INDIA (Jurnalislam.com) – Pemerintah India mengumumkan akhir dari kebijakan memberikan subsidi kepada ratusan ribu umat Islam yang menuju ke kota suci Mekah untuk melakukan ibadah haji tahunan yang telah berlangsung puluhan tahun.
Mukhtar Abbas Naqvi, menteri urusan minoritas India, mengatakan pada hari Selasa (16/1/2018) bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari “sebuah kebijakan untuk memberdayakan kaum minoritas dengan harga diri dan tanpa mencari dukungan.”
“Dana subsidi haji akan digunakan untuk pemberdayaan pendidikan anak perempuan dan perempuan dari masyarakat minoritas,” katanya kepada wartawan di Delhi.
Kelompok Pembela Muslim India Perjuangkan Masjid Abad 16 yang Dihancurkan Umat Hindu
Keputusan tersebut menyusul keputusan tahun 2012 oleh Mahkamah Agung India, yang telah mengarahkan pemerintah untuk secara bertahap mengurangi subsidi tersebut dan menghapusnya pada tahun 2022.
Namun langkah itu disambut baik oleh banyak kaum Muslim di Tanah Air (India).
“Ini telah menjadi tuntutan lama masyarakat Muslim di India,” Navaid Hamid, presiden All India Muslim Majlis-e-Mushawarat, sebuah organisasi payung dari beberapa kelompok Muslim, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Subsidi ini justru digunakan sebagai alat untuk mengecam komunitas Muslim sejak lama, untuk menyebarkan kebohongan bahwa umat Islam disenangkan oleh bank,” tambah Hamid.
Pemimpin Dai Muslim Kashmir Ditahan Pemerintah India untuk Ke-42 Kali
Dimulai pada tahun 1954, pemerintah India telah berpuluh-puluh tahun menawarkan subsidi sebesar miliaran rupee kepada Muslim miskin yang ingin melakukan haji. Pada 2016, jumlahnya sekitar $ 75 juta, turun dari sekitar $ 100 juta pada tahun 2013, menurut data resmi.
Jamaah haji diberi subsidi melalui tarif penerbangan konsesi.
Subsidi haji adalah “sumber nafkah utama untuk maskapai penerbangan nasional, Air India”, kata Faizan Mustafa, seorang cendekiawan Muslim dan wakil rektor Universitas Hukum Nalsar.
“Air India-lah yang mendapatkan subsidi itu,” katanya kepada Al Jazeera.
“Beberapa Muslim miskin tidak akan mampu melakukan perjalanan haji sekarang, tapi mereka yang bertekad untuk pergi masih akan pergi.”
Muslim di seluruh dunia diharapkan untuk pergi haji sedikitnya sekali dalam seumur hidup mereka – jika mereka mampu.
Argumen asli subsidi adalah bahwa subsidi akan membantu sebagian masyarakat yang lebih miskin untuk melakukan ziarah haji, sesuatu yang mungkin tidak mampu mereka laksnakan.
Namun, kebijakan yang diperebutkan tersebut mendapat kecaman dari banyak kalangan, termasuk partai penguasa nasional Hindu India, Partai Bharatiya Janata (BJP), yang telah lama menyebutnya “mengambil hati kaum minoritas.”
Militer India Tangkap Pemimpin Gerakan Perlawanan Muslimah Kashmir
Justru India menghabiskan dana negara yang signifikan untuk ziarah lainnya, termasuk festival keagamaan Hindu Kumbh.
Subsidi haji digunakan sebagai “alat politik” di negara ini selama beberapa dekade, kata Kamal Faruqui, anggota Dewan Hukum Pribadi Muslim All India.
“Kami ingin mengelola urusan haji kami sendiri, pemerintah harus membantu kami. Haji diwajibkan hanya untuk mereka yang mampu secara fisik dan finansial,” katanya kepada Al Jazeera.
Pemerintah mengatakan pada hari Selasa bahwa jumlah rekor terbanyak, yaitu 175.000 Muslim akan melakukan ibadah haji tahun ini.