Pesan Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi Untuk Yang Berjihad ke Suriah

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam kepada Rasulullah.

Saudaraku yang tulus… Wahai orang yang keluar dari keluargamu, berhijrah dari negerimu, mengalami berbagai kesulitan, menerjang bahaya sebagai usaha menegakkan impian negeri Islam. Merindukan negara dan kekhilafahan, rela hidup dalam kesusahan saat api fitnah negeri-negeri kafir membakarnya, dalam kezaliman thaghut-thaghut dan kegelapan undang-undangnya. Engkau datang berusaha untuk merealisasikan ibadah kepada Allah yang paling dicintai…

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh… wa ba’du

Aku memohon kepada Allah Ta’ala untuk menjaga kita semua dari fitnah-fitnah yang tampak maupun tersembunyi.
Apakah engkau tahu saudaraku yang tulus, kenapa aku khususkan risalah ini kepadamu? Karena Allah Ta’ala menyebut mujahid yang sebenarnya dengan sifat yang sangat berharga; tidak ada pada kebanyakan orang yang mengaku-ngaku berjihad pada hari ini. Ya, Allah menyebut dengan kata As-Shidq (benar). Hal ini disebutkan di akhir firman-Nya, terkait Perang Usrah (perang yang sulit; Perang Tabuk) dan diceritakan kepada kita tentang kabar orang yang berpaling darinya, “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)

Allah Ta’ala juga menyebutkan tentang orang-orang mukmin mujahid sejati, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”(Al-Hujuraat :15)

Allah juga berfirman, “Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya).” (Al-Baqarah: 177)

Allah menyebutkan sifat orang-orang yang menolong Allah dan Rasul-Nya, “Merekalah orang-orang yang benar.” (Al-Hujurat: 15)

Untuk itulah saya mengistimewakan risalah ini kepada kalian, yaitu kepada orang-orang yang tulus di antara mereka. Dalam kegelapan dan fitnah yang besar ini, saya tidak ingin berbicara kepada selain orang-orang yang jujur. Dengan kejujuran ini, semoga ada hidayah menuju kebaikan. Di dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Hendaklah kamu bersikap jujur karena kejujuran mengantarkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan mengantarkan kepada Surga. Sesungguhnya jika seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran, maka dia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan, maka akan dicatat di sisi Allaah sebagai pendusta.”

Untuk itulah saya secara khusus menyampaikan pesan ini dengan nasihat dan wasiat di dalamnya tanpa melihat kepada faksi yang berbaiat dan bergabung kepadanya. Hal ini karena fitnah telah membesar dan musibah telah menyebar. Dalam hal ini, orang yang diam dari nasihat demi menyelamatkan Islam dan pemeluknya; jihad dan mujahidin dikhawatirkan akan tertuduh seperti setan bisu. Di sisi lain, orang yang berkoar-koar menebarkan kedustaan dan kebohongan lebih buruk daripada itu. Itulah setan yang berbicara untuk menyebarkan kebatilan di mana pun ia berada.

Saya terpanggil untuk menyampaikan nasihat ini kepadamu karena saya sangat menginginkan saudara-saudara kita selama dalam agamanya. Ini yang pertama. Kemudian, saya sangat berharap Islam dan jihad tidak menjadi buruk. Selain itu adalah karena amanah yang ada di pundakku. Engkau dan kawan-kawanmu telah terdidik dalam manhaj yang dalam hal ini saya adalah orang yang terdepan menyerukannya (dakwah Tauhid dan Jihad). Kalian telah banyak mempelajari buku-buku yang kebanyakan adalah tulisan saya. Kalian masih membaca karya-karya yang terlahir dariku. Hal ini tidak bisa dipungkiri, kecuali telah diliputi kesombongan.

Karena itulah, saya tidak akan mengkhianati amanah Allah yang berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Al-Anfal: 27)

Saudaraku yang berharga, jika engkau masuk medan jihad dan sebagian sifat ghulat ditakdirkan menyelimutimu, maka berhati-hatilah saat lalai dengan kehormatan darah kaum muslimin, setiap muslim sampai yang bermaksiat dari mereka. Rasulullah SAW sungguh telah mengatakan kepada kaum muslimin seluruhnya dan bermacam-macam tingkatan dan kesamaan iman mereka ketika haji wada’: “Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, (dan juga kehormatan kalian) semua itu adalah haram atas kalian sebagaimana kesucian hari kalian ini (hari ‘Arafah), pada bulan kalian ini dan di negeri kalian yang suci ini.”

