Perancis akan Intervensi Militer ke Suriah Jika Serangan Senjata Kimia Assad Terbukti

Perancis akan Intervensi Militer ke Suriah Jika Serangan Senjata Kimia Assad Terbukti

PERANCIS (Jurnalislam.com) – Perancis mengatakan akan melakukan “tindakan intervensi” jika laporan serangan senjata kimia rezim Suriah yang baru di Ghouta Timur terbukti benar.

Aktivis di Ghouta Timur, sebuah daerah pinggiran ibukota Suriah, Damaskus, merilis video pada hari Rabu (7/3/2018) yang menunjukkan bom dijatuhkan, mengklaim bahwa serangan tersebut terjadi di kota pemukiman Hamouriyah.

Video tersebut menunjukkan korban kesulitan untuk bernafas.

“Jika penggunaan senjata kimia ditemukan, diverifikasi, dikaitkan dan membuat orang mati, maka Prancis akan mengambil tindakan intervensi militer untuk mencegah perkembangbiakan senjata kimia,” Jean-Yves Le Drian, menteri luar negeri Prancis mengatakan, seperti dikutip oleh kantor berita resmi Xinhua pada hari Kamis.

WHO: Inilah Serangan Senjata Kimia yang Paling Mengerikan

Pemerintah Suriah menolak klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa “pemberontak yang putus asa” mencoba untuk mendistorsi fakta.

“Kemarin malam adalah malam paling gelap dan paling mengerikan. Mereka menggunakan fosfor, napalm, bom curah dan gas klorin,” Ammar al-Selmo, seorang pekerja bantuan sukarela untuk Pertahanan Sipil Suriah, mengatakan kepada Al Jazeera melalui telepon dari daerah yang dikuasai oposisi.

“Tim kami panik karena saat itu seperti 2013, ketika rezim [Presiden Bashar] al-Assad menggunakan senjata kimia di Ghouta.”

Ghouta Timur berada di bawah kendali kelompok oposisi bersenjata sejak 2013 – setelah dua tahun menjadi sebuah gerakan populer di Suriah yang menyerukan mundurnya Assad.

Ketika rezim menanggapi dengan keganasan militer, penduduk setempat dan tentara oposisi mengangkat senjata melakukan perlawanan dan berhasil menguasai wilayah-wilayah besar di seluruh negeri.

Inilah Infografik 162 Serangan Senjata Kimia Rezim Assad di Suriah

Dengan intervensi Rusia pada tahun 2015, pasukan Syiah Nushairiyah Assad merebut kembali sebagian wilayah tersebut, namun Ghouta Timur tetap menjadi salah satu kubu oposisi bersenjata terakhir Suriah didekat ibukota.

Daerah tersebut berada di bawah pengepungan dan blockade yang mencekik oleh pasukan rezim Syiah Assad sejak 2013, sebagai upaya untuk mendesak oposisi bersenjata yang beroperasi di sana keluar.

Saat pasukan rezim Syiah ini mengintensifkan serangan mereka untuk mendapatkan kembali kontrol atas wilayah tersebut, dibantu oleh operasi pengeboman udara Rusia, lebih dari 900 warga sipil telah terbunuh dalam tiga pekan terakhir.

Bagikan