Ribuan Warga Turki Turun ke Jalan Protes Larangan Puasa Ramadhan di China

ANKARA (Jurnalislam.com) – Protes pecah semalam di seluruh Turki dengan ribuan orang turun ke jalan menuntut untuk menghentikan dugaan diskriminasi China terhadap Muslim, Anadolu Agency melaporkan Kamis (02/07/2015).

Demonstran berkumpul di Istambul, Izmir, Trabzon, Samsun, Bursa, dan 20 lokasi lainnya Rabu (01/07/2015) malam meneriakkan keadilan bagi daerah yang oleh rakyat Turki dinamakan Turkestan Timur.

Di beberapa tempat protes berlanjut sampai Kamis dini hari tadi.

Pawai oleh beberapa organisasi dan asosiasi dimulai setelah berbuka puasa, dengan orang-orang turun ke jalan, memegang plakat dan meneriakkan slogan-slogan.

Di Tarabya, Istanbul – rumah Konsulat China, dan protes terbesar – ratusan anggota cabang pemuda kekuatan politik yang dominan di negara itu, Partai AK, berkumpul di luar gedung di mana mereka berbuka puasa dengan air dan bagel Turki.

Slogan-slogan seperti "neraka selamanya untuk para penyiksa", "Diam adalah persetujuan, bangun dan keluarkan suara Anda" dan "Kami berdiri dengan Turkestan Timur".

Protes tersebut mengikuti pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Turki pada hari Selasa yang menyatakan "keprihatinan mendalam" tentang laporan bahwa Beijing memberlakukan larangan puasa bagi penduduk Muslim.

"Telah terdengar oleh publik dengan penuh kesedihan bahwa ada laporan pelarangan puasa dan pemenuhan tugas agama lainnya bagi Uighur Turki," kata pernyataan itu.

Pernyataan tersebut tidak memberikan penjelasan apa yang mereka inginkan agar dilakukan China tentang larangan yang dilaporkan.

Pada hari Rabu juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa pemerintahnya telah mencatat pernyataan Turki dan menginginkan klarifikasi.

"Semua kelompok etnis di China berhak atas kebebasan beragama di bawah konstitusi China," kata Hua Chunying melalui seorang penerjemah.

Pada pertengahan Juni, secara luas dilaporkan bahwa China telah melarang puasa di bagian Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang bagi anggota Partai, PNS, siswa dan guru.

Pada hari Kamis, Hua mengatakan bahwa Beijing sedang mengembangkan hubungan yang sangat penting dengan Turki.

"Kami berharap kita dapat mengembangkan hubungan bilateral, berdasarkan rasa saling menghormati keprihatinan utama dan kepentingan bersama satu sama lain," katanya.

"Kami berharap bahwa Turki akan bekerja sama dengan kami untuk mempertahankan pengembangan kelancaran hubungan bilateral."

"Keprihatinan" yang dinyatakan pada Rabu malam mencerminkan sentimen yang dirasakan banyak warga Turki berkaitan dengan masalah Uighur.

Banyak orang Turki yang merujuk Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang China – yang merupakan rumah bagi banyak kelompok etnis minoritas, termasuk warga Turki Uighur – sebagai Turkestan Timur.

Mereka percaya bahwa Uighur ada di antara sejumlah suku Turki yang mendiami wilayah tersebut, dan menganggapnya sebagai bagian dari Asia Tengah, bukan China.

Uighur, sebuah kelompok Turki yang membentuk sekitar 45 persen populasi Xinjiang, telah menuduh China melakukan kebijakan represif yang menahan kegiatan keagamaan Islam, komersial dan budaya mereka.

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.