Ingatlah bahwa ancaman paling keras yang diturunkan di dalam Kitabullah ta’ala—yang saya ingatkan agar didukung dan diperhatikan—adalah ancaman atas pembunuhan orang mukmin dengan sengaja. Allah ta’ala berfirman, “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”(QS. An Nisa’: 93)
Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya penduduk langit dan bumi bersekongkol untuk membunuh seorang mukmin, niscaya Allah akan menelungkupkan mereka ke dalam neraka.”

Demi Allah, saya merasa kasihan ketika melihatmu menjadi pengobar perang di antara kaum muslimin. Yang melibatkan penyembelihan terhadap orang-orang yang terjaga dan memotong leher kaum muslimin atas nama daulah dan khilafah, atau dengan nama jihad dan isytisyhad, atau atas dasar memerangi shahawat tanpa dalil dan keterangan yang jelas. Dengan itu, engkau menjadi pengobar neraka jahannam. Semoga Allah menjaga kami dan engkau darinya.

Sungguh engkau keluar dari rumahmu mencari surga dan berusaha untuk terbebas dari neraka. Maka hitunglah setiap langkah yang engkau jalani sebelum engkau dihisab dengan hisab yang berat. Ditimbang setiap amal yang engkau lakukan dengan timbangan syar’i sebelum harta dan keturunan tidak lagi bermanfaat kecuali yang datang dengan hati yang selamat. Ketahuilah bahwa peluru yang kalian tembakkan dengan suka cita itu bertebaran di medan yang di dalamnya bercampur antara muslim dan kafir; yang baik dan yang jahat. Ingat, bukanlah engkau atau kelompokmu saja yang mendukung penegakan syariat Islam.

Dalam Shahih Muslim, diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW beliau bersabda, “…barang siapa berperang di bawah bendera fanatisme dan marah karena fanatik terhadap kelompoknya, atau mengajak umat untuk bersikap fanatik terhadap golongannya, ataupun membela kefanatikan, lalu ia terbunuh, maka bangkainya adalah bangkai jahiliyyah.”

Barang siapa memberontak (memecah belah) terhadap umatku, ia memerangi orang yang saleh maupun orang yang bejat dari kalangan umatku, ia tidak segan membunuh orang mukmin dan ia tidak memenuhi perjanjian dengan orang yang memiliki ikatan perjanjian, niscaya ia bukan termasuk golonganku dan aku tidak termasuk golongannya.”

Maka berhati-hatilah! Jangan membenarkan setiap keterangan sebagian kaum muslimin yang diceritakan kepadamu bahwa mereka halal darah dan hartanya. Seperti sebutan shahawat, Saluliyah (antek Saudi), murtad dan semacamnya. Jangan gegabah, tetapi pastikanlah dahulu! Jangan ikut-ikutan. Berhati-hatilah dalam agamamu, janganlah terpedaya atau percaya kepada setiap omongan.

Kebohongan dalam kebanyakan orang yang bersengketa adalah barang dagangan yang laris, cepat diborong tanpa ditawar dan ditimbang lagi. Orang yang memihak tidak dapat dibedakan. Demam kefanatikan menjadi perusak mata dan hati. Berhati-hatilah bila mendapati potongan-potongan video pendek yang tersebar hari ini, yang menunjukkan kesombongan pelaku penyembelihan kepala-kepala kaum muslimin. Ingatlah ancaman mujaharah (orang yang menampakkan dosa), baik karena sedikitnya malu dari pengawasan Rabb atau karena pengingkaran bahwasanya dia tahu dan mengukurnya.

Ingatlah hadits shahih yang disabdakan Nabi SAW: “Barang siapa membunuh seorang mukmin lalu dia bergembira dengan pembunuhan tersebut, maka Allah tidak akan menerima amalan sunnah juga amalan wajibnya.”

Dari Abdullah bin Mas’ud RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Seseorang datang dengan menggandeng tangan orang lain, lalu ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, ia yang telah membunuhku.’ Kemudian Allah berfirman kepadanya, ‘Kenapa engkau membunuhnya?’

