Pakistan Ajak OKI Wujudkan Solidaritas untuk Muslim Rohingya

Pakistan Ajak OKI Wujudkan Solidaritas untuk Muslim Rohingya

KARACHI (Jurnalislam.com) – Pakistan pada hari Ahad (3/8/2017) mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas meningkatnya jumlah kematian dan pemindahan paksa Muslim Rohingya, dan menyebut ini sebagai sumber keprihatinan dan petaka serius di tengah Idul Adha saat ini – salah satu dari dua hari hari raya utama kaum Muslim di seluruh dunia.

“Pakistan mendesak pihak berwenang di Myanmar untuk menyelidiki laporan pembantaian, meminta pertanggungjawaban mereka, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak-hak Muslim Rohingya,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan, lansir Anadolu Agency.

Sejalan dengan posisi konsisten melindungi hak-hak minoritas Muslim di seluruh dunia, pernyataan tersebut mengatakan, Pakistan akan bekerja sama dengan masyarakat internasional – khususnya, Organisasi Kerjasama Islam – OKI (the Organization of Islamic Cooperation – OIC) – untuk mewujudkan solidaritas dengan Muslim Rohingya dan bekerja untuk menjaga hak-hak mereka.

Erdogan Kecam Pembantaian di Myanmar dan akan Tuntut di Pengadilan PBB

Kekerasan meletus di negara bagian Rakhine di Myanmar pada 25 Agustus ketika pasukan Myanmar melancarkan operasi pembantaian terhadap komunitas Muslim Rohingya. Kekerasan ini memicu masuknya pengungsi baru ke negara tetangga Bangladesh, meskipun negara tersebut menutup perbatasannya untuk para pengungsi.

Laporan media mengatakan pasukan Myanmar menggunakan kekuatan yang tidak proporsional, mengusir ribuan warga desa Rohingya dan menghancurkan rumah mereka dengan mortir dan senapan mesin.

Daerah ini telah mengalami ketegangan antara populasi sekte Buddhis dan kaum Muslim sejak kekerasan komunal terjadi pada tahun 2012.

Sebuah tindakan keras yang diluncurkan Oktober lalu di Maungdaw, di mana Rohingya menjadi mayoritas, menyebabkan sebuah laporan PBB mengenai pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh aparat keamanan.

PBB mendokumentasikan pemerkosaan massal, pembunuhan, penyiksaan – termasuk bayi dan anak kecil – penyembelihan, pemukulan brutal, dan penghilangan paksa. Perwakilan Rohingya mengatakan lebih dari 400 orang telah terbunuh dalam tindakan keras tersebut.

Bagikan