Pawai Anti Islam di Phoenix Dihadang Demonstran Pendukung Islam, Amerika

Phoenix  (Jurnalislam.com) – Ratusan orang menghadiri unjuk rasa anti-Islam di luar sebuah masjid di kota Phoenix AS pada hari Jumat (29/05/2015), berhadapan dengan ratusan kontra-demonstran yang mendukung hak dan kebebasan umat Islam.

Kedua kelompok mengambil posisi di kedua sisi jalan di depan Islamic Community Center of Phoenix, dengan barisan polisi berdiri di tengah-tengah untuk menjaga mereka agar tetap terpisah, media lokal melaporkan.

Tayangan live televisi menunjukkan demonstran di sisi anti-Islam melambaikan bendera Amerika dan memegang spanduk bertuliskan "Stop Islam", sementara sisi yang lain membawa plakat yang bertuliskan "Hentikan kebencian" dan "Kasihilah sesamamu".

Beberapa pengunjuk rasa anti-Islam secara terbuka menggunakan bahasa kasar yang kuat dan komentar rasis pada plakat mereka, tapi tidak dikenakan tuntutan menghasut kebencian terhadap komunitas Muslim yang damai.

Salah satu pengunjuk rasa anti-Muslim terlihat mengenakan t-shirt yang mengatakan: "Support Your Local White Boy" dengan lambang SS Nazi di atasnya.

Diberi judul "Freedom of Speech Rally Round II / Pawai Kebebasan Berbicara Putaran II", penggambaran acara anti-Islam tersebut di Facebook diduga sebagai "Tanggapan atas serangan Texas baru-baru ini di mana 2 teroris bersenjata, berusaha melakukan Jihad."

Dalam sebuah posting Facebook hari Jumat, penyelenggara pawai, Jon Ritzheimer, yang juga mantan Marinir, mengakui bahwa acara ini "bodoh".

"Saya mengakui bahwa apa yang saya lakukan memang bodoh tapi menginjak bendera Amerika juga bodoh, dan saya mendukung hak dan kebebasan mereka untuk melakukan pawai," katanya.

Pawai itu terjadi hanya tiga minggu setelah dua orang bersenjata menyerang sebuah acara serupa di pinggiran Dallas, yaitu di Garland, Texas.

Meskipun perdebatan dan keamanan memanas, pawai hari Jumat pada umumnya berlangsung damai dan tidak ada penangkapan yang dilaporkan pada 20:45 waktu setempat (GMT 0345).

Kedua kelompok saling berteriak satu sama lain.

The Islamic Community Center of Phoenix adalah masjid yang diduga sering dikunjungi para penyerang bersenjata, Elton Simpson dan Nadir Soofi, beberapa waktu sebelum penembakan Garland. Para tersangka diduga menembaki acara kartun anti-Muslim di Garland pada 3 Mei, yang menyebabkan seorang penjaga keamanan terluka sebelum polisi kemudian menembak mati mereka.

Pawai hari Jumat rencananya dimulai sekitar waktu yang sama saat Muslim memulai sholat malam mereka di dalam masjid.

Pawai itu mengawali kontes kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad, mirip dengan yang di Texas. Namun, tidak ada satupun kontes seperti itu yang diadakan pada pukul 20:45, waktu setempat.

Ritzheimer juga mendorong para peserta untuk datang dengan senjata pada pawai tersebut.

Halaman Facebook yang didedikasikan untuk acara mengatakan: "Orang-orang juga didorong untuk memanfaatkan amandemen kedua tepat di acara ini, untuk berjaga-jaga bila amandemen pertama kami berada di bawah banyak serangan."

Rencana awal para pengunjuk rasa anti-Muslim adalah berkumpul di sebuah restoran di Phoenix utara sebelum pawai.

Ketika manajer restoran mengetahui tentang rencana itu, mereka memutuskan menutup restoran selama tiga jam demi menjamin keselamatan pelanggan mereka, 12 News melaporkan.

Perwakilan dari komunitas Muslim area Phoenix mendesak umat Islam untuk mengabaikan acara tersebut.

"Pada dasarnya ini adalah persimpangan antara Islamofobia dan budaya senjata, retorika kekerasan datang bersama-sama dengan sentimen anti-Muslim dalam situasi yang sangat berbahaya," Imraan Siddiqi, yang mengarahkan Arizona dalam Dewan Hubungan Amerika-Islam, mengatakan kepada Anadolu Agency pada hari Kamis.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.