Pengaruhi Leveling PPKM, Pemda Didorong Percepat Vaksinasi

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Pemerintah berharap masuknya capaian vaksinasi sebagai salah satu indikator penentu turun naiknya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) bisa memotivasi daerah untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19. Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan, cakupan vaksinasi ini tidak hanya terkait dengan pelonggaran tetapi juga keselamatan dan kesehatan masyarakat.

“Pemerintah berharap penambahan  indikator ini menjadi pemicu motivasi daerah melakukan percepatan vaksinasi daerah segera,” kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (14/9).

Wiku mengatakan, sesuai komando Presiden Joko Widodo resmi menjadikan cakupan vaksinasi per daerah sebagai syarat penurunan level daerah. Langkah ini diambil demi meningkatkan capaian vaksinasi nasional yang telah melampaui 24 persen dari target yang ditetapkan oleh WHO.

Berdasarkan instruksi Mendagri Nomor 42/2021 indikator vaksinasi untuk penetapan  level kabupaten kota melingkupi dua aspek yaitu capaian vaksinasi pada populasi umum maupun lansia. Kedua target ini kata Wiku, berdiri bersamaan, tidak terpisah.

“Sehingga jika tidak bisa dicapai keduanya maka level daerah harus naik,” ungkap Wiku.

Ia menjelaskan, berdasarkan aturan syarat  perubahan level daerah dari level 3 menjadi level 2 yaitu minimal melakukan vaksinasi dosis 1 kepada 50 persen penduduk secara umum dan dosis 1 kepada 40 persen penduduk lansia atau lebih dari 60 tahun.

Sedangkan, syarat perubahan daerah dari level 2 menjadi level 1 yaitu minimal melakukan vaksinasi dosis 1 kepada 70 persen penduduk secara umum dan dosis 1 kepada 60 persen penduduk lansia atau lebih dari 60 tahun.

Menurutnya, setiap pemerintah daerah level 2 akan diberikan waktu selama dua minggu untuk mencapai target.

“Jika tidak tercapai dalam waktu yang diberikan maka keduanya akan ditetapkan sebagai daerah degan level 3,” kata Wiku.

Wiku menambahkan, capaian vaksinasi terendah digunakan sebagai dasar penetapan level kabupaten/kota pada wilayah aglomerasi.

sumber: republika.co.id

Amil dan Nazhir Didorong Masifkan Literasi ZISWAF

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Kementerian Agama mendorong dan mengajak para pegiat zakat wakaf di Indonesia untuk memfasiltasi umat dalam berzakat dan berwakaf dengan tata kelola zakat-wakaf yang baik serta didukung sistem yang accessible.

“Kami mengajak kepada semua pegiat zakat-wakaf, mari kita fasilitasi umat dalam berzakat dan berwakaf agar lebih mudah, cepat dan transparan. Ini adalah amal jariyah yang kelak akan dicatat sebagai amal terbaik,” kata Menteri Agama yang diwakili Staf Khusus Menteri Agama Abdul Rochman dalam Webinar Nasional Festival Literasi Zakat Wakaf 2021, di Jakarta, Selasa (14/9/2021).

“Saya juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, para akademisi dan praktisi zakat-wakaf untuk bersama-sama menjaga visi besar Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin,” sambungnya.

Webinar Nasional Festival Literasi Zakat Wakaf 2021 level II mengusung tema Zakat Wakaf Membangun Umat Memajukan Bangsa. Selain Staf Khusus Menteri Agama, hadir secara daring sebagai pembicara, Ketua MUI KH. M.Cholil Nafis. Webinar ini diikuti pegiat wakaf dan wakaf dari berbagai daerah Indonesia.

Abdul Rohman menambahkan Webinar Nasional Festival Literasi Zakat Wakaf 2021 adalah momentum yang harus dimanfaatkan oleh para pegiat zakat-wakaf yang berdedikasi dan inspiratif demi melahirkan spirit baru pengelolaan zakat-wakaf.

