BANDUNG (Jurnalislam.com) – Guru Besar Hukum Universitas Parahyangan (Unpar) Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf menilai bahwa pemerintahan saat ini yang dipimpin oleh Presiden Jokowi lebih represif terhadap umat Islam dibandingkan pemerintahan orde baru di bawah rezim Soeharto.
Pasalnya, ia menilai pemerintah terus melakukan tindakan yang kerap merugikan umat seperti dugaan kriminalisasi ulama, tudingan anti Pancasila, tudingan makar kepada tokoh dan aktivis Islam, rencana pembubaran ormas Islam dll.
“Malah hemat saya, zaman Soeharto tidak terlalu menampakan sebagai sebuah penekanan kepada umat islam yang kira-kira punya aspirasi. Pak harto represif tetapi lebih mencoba untuk menggunakan gaya lain atau cara pandang lain,” kata pakar hukum tata negara ini kepada Jurnalislam.com baru-baru ini.
Ia menambahkan, bahwa jika di zaman Soeharto umat Islam memiliki aspirasi dan harapan, Soeharto tidak kerap menistakan agama Islam. “ Ada satu atau dua yang dipersoalkan tetapi selebihnya memang menjadi hal-hal yang sifatnya tindakan politik,” kata Asep Warlan.
Namun, kata Asep Warlan, hal tersebut berbeda dengan sekarang di mana ada tindakkan langsung mendapat reaksi. “Ada ormas yang kira-kira yang punya afiliasi, langsung dibekukan, jadi hemat saya lebih represif dari pada yang dulu. Padahal waktu cuman 2 tahun setengah sampai 3 tahun berbeda dengan pak harto yang sudah 30 tahun,” kata Asep.
Apalagi, disbanding dengan rezim reformasi seperti Megawati hingga SBY, rezim sekarang dinilai cukup berbeda jauh. “Dulu tetap masih leluasa umat islam bergerak melangsungkan kegiatannya. Apabila masa sekarang terasa betul perbedaannya. Hemat saya lebih represif daripada orde baru,” pungkasnya.