perguruan tinggi, mereka sudah memiliki imunitas terhadap bahaya-bahaya pemikiran sesat tersebut. Wajar jika para Guru dan pembina di acara Jambore Rohis ini berharap ada kegiatan lanjutan bekerja sama dengan ITJ di sekolah-sekolah SMA/SMK yang ada di daerahnya.
Setelah sesi pemaparan selesai, kami masih melanjutkan dengan obrolan seputar tema penyebaran Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme khususnya di kalangan pelajar. Tak ketinggalan kami gunakan waktu di tengah cuaca sore yang mendung tersebut untuk membuat testimoni dari peserta dan para Pembina tentang materi yang baru saja mereka terima.
Demikian beberapa catatan dari acara Jambore Rohis tersebut, semoga menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus bergerak mencerdaskan dan menyadarkan umat melalui berbagai wasilah (sarana) dakwah yang ada. Semoga ITJ mampu terus mengambil peran sekecil apapun dalam kerja-kerja besar mewujudkan era kebangkitan islam yang kita cita-citakan, amiin. (SH)