Dalam beberapa tahun terakhir, lanjutnya, pemerintah telah mendorong penguatan tata kelola zakat-wakaf di berbagai aspek. Regulasi, infrastruktur, dan pembinaan secara simultan, disempurnakan setiap waktu. Pemerintah terus membangun infrastruktur dan SDM zakat-wakaf, agar keduanya tumbuh dan berkembang secara maksimal.

“Dengan spirit Islam rahmatan lil ’alamin, kita ingin zakat-wakaf menjadi pilar penting pembangunan yang berkeadilan sosial. Zakat-wakaf didorong untuk mengambil peran dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi kaum lemah, melindungi hak-hak dasar masyarakat, yang mencakup hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi dan sosial budaya,” tandas Abdul Rochman.

Di sisi lain, jelas Abdul Rochman, isu pembangunan sosial juga terus dikembangkan. Zakat-wakaf perlu terus didorong lebih aktif mendukung dan melaksanakan pembangunan sosial yang tidak hanya berorientasi pelayanan amal, tetapi secara lebih luas menangani masalah kemiskinan, perburuhan, lingkungan, gender, HAM, demokratisasi, ketunaan sosial, narkoba, dan HIV/AIDS.

“Inilah salah satu bentuk komitmen kita terhadap isu-isu kebangsaan yang membutuhkan keterlibatan semua pihak,” kata Abdul Rochman.

MUI Luncurkan Gerakan Wakaf Uang

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Majelis Ulama Indonesia (MUI) meluncurkan Gerakan Wakaf Uang demi menggerakan Dakwah dan Penguatan Ekonomi. Selasa, (14/9).

Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar, mengatakan, kesadaran akan wakaf di Indonesia masih agak tertinggal. Padahal, amaliah wakaf sudah banyak dicontohkan oleh para sahabat di masa Rasulullah SAW.

Kiai Miftach menuturkan, keberhasilan gerakan wakaf membutuhkan kontribusi serta dukungan penuh dari masyarakat. “(Jadi) tidak hanya bertumpu pada kuasa pemerintah, karena wakaf merupakan gerakan untuk mencapai kesejahteraan bersamaM,” Ujarnya saat sambutan membuka Gerakan Wakaf Uang.

Kiai Miftach memberikan contoh aset wakaf yang cukup penting seperti masjid, pesantren dan madrasah. Dia berharap, dengan adanya gerakan wakaf ini bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) menjadi bukti konkrit pengabdian kepada masyarakat atas hadirnya penyuluhan mengenai wakaf.

Kiai Mifatch mengingatkan, bahwa wakaf memiliki potensi besar untuk memajukan kesejahteraan sosial di Indonesia.

“Pada dasarnya, fisik uang akan sirna, tetapi manfaat dari uang yang diwakafkan tersebut akan abadi dirasakan oleh umat,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Umum BWI Prof Dr Mohammad Nuh memberikan apresiasi dan pengahargaan setinggi-tingginya kepada MUI atas ikhtiarnya mengajak umat untuk berwakaf.

 

Mohammad Nuh mengatakan, Islam memiliki ZISWAH. Namun, literasi masyarakat masih sangat rendah mengenai hal itu. Sehingga, perlu diingatkan.

Terkait wakaf, Dia mengingatkan bahwa hal itu merupakan investasi yang semestinya dilakukan dari sekarang.

Selain itu, kata Muhammad Nuh, persaoalan potensi wakaf tidak lagi menjadi bahan perbincangan, karna hal itu telah diketahui bersama memiliki potensi yang sangat besar.

“Gak usah bicara lagi soal potensi, karna itu memang sangat besar. Wakaf untuk kesejahteraan, meningkatkan kualitas dakwah, dan untuk kemartabatan. Menjaga marwah dan martabat umat ini.”pungkasnya.