Ia menjawab, ‘Saya membunuhnya agar kemuliaan menjadi milik-Mu.’ Lalu Allah berfirman, ‘Sesungguhnya kemuliaan itu milik-Ku.’ Lalu seseorang datang dengan menggandeng orang lain dan berkata, ‘Sesungguhnya orang ini membunuhku.’ Kemudian Allah berfirman kepadanya, ‘Kenapa engkau membunuhnya?’ Ia menjawab, ‘Agar kemuliaan itu menjadi milik Fulan.’ Lalu Allah berfirman, ‘Sesungguhnya ia bukan milik Fulan. Maka ia kembali membawa dosanya.”

Dan hendaknya engkau mengingat bahwa yang engkau bunuh menjadi musuhmu pada hari kiamat. Mungkin engkau bisa menyampaikan alasan bahwa engkau membunuh karena Allah dan di jalan Allah. Atau engkau membunuh karena hawa nafsu, demi dunia, menolong kebatilan, dan ada fanatisme di dalamnya, maka engkau akan binasa. Ketahuilah bahwa membunuh orang termasuk tanggungan yang paling besar di hari kiamat. Sebagaimana yang termuat di dalam hadits, “Yang pertama kali diadili di antara manusia pada hari kiamat adalah masalah darah (pembunuhan).”

Maka renungkanlah bila awal kehadiranmu kepada Allah adalah untuk pengadilan dalam urusan pembunuhan itu.
Nabi SAW bersabda, “Seorang lelaki akan senantiasa dalam kelapangan dari perkara agamanya selama tidak menumpahkan darah (membunuh jiwa) yang haram.” Maka bersegeralah untuk berpegang teguh dengan tindakan lapang ini, dan janganlah meremehkannya atau menghilangkannya.”

Begitu juga dengan harta benda, jauhilah tindakan melanggar hak-hak kaum muslimin dengan mengafirkan mereka untuk menghalalkan hak dan harta mereka. Engkau telah keluar di jalan Allah, maka berhati-hatilah jangan sampai menilep dan merampas harta kaum muslimin meski hanya satu dirham. Atau mengharapkan dinar. Lalu karena motivasi itu, engkau membunuh demi mendapatkan harta atau karena tujuan mencuri, merampas, dan menyasar hak-hak kaum muslimin.

Allah ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kalian mengatakan kepada orang yang mengucapkan ‘salam’ kepada kalian, ‘Kamu bukan seorang mukmin’ (lalu kalian membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kalian dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kalian, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [An-Nisa: 94]

Imam Bukhari meriwayatkan hadits tentang Khaulah seorang wanita Anshar, yang mengatakan, “Aku mendengar Nabi SAW bersabda, ‘Sesungguhnya ada beberapa orang yang menggunakan harta Allah (yakni harta milik kaum Muslimin) tanpa dasar kebenaran, maka bagi mereka neraka pada hari kiamat’.”

Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berbuat kezaliman terhadap saudaranya (orang lain), hendaklah dia meminta maaf atas kezalimannya. Karena (pada hari Kiamat), di sana tidak ada dinar (dan) tidak pula dirham sebagai penebusnya, sebelum diambil kebaikan dari dirinya untuk saudaranya tersebut. Apabila dia tidak memiliki kebaikan, maka diambillah kejelekan saudaranya tersebut dan dilimpahkan kepadanya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari)

Dalam Shahih Muslim, diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mengambil hak seorang Muslim dengan sumpahnya, maka Allah masukkan ke dalam neraka dan mengharamkannya surga.” Seorang bertanya kepada beliau, “Walaupun hanya sesuatu yang remeh wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Walaupun hanya sepotong kayu siwak.”

Janganlah berbuat jahat terhadap harta manusia atau melanggar hak-hak mereka dengan asumsi-asumsi yang lemah dan klaim yang lemah. Hukum asal orang Islam itu terlindungi darah dan hartanya walaupun bermaksiat. Janganlah tertipu oleh orang-orang yang ekstrem (ghuluw) yang mengafirkan orang dengan alasan sederhana demi menghalalkan hartanya. Ingatlah wasiat Allah,“Pastikanlah (tabayyun),” dan ingatlah firman-Nya, “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Ingatlah bahwa engkau keluar untuk mengharap surga yang terbentang di langit dan bumi. Janganlah engkau sia-siakan hanya karena dunia yang fana.

