Perayaan Asyuro dan Kekuatan Baru Syiah

Oleh: Ustadz. Ahmad Fatih 
(Juru Bicara Jamaah Ansharusy Syariah)

Asyuro buat Syi'ah merupakan hari suci, dan menjadi sakral yang sebagai wujud bukti mereka ikut bersedih atas kematian Husain cucu Rosulullah shallallohu ‘alaihi wasallam. Distorsi sejarah dan manipulasi sejarah yang selalu di dengung-dengungkan oleh penganut Syi'ah selama ini.

Perayaan Asyuro yang selalu dilakukan pada setiap 10 Muharram ini selalu melibatkan jumlah besar dari pengikut Syi'ah di seluruh negara tidak terkecuali penganut Syi'ah di Indonesia. Tercatat di beberapa kota besar di Indonesia mereka secara terang-terangan mengadakan acara Asyuro ini. Di Semarang yang merupakan pusat perayaan Asyuro Syi'ah di Jawa Tengah mendapat perlawanan dan protes keras dari umat Islam yang merupakan gabungan elemen-elemen ormas islam, di Bandung di Al Jawad Geger Kalong acara yang serupa berhasil digagalkan umat Islam di kota kembang. Di Jakarta menurut informasi diadakan di salah satu gedung milik mereka sendiri di ICC Pusat kebudayaan Islam Jakarta yang berlokasi di Jl. Warung Buncit Pasar Minggu Jakarta selatan tidak jauh dari kantor Republika.

Kebangkitan Syiah di Indonesia

Perayaan-perayaan penganut sekte Syi'ah yang sudah di fatwakan sesat oleh MUI Jawa Timur dan di fatwakan oleh MUI pusat bahwa Syi'ah berbeda dengan Sunni dan hendaknya umat Islam mewaspadai ajaran Syi'ah yang sejak tahun 1984 telah menunjukkan bahwa Syi'ah semakin konsisten dan menunjukkan kekuatannya di Indonesia. Budaya taqiyah (berbohong/pura-pura) yang selama ini masyhur dikalangan Syi'ah dan menjadi kedok mereka untuk bersembunyi di umat Islam sedikit-sedikit mereka mulai tinggalkan karena mereka mulai merasa bahwa kekuatan Syi'ah di Indonesia sudah mulai banyak dan sanggup menghadapi perlawanan umat Islam.

Ketua dewan Syuro IJABI (ikatan Jamaah Ahlu Bait Indonesia) mengatakan bahwa jumlah Syi'ah di Indonesia sekarang sudah 5 juta orang (eramuslim, 23 November 2013). Jumlah ini jelas bukan jumlah yang sedikit mengingat penganut Syi'ah terkenal fanatik dan rela berkorban demi keyakinan mereka. Jumlah ini mendekati jumlah anggota masyarakat yang memilih salah satu partai Islam pada pemilihan pada tahun 2014 ini yang berjumlah 8.480.204 Pemilih. Sehingga sangat wajar jika seorang dosen Syi'ah sudah berani mengatakan di depan mahasiswanya secara terang-terangan bahwa dirinya Syi'ah di salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah di Jakarta.

Kebangkitan Syi'ah dan Kelesuan Umat Islam

Bangkitnya Syi'ah di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kelesuan umat Islam di Indonesia, perbedaan ijtihad dan cara perjuangan menjadi jurang pemisah antar jamaah, ormas Islam dan elemen umat Islam dan sedikit melupakan bahaya sekte Syi'ah di Indonesia. Hal ini terlihat dari sedikitnya elemen umat Islam yang ikut serta di acara menggagalkan peringatan Asyuro di Semarang.

Sedikitnya umat Islam yang memberikan konsen dan perhatian terkait perkembangan Syi'ah inilah yang menyebabkan Syi'ah begitu bebasnya merekrut umat Islam untuk menjadi pengikut sektenya dan menimbulkan bahaya baru yang akan menggerogoti dan merusak aqidah umat Islam. Suriah menjadi pembuktian ketika Syi'ah berkuasa maka pembantaian umat Islam dan adu domba jamaah dan harokah Islam akan terjadi.

Maka sudah seharusnya umat Islam waspada dan memberikan perhatian terkait bahaya laten Syi'ah ini, di luar bahaya laten komunis dan bahaya laten sekulerisme dan liberalisme.

Begitu banyak pekerjaan yang harus kita kerjakan bersama. Pekerjaan ini tidak bisa digarap oleh satu atau dua jamaah dan ormas Islam. Maka sudah sepatutnya Umat Islam ditengah segala perbedaannya menyatukan langkah untuk bersama-sama berjuang dan berjihad untuk mencegah dan membentengi umat Islam dari sekte-sekte sesat seperti Syi'ah. Wallahu’alam 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.