Ketua Lembaga Wakaf MUI (LW-MUI), Dr H Lukmanul Hakim mengatakan skema wakaf adalah salah satu langkah mencegah ketika terjadi krisis ekonomi atau kesenjangan ekonomi. “Wakaf aset di Indonesia sekitar 200 T, sedangkan wakaf uang sekitar 188 T,” kata H Lukmanul.

Menurutnya, salah satu program MUI adalah pemulihan ekonomi umat. “Skema wakaf ini adalah salah satu solusi dalam menyelesaikan dan mengatasi dampak pandemi covid-19,” katanya.

H Lukmanul menegaskan wakaf harus menjadi populer.
“Lembaga wakaf juga mempunyai kewajiban harus bisa mengelola dan memproduktifkan dana wakaf. Sebab dana tersebut tidak boleh kurang nilainya apalagi berkurang nominalnya,” ujarnya. (mui)

 

NU Minta Peringatan Hari Santri Tetap Utamakan Prokes

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Peringatan Hari Santri 2021 akan jatuh pada bulan depan, tepatnya 22 Oktober. Ketua Rabithah Ma’ahid Al Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI-PBNU) KH Abdul Ghofar Rozin (Gus Rozin) menyampaikan, peringatan Hari Santri tahun ini harus mengedepankan kewaspadaan terhadap pandemi Covid-19, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).

“Sedangkan bagi pesantren yang berada di zona aman, silakan menyelenggarakan upacara dan kegiatan luar ruang lain yang melibatkan para santri, tentunya dengan prokes,” kata dia Jumat (10/9).

Ulama yang akrab disapa Gus Rozin ini mengatakan, memperingati Hari Santri berarti merawat memori kolektif masa lalu untuk dijadikan modal membangun masa depan yang lebih baik. Pada peringatan Hari Santri tahun ini, tema yang diangkat adalah “Bertumbuh, Berdaya, Berkarya”. Tema ini, menurut dia, menggambarkan karakteristik dan nilai pesantren.

Pesantren, Gus Rozin melanjutkan, terus bertumbuh dari sejak 1400-an sampai saat ini, baik secara kualitas maupun kuantitas. “Dan pesantren juga berdaya dan mandiri baik secara nilai, tata kelola, dan ekonomi serta memberdayakan masyarakat sekitar sehingga pesantren dengan masyarakat sekitarnya saling menguatkan,” katanya.

Gus Rozin juga menyampaikan, salah satu rangkaian peringatan Hari Santri 2021, yaitu melaksanakan Shalawat Nariyah untuk Negeri. Dalam agenda ini, para santri se-Indonesia akan membaca shalawat nariyah untuk memberikan kesejukan dan menjadi kekuatan bagi Indonesia untuk segera bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

Dia juga menjelaskan, makna sejati dari Hari Santri ialah meluruskan sejarah yang sempat terlupakan, yakni resolusi jihad 22 Oktober 1945. Kedua, memupuk kesadaran publik bahwa santri dan pesantren adalah elemen penting bangsa yang mandiri dan memiliki potensi besar. Ketiga, memompa semangat para santri untuk makin siap berkiprah memajukan bangsa menyambut era industri 4.0 dan masyarakat 5.0.

Sumber: republika.co.id

Spiritual dan Iman Diperlukan dalam Menghadapi Wabah

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Satgas Penanganan Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempunyai slogan “Iman, Imun dan Aman.” Untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya iman saat pandemi, Republika menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Youtube Republika Official berjudul “Tips Memperkokoh Iman di Kala Pandemi.”

Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nur Hasan Murtaji mengatakan tema tips memperkukuh iman di kala pandemi ini tema yang sepele tapi penting. Kalau di slogan Satgas Penanganan Covid-19 BNPB, sebenarnya iman ini ditempatkan di urutan pertama.

“Namun tampaknya slogan yang pertama menjadi pembahasan yang terakhir di beberapa kesempatan, malah yang diutamakan imun duluan, kemudian aman,” kata Hasan di Youtube Republika Official, Senin sore (13/9).

Ia menerangkan, menjaga imun artinya memperbanyak asupan gizi sehingga tubuh bisa sehat terus dan selalu dalam kondisi prima meski di tengah pandemi. Ia menambahkan, cara menjaga aman dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) di manapun berada.

Tujuannya untuk menghindari potensi tertular atau menularkan Covid-19. Karena itu, dalam beraktivitas di manapun mesti menjaga jarak fisik dan jarak sosial, tapi tidak menghalangi untuk berinteraksi dengan siapa pun.

“Namun masalah iman ini meski diurutan pertama (dalam slogan) tapi ia diakhirkan,” ujarnya.

Hasan mengatakan sekarang ada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Muhammad Cholil Nafis dan Ketua Asosiasi Takmir Masjid Daerah Istimewa Yogyakarta Ustadz Jumarodin.

“Karena imun dan aman tanpa iman menjadi percuma, sebagaimana kita harus memahami dan mengerti betul apa tujuan kita hidup di dunia ini,” kata Hasan.

Sumber: republika.co.id

 

Santri Didorong Jadi Digitalpreneur

JAKARTA(Jurnalislam.com) – – Pesantren merupakan institusi pendidikan Islam tertua dalam sejarah bangsa. Selain lembaga pendidikan, sejarah juga mencatat bahwa para tokoh ulama dan para santri dikenal sebagai pejuang digarda terdepan yang rela berkorban untuk kemerdekaan Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, semangat dan daya juang para santri terdahulu harus tetap dikobarkan dan terus diadaptasi sesuai dengan perkembangan zaman hari ini. Pihaknya mengajak dan mengundang seluruh pesantren untuk menghidupkan dan melanjutkan semangat perjuangan dengan menunjukan bahwa santri Indonesia mampu memenangkan persaingan global dengan menghasilkan karya-karya terbaik.

 

Dalam menghadapi era industri 4.0 yang serba digital, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang professional, kempetitif dan kompeten. Tidak hanya pelajar, mahasiswa, industri, akadmisi dan masyarakat umum, keberadaan para santri yang kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi digital sekaligus teguh menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur bangsa yang baik.

Mengingat jumlah santri yang sangat besar dan tersebar diseluruh indonesia, keberadaan para santri diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian khususnya sektor teknologi dan digital. “Kami berharap para santri akan menjadi “new content creator” yang dapat menghasilkan karya dan produk kreatif digital yang berkualitas dan dapat menjadi media dakwah serta berguna bagi kemaslahatan umat, bangsa dan negara,” ujar Sandi, Selasa (14/9).

Untuk itu, pihaknya meluncurkan program Santri Digital Preneur Indonesia yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan para santri. Kegiatan Santri Digital Preneur Indonesia ini berupa pelatihan dalam rangka pengembangan ekosistem yang melibatkan para pelaku industri sebagai mentor pembimbinganya.

Kegiatan ini difokuskan pada lingkup ekonomi kreatif yang berfokus pada pengembangan konten digital dan pengelolaan Intelectual Property secara komprehensif, sehingga bisa menghasilkan nilai tambah secara maksimal. Di dalam program ini, para santri bukan hanya diajarkan keterampilan membuat konten akan tetapi juga dikenalkan bagaimana bisa menghasilkan produk-produk turunan dari sebuah hasil karya digital intelectual property seperti merchandising, licensing dan activations.

Dengan demikian diharapkan ke depan program ini dapat menghasilkan hasil karya yang dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi para santri dan mampu menghidupkan ekonomi pesantren.

Para peserta terdiri dari para santri, perwakilan Organisasi Masyarakat Islam, serta perkumpulan. Berbagai pelatihan yang akan diberikan antara lain, Digital Creative Content, yaitu pembuatan animasi dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D). Selain itu, akan diberikan pula pelatihan mengenai Creative Audio Production, yaitu pembuatan podcast, belajar menjadi dubber/pengisi suara, serta menjadi content creator.