Ingatlah perkataan Rasulullah SAW, “Seorang muslim adalah orang yang mana orang muslim lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya. Seorang mukmin adalah orang yang manusia lainnya selamat dari (bahayanya) pada darah dan harta mereka.” (Muttafaq alaih)

Saudaraku yang tulus, engkau hanya memiliki satu nyawa. Janganlah nyawa itu dikorbankan demi ketaatan buta kepada orang yang engkau baiat. Itu tidak akan membantumu sedikit pun dari Allah pada hari engkau ditanya tentang nyawa yang engkau hilangkan. Ia kelak akan engkau dapati dalam keadaan memanggil, “Jiwaku… jiwaku.” “Orang-orang yang saling mencintai, pada hari itu (kiamat) sebagian mereka menjadi musuh bagi sebagian lainnya, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Az-Zukhruf: 67)

Ketahuilah bahwa pada hari ini, orang-orang yang sangat bersemangat dengan melakukan istisyhad, kebanyakan telah keluar dari batas yang ditetapkan para ulama peneliti dan telah menyimpang dari jalan yang dituliskan dengan dalil-dalil syar’i. Melanggar batas-batas Allah dan mendekati neraka jahannam, bahkan sampai menyasar kepada darah orang-orang yang terjaga.

Engkau hanya memiliki satu nyawa, maka perhatikanlah di mana engkau mengorbankannya. Nyawa itu tidak akan kembali ke dunia setelah keluar dan pergi untuk menyesali, padahal waktu itu bukanlah saat untuk lari melepaskan diri.

Tidak ada kesempatan lain atau peluang lagi yang terbuka!! Jangan pernah menempatkan bom di tempat-tempat mujahidin dan muslimin atau perkumpulan mereka, serta pasar-pasar mereka. Ini bukan jihad atau istisyhad, akan tetapi permusuhan dan kejahatan.

Ingatlah bahwa para ulama mujahidin yang tsiqah tidaklah membolehkan operasi seperti itu pada hukum asalnya, kecuali karena darurat dan untuk menolak kerusakan yang luas, terpisah dan nyata. Atau karena suatu bahaya yang tidak mungkin dapat ditanggulangi kecuali dengan cara ini. Atau karena adanya kerusakan yang lebih besar terhadap Islam dan kaum muslimin dan tidak dapat dicegah kecuali dengan cara ini pula. Bagaimana engkau merelakan dirimu menjadi bom waktu untuk tujuan yang penting atau yang tidak penting? Atau bagaimana bisa engkau ridha menghilangkan nyawa orang mukmin dan menghancurkan tempat-tempat mujahidin, serta menghilangkan nyawa muslim yang bersih?

Berhati-hatilah terhadap ketaatan buta dalam hal itu dan selainnya. Ingatlah sabda Nabi SAW yang termaktub dalam Shahihain, “Sesungguhnya ketaatan itu adalah dalam hal yang makruf.”

Dan dalam musnad Imam Ahmad dari Nabi SAW bersabda, “Tidak ada ketaatan bagi seorang hamba dalam bermaksiat kepada Sang Pencipta.”

Dan ingatlah bahwa engkau seorang mujahid yang mulia, bukanlah orang yang hanya ikut-ikutan. Bercita-citalah dengan tujuan-tujuan pembelaan dan pendidikan di dalamnya. Janganlah tertipu oleh mereka yang mengambil keuntungan serta menabuh genderang jika engkau mengharapkan ridha Allah dan alam akhirat.

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 83)

Saudaraku yang berharga, kita semua merindukan khilafah dan daulah yang menegakkan hukum syariat, dan jihad dengan tujuan menegakkan dan mengangkat panjinya. Akan tetapi klaim-klaim (khilafah) membutuhkan bukti-bukti nyata di lapangan untuk mengetahui yang jujur dan yang dusta. Itu akan tampak nyata ketika hukum-hukum syariat yang bertentangan dengan hawa nafsu muncul. Maka barang siapa yang menolak hal itu, dia bukanlah orang yang benar walaupun ada ratusan dari mereka bersuara membela, ribuan orang menutupinya, dan pengikut-pengikut mereka tertipu.

