Ratusan Ribu Warga Tel Aviv Demo Tolak Perluasan Perang di Gaza

Ratusan Ribu Warga Tel Aviv Demo Tolak Perluasan Perang di Gaza

TEL AVIV (jurnalislam.com)– Ribuan orang memadati jalanan Tel Aviv, Sabtu (9/8/2025), untuk menuntut diakhirinya perang di Gaza. Aksi ini berlangsung sehari setelah pemerintah Israel berjanji memperluas operasi militer dan merebut Kota Gaza.

Para demonstran membawa spanduk dan foto para sandera yang masih ditahan di Gaza, sambil mendesak pemerintah menjamin pembebasan mereka. Wartawan AFP memperkirakan jumlah peserta mencapai puluhan ribu, sementara kelompok keluarga sandera menyebut angka hingga 100.000 orang.

Pihak berwenang tidak memberikan estimasi resmi jumlah massa, namun jumlah peserta dinilai jauh lebih besar dibandingkan aksi anti-perang sebelumnya.

“Kami ingin mengirim pesan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu: jika Anda menyerbu Gaza dan para sandera terbunuh, kami akan mengejar Anda di alun-alun kota, dalam kampanye pemilu, dan di setiap waktu serta tempat,” ujar Shahar Mor Zahiro, kerabat salah satu sandera yang tewas, kepada AFP.

Sehari sebelumnya, kabinet keamanan Israel menyetujui rencana operasi besar merebut Kota Gaza. Keputusan tersebut memicu kritik domestik dan internasional. Sejumlah negara, termasuk sekutu Israel, mendesak gencatan senjata yang dinegosiasikan untuk memulangkan sandera dan mengatasi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.

Meski menghadapi penolakan keras dan kabar adanya perbedaan pendapat di internal militer, Netanyahu tetap mempertahankan keputusannya. Dalam unggahan di media sosial Jumat malam, ia menegaskan, “Kami tidak akan menduduki Gaza — kami akan membebaskan Gaza dari Hamas.”

Netanyahu telah menghadapi protes rutin selama 22 bulan perang. Banyak aksi sebelumnya menyerukan kesepakatan gencatan senjata, yang di masa lalu menghasilkan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina di penjara Israel.

Kecaman Otoritas Palestina
Otoritas Palestina (PA) pada Sabtu mengecam rencana Israel memperluas operasi militernya. Presiden PA Mahmud Abbas menyebut langkah tersebut sebagai “kejahatan baru” dan menegaskan perlunya tindakan segera untuk menghentikannya.

Abbas juga menekankan pentingnya memberikan kewenangan penuh kepada Negara Palestina untuk mengelola Jalur Gaza. Dalam rapat yang sama saat rencana Kota Gaza disetujui, kabinet keamanan Israel juga mengadopsi prinsip untuk mengakhiri perang, termasuk pembentukan pemerintahan baru di Gaza yang bukan berasal dari Hamas maupun PA.

PA, yang dibentuk sebagai langkah awal menuju negara Palestina, hanya memiliki kewenangan terbatas di sebagian wilayah Tepi Barat dan tidak memiliki kendali di Gaza yang dikuasai Hamas sejak 2007.

Korban Sipil Terus Bertambah
Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan setidaknya 37 orang tewas akibat serangan Israel di seluruh wilayah tersebut pada Sabtu, termasuk 30 warga sipil yang tengah menunggu bantuan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina sejak perang pecah, angka yang dinilai Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat diverifikasi. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan