SURIAH (jurnalislam.com)– Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Muhammad al-Jaulani, dalam wawancara eksklusif dengan CNN-News18 pada Jumat (6/12/2024), menegaskan bahwa revolusi Suriah tetap berkomitmen menggulingkan rezim Bashar al-Assad. Ia menyebut pemerintahan Assad sebagai rezim yang lemah dan tidak memiliki legitimasi, meski didukung oleh kekuatan asing seperti Iran dan Rusia.
Menurut al-Jaulani, momentum revolusi telah kembali bangkit setelah pembebasan kota Aleppo dan Hama baru-baru ini, yang menjadi pukulan telak bagi rezim Assad.
“Benih-benih kekalahan rezim selalu ada di dalamnya,” kata al-jaulani.
“Iran berusaha menghidupkan kembali rezim, memberinya waktu, dan kemudian Rusia juga mencoba mendukungnya. Namun, kebenarannya tetap, rezim ini sudah mati.” tegasnya.
Al-Jaulani juga menyoroti bahwa meskipun ada upaya dari kekuatan asing seperti Iran dan Rusia untuk menopang pemerintahan Bashar al-Assad, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa rezim tersebut tidak lagi memiliki dasar yang kuat untuk bertahan. Dalam konteks ini, ia menegaskan bahwa semangat revolusi terus menyala untuk mencapai tujuan utamanya.
“Ketika kita berbicara tentang tujuan, tujuan revolusi tetaplah menggulingkan rezim ini. Merupakan hak kita untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk mencapai tujuan itu,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Rusia terus terlibat dalam perang di Suriah. Selama beberapa hari terakhir, jet-jet tempur Moskow telah mengintensifkan serangan udara di Kota Idlib dan Kota Aleppo untuk membantu pemerintah Presiden Bashar al-Assad memperlambat laju pejuang oposisi.
Kontributor: Rifqi