Puluhan Warga Sipil Tewas oleh Serangan Udara dan Artileri Rusia

Puluhan Warga Sipil Tewas oleh Serangan Udara dan Artileri Rusia

SURIAH (Jurnalislam.com) – Puluhan warga sipil tewas akibat tembakan artileri dan pemboman Rusia terhadap dua kamp pengungsi dan wilayah sekitarnya di Suriah timur, sebuah lembaga pengamat mengatakan pada hari Ahad (12/11/2017) melaporkan sejumlah korban baru.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (The Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) mengatakan pemboman berat yang sedang berlangsung di provinsi Deir Ezzor telah membunuh 50 warga sipil, termasuk 20 anak-anak, sejak Jumat malam.

Korban baru tersebut hampir dua kali lipat banyaknya dari jumlah yang dilaporkan monitor yang berbasis di Inggris tersebut pada hari Sabtu yaitu 26 orang tewas.

Pemboman tersebut menargetkan wilayah di sepanjang Sungai Efrat, serta desa-desa dan kamp-kamp pengungsian yang penuh dengan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran di kota perbatasan Herakra, Suriah.

Pasukan rezim Syiah Suriah yang didukung Rusia dan milisi sekutu merebut Albu Kamal dari IS pada hari Kamis namun milisi IS tersebut kembali pada Sabtu malam.

Rusia Telah Membunuh 5.233 Warga Sipil Suriah, Termasuk 1.417 Anak-anak dan 886 Wanita

Pada hari Ahad, serangan udara Rusia di dua penyeberangan sungai di sepanjang sungai Efrat menewaskan 11 warga sipil, menurut Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman.

“Lima warga sipil, termasuk dua anak, tewas dalam serangan di penyeberangan Al-Soussa yang terletak sekitar lima kilometer sebelah timur Albu Kamal,” Abdel Rahman mengatakan kepada AFP.

“Enam warga sipil tewas dalam serangan di penyeberangan sungai lain 20 kilometer sebelah utara kota,” tambahnya.

Korban penembakan artileri dan serangan udara di dua kamp pengungsian dan desa-desa sekitar meningkat menjadi 39 orang setelah 13 warga sipil meninggal karena luka-luka mereka, kata Observatorium, Ahad.

Albu Kamal adalah kota terakhir yang penting bagi IS di Suriah. Kehilangan Albu Kamal akan merubah kelompok tersebut menjadi sebuah organisasi gerilya bawah tanah tanpa basis kota.

 

Bagikan