Engkau telah terdidik dengan tauhid, berdakwah dan berjihad untuk menegakkannya. Maka tidak sepantasnya engkau menganggap enteng orang yang enggan bertahkim dengan syariat yang diridhai Allah. Jangan tertipu olehnya meskipun tampak bersinar, memikat, dan bergelimang kekayaan. Hendaklah ia menerapkan syariat kepada dirinya sendiri dahulu, agar setiap hal yang kecil maupun besar mengikutinya bila ia benar-benar jujur. Maka jika tidak, demi Allah, ia bukan orang yang jujur.

Allah berfirman, “Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada rasul dengan patuh. Apakah (ketidakdatangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut bila Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim. “Hanya ucapan orang-orang beriman, yaitu ketika mereka diajak menaati Allah dan Rasul-Nya agar Rasul-Nya tersebut memutuskan hukum di antara kalian, maka mereka berkata: Sami’na Wa Atha’na (Kami telah mendengar hukum tersebut dan kami akan taati). Merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. An Nuur: 48-51).

Saudaraku yang tulus, jika kakimu telah engkau pijakkan ke dalam perangkap beberapa faksi yang bersekutu dengan penguasa yang murtad dan tunduk kepadanya, serta sepakat dengan program-programnya, lalu berjalan di bawah perintahnya dan mengangkat panji jahiliyah serta berusaha dengan tujuan yang tidak syar’i namun dengan tujuan yang syirik, maka kembalilah segera dan janganlah melangkah dengan langkah yang mengarah pada tujuan ini. Lebih baik engkau duduk di negerimu bersama keluargamu daripada menembakkan peluru atau berjalan di atas panji ini dan berada di faksi seperti ini.

Jika keluarmu itu untuk agama Allah dan datang untuk berjihad di jalan Allah, janganlah berlaku demikian. Peperangan itu untuk meninggikan kalimat Allah dan agama itu seluruhnya hanya untuk Allah, bukan untuk atau atas si fulan.
Allah ta’ala berfirman, “Dan perangilah mereka sampai tidak ada fitnah (kesyirikan) dan agama ini seluruhnya hanya untuk Allah.”(Al-Anfaal: 39)

Al-Bukhari meriwayatkan dari Said bin Jabir yang berkata, “Abdullah bin Umar menemui kami, kami sangat berharap agar ia menceritakan kepada kami sebuah pembicaraan yang baik. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mendahului kami menemuinya dan berujar; ‘ya Abu Abdurrahman, ceritakanlah kepada kami sebuah cerita tentang peperangan dalam fitnah yang telah Allah firmankan,‘Dan perangilah mereka hingga tak ada lagi fitnah di muka bumi.’(Al-Baqarah: 193). Maka Abdullah bin Umar bertanya, ‘Apakah kamu tahu apa fitnah itu, duhai malangnya ibumu kehilangan dirimu, Dahulu Muhammad saw memerangi orang-orang musyrik dan siapa saja yang memasuki agama mereka (pindah agama) itulah yang dimaksud fitnah, dan fitnah maksudnya bukanlah peperangan kalian terhadap para raja (penguasa).”

Nabi SAW bersabda seperti diriwayatkan dari Abu Musa RA, “Rasulullah ditanya tentang seseorang yang berperang dengan gagah berani dan berperang dengan semangat menggelora dan berperang dengan riya’. Apakah mereka di jalan Allah? Maka Rasulullah SAW bersabda, “Brang siapa yang berperang untuk menegakkan agama Allah agar tinggi, maka dia adalah berada di jalan Allah.”

Lihatlah benar-benar panji perangmu, perhatikanlah tujuanmu, dan waspadalah dari kesalahan. Pada waktu yang sama, jangan melukai sesama, kesaksian musuh atas musuhnya, tersebarnya tuduhan yang tidak berimbang, tuduhan kafir dan murtad terhadap manusia tanpa keterangan yang jelas. Berhati-hatilah terhadap yang mengafirkan dan membunuh karena meniru-niru, percaya begitu saja kepada kelompoknya, dan perkiraan baik pada temannya.
Ketahuilah bahwa medan jihad saat ini telah banyak dicampuri hawa nafsu dan tersebar permusuhan dan perpecahan.

Batas-batas Allah dilanggar dan kehormatan dirusak. Banyak nyawa telah dihilangkan dengan cara yang tidak benar. Setiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Allah akan menanyakan perkataan dan perbuatannya. Jangan sampai menjadi orang yang menjawab dengan ungkapan: hah.. hah… aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengatakan suatu hal, maka aku pun mengatakan itu! Maka dikatakan kepadamu: engkau tidak tahu, namun tidak mau membaca dan mencari petunjuk!

