JAKARTA(Jurnalislam.com) – Tokoh Enterpreneur Indonesia, Sandiaga Uno berharap, pemerintah pusat dan daerah mereorientasi sektor ekonomi dalam menyikapi keadaan terkini.
Menurut dia, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam menjaga roda ekonomi di Jakarta, bahkan secara umum di Indonesia. Sehingga, demi menghidupkan ekonomi masyarakat di tengah Covid-19, revitalisasi UMKM menjadi kunci.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, UMKM yang merupakan penyumbang 97 persen lapangan kerja, memiliki masa sulit dengan menurunnya penjualan, kendala permodalan, menurunnya pesanan, logistik yang tidak lancar, hingga acaman gagal bayar yang berpotensi bermasalah pada sektor keuangan.
“Karenanya, pemerintah perlu memprioritaskan kembali fokus ekonomi, pasalnya di setiap krisis peran UMKM sangat besar untuk bangkit, kata Sand, Ahad (12/7).
Dikatakan Sandi, pemerintah saat ini sudah membuat paket kebijakan untuk membantu pelaku UMKM dengan anggaran Rp 34,15 triliun, namun realisasinya masih rendah. Padahal, kata dia, pelaku UMKM juga memiliki keluarga yang harus dihidupi, ditambah adanya tekanan akibat naiknya biaya rumah tangga, kata Sandi.
Dengan kondisi seperti itu, Sandi menyarankan, pemerintah Indonesia harus membalikkan tren saat ini. Caranya adalah dengan memberikan dukungan insentif dan serial paket kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.
Selain itu, kendala lain yang dihadapi para pelaku UMKM dalam masa pandemi ini adalah terganggunya pasokan. Terutama yang tergantung pada barang impor dan produk kesehatan serta pangan.
Dia menegaskan, ada lima gagasan aman pangan yang bisa dijalankan untuk memajukan peningkatan sector pertanian. Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi bahwa akan terjadi krisis pangan secara global. Di Indonesia, produksi beras Indonesia tahun 2019 berada di kisaran 31, 31 juta ton, sedangkan kebutuhan beras sebesar 29.6 juta ton per tahun.
Founder OK OCE Indonesia ini mengatakan, permintaan pangan saat ini sangat besar. Dia juga menyatakan lima gagasan aman pangan, yakni di era pandemi, negeri ini berpeluang mengejar defisit dan mencegah krisis pangan. Kedua, menumbuhkan ketahanan pangan mulai dari lingkup keluarga hingga bangsa.
Ketiga, melipatgandakan kapasitas produksi pangan lokal. Keempat, perkaya food mix dengan bahan baku asli Indonesia, terutama ikan. Terakhir, terapkan teknologi , ciptakan green jobs untuk generasi muda.
Tidak hanya itu, Sandi juga menjelaskan, krisis pangan bisa saja terjadi karena perubahan iklim, cuaca.
Sementara yang terakhir adalah bagaimana memanfaatkan teknolgi dalam urusan pangan. Saat ini ada teknologi yang sudah sangat maju. Maka, akan muncul juga lapangan pekerjaan bila kita memanfaatkan teknologi pangan ini,” ujar Sandi.
Sumber: republika.co.id