Tanyakanlah dalilnya apa, maka dengan demikian engkau akan terdidik. Dengan itu, engkau belajar dan mengikuti manhaj Nabi yang murni. Janganlah mengakhiri kehidupanmu dengan taqlid dalam mayoritas masalah. Yang aku maksud paling besar bahayanya adalah pengafiran dan seluk beluknya tentang menghalalkan darah dan harta, memenggal leher, membakar mayat dan jasad.

Di dalam hadits yang sahih disebutkan, “Musnahnya dunia lebih remeh bagi Allah daripada terbunuhnya seorang Muslim.”

Ibnu Umar berkata, “Di antara masalah membahayakan yang jika seseorang terlanjur melakukannya, jarang sekali bisa menyelamatkan diri adalah menumpahkan darah yag diharamkan tanpa alasan yang dihalalkan.” [HR. Bukhari No.6356].
Berhati-hatilah masuk dalam pintu ini walaupun engkau dalam posisi sulit. Hindarilah segera dan bertobat darinya. Kembalikanlah hak-hak kepada pemiliknya sebelum tidak berlaku lagi dirham dan dinar, ataupun perbuatan baik maupun buruk. Jauhilah maksiat karena hal itu adalah maksiat lain yang lebih besar.

Bertobatlah dari semua hal itu dan jauhilah sebelum tobat dan penyesalan tidak berlaku lagi, atau sebelum engkau keluar dari medan jihad dan meletakkan senjatamu. Kebenaran telah jelas bagimu, oleh karenanya bertobatlah dengan tobatnya orang yang pailit atau yang rugi. Sebagaimana yang dinamakan oleh para ulama selagi tidak ada ujian ataupun kuasa lagi.

Saudaraku yang tulus, aku tidak ragu adanya orang-orang sepertimu di faksi-faksi jihad pada hari ini di Suriah meskipun ada penyimpangan di kebanyakan panji-panji yang ada. Namun, saya tidak akan mengatakan kepadamu bahwasanya tidak ada jihad yang benar pada hari ini. Tidak! Syam di bawah lindungan Allah. Saya tidak akan mengatakan kepadamu bahwasanya tidak ada bendera yang bersih di medan jihad. Tidak! Masih ada kelompok di dalam umat ini yang senantiasa menegakkan perintah Allah, tidaklah berpengaruh siapa yang menyelisihi atau mengabaikan mereka sampai datang keputusan Allah. Sebagaimana dikabarkan oleh pembawa kabar yang benar, Nabi SAW.

Allah ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Inilah jalanku, yang aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah di atas bashirah. Mahasuci Allah, dan aku tidaklah termasuk orang-orang yang musyrik’.” (Yusuf: 108)
Saya ingin menyampaikan kepadamu, lihatlah jalanmu dengan jelas. Bertakwalah kepada Allah atas kaum muslimin, darah, jihad, dan agama mereka.

Carilah kelompok yang menegakkan urusan Allah yang tidak condong kepada ghuluw dan berlebih-lebihan. Carilah kabar yang kuat, bertabayyunlah, dan jangan ikut-ikutan tanpa peduli membunuh, merampas, menyembelih, dan melukai agama Allah dan jihad kaum muslimin. Jangan pula mendukung orang yang tidak menginginkan hukum Allah atau menjadi pasukan bagi orang yang tidak mengharapkan kejayaan bagi syariat Allah, apalagi orang yang membuat makar terhadap umat Islam.

Rendahkanlah dirimu kepada Allah agar Allah memberi petunjuk kepadamu. Sehingga engkau menjadi tentara bagi syariat, yang akan menjaganya dari permusuhan melindunginya dari pelecehan dan distorsi. Meninggikan benderanya yang suci murni pada zaman yang di dalamnya agamamu menjadi target, dikepung oleh upaya pencitraan buruk. Musuh-musuhnya memerangi dan memalingkan orang darinya. Sementara itu, generasi Islam sendiri kebanyakan tidak berilmu.

Allah ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69)

Dan di dalam hadits qudsi disebutkan, “Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah sesat kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian petunjuk.

Ditulis oleh Abu Muhammad Al Maqdisi
Syawal 1435 H

Diterjemahkan oleh Rudi

Sumber: http://tawhed.ws/r?i=22081401

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.