“Saya berharap, kegiatan ini adalah merupakan langkah kongkrit yang dapat menghasilkan karya kreatif yang baru dan memiliki nilai manfaat untuk ummat bangsa dan Negara,  dan saya mengundang kepada seluruh pesantren dan santri untuk bergabung dan bersatu untuk bergerak maju untuk Indonesia Bangkit,” tegasnya.

Menurut Sandi, santri Digital Preneur Indonesia tahun 2021 adalah merupakan pilot project yang diluncurkan dan merupakan rangkaian dalam rangka menyambut momentum hari santri nasional pada tanggal 22 Oktober mendatang. Diharapkan, acara ini dapat terlaksana dengan sukses, sehingga dapat dilaksanakan Kembali Santri Digitalpreneur Indonesia tahun 2022 dengan lebih banyak lagi penambahan jenis pelatihan seperti coding, games, web development, digital marketing dan pelatihan program entrepreneurship lainya dalam rangka mendorong ekonomi kreatif dengan target peserta adalah 1.000 pondok pesantren.

“Dan ke depan program ini diharapkan bisa terus berkesinambungan guna menjadikan para santri pemain utama dalam industri kreatif yang bisa mengharumkan nama Indonesia di mata dunia,” tutur Sandi.

Sumber: republika.co.id

Tren Kasus Turun, Epidemiolog Minta Warga Tetap Waspada Penularan Covid

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Ahli epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Riris Andono Ahmad, meminta masyarakat di tetap waspada meskipun kasus Covid-19 terus menunjukan tren penurunan. Riris meminta masyarakat tidak lalai, dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Saat kasus terus menurun, masyarakat diimbau jangan sampai kebablasan menyikapi kondisi itu karena selalu ada potensi kasus naik lagi,” katanya di Jakarta, Selasa (14/9).

Pada Senin (13/9) penambahan kasus baru Covid-19 tercatat 2.577, angka terendah sejak Juli 2021. Kendati demikian, tetap berperilaku aman dan hati-hati wajib dilakukan setiap orang.

Menurutnya, kasus Covid-19 memang seharusnya terus menurun, salah satunya dikarenakan pemerintah terus melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat secara berkesinambungan. Penurunan kasus Covid-19 juga dikarenakan adanya kombinasi antara kebijakan PPKM dengan program vaksinasi yang terus diupayakan pemerintah.

Dua hal itu akan semakin maksimal bila masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. “PPKM memang fokus pada pengaturan mobilitas masyarakat. Sekarang tinggal pengaturan mobilitasnya seberapa ketat menggunakan tingkatan PPKM,” ujarnya.

Penegakan sikap tegas dan konsisten tetap perlu diberlakukan bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan karena bisa mempercepat penurunan kasus Covid-19. “Kalau melanggar tentu dapat memberlakukan denda atau sanksi, dan yang disiplin juga harus diapresiasi,” katanya.

Pemerintah memutuskan kembali memperpanjang PPKM sampai 20 September 2021. Ketua Satuan Tugas PPKMPulau Jawa-Pulau Bali, Luhut Pandjaitan, mengatakan pemerintah akan terus memberlakukan PPKM di Pulau Jawa dan Pulau Bali, maupun di luar kedua pulau itu dengan evaluasi setiap pekan.

“Arahan presiden, perintah kepada kami, kita tidak akan mengakhiri PPKM ini sampai betul-betul Covid-19 terkendali,” ujarnya.

Luhut juga mewanti-wanti masyarakat di wilayah yang mengalami penurunan tingkatan PPKM, jangan sampai terjadi euforia yang akan menimbulkan masalah baru atau peningkatan kasus.

Sumber: republika.co.id

Baznas Buka Beasiswa Universitas Al Azhar

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membuka pendaftaran Beasiswa Cendekia Baznas Luar Negeri di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir angkatan ke-2 tahun 2021.

“Beasiswa ini diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang telah dinyatakan lolos di Universitas Al-Azhar berdasarkan pengumuman Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI,” kata Kepala Lembaga Beasiswa Baznas (LBB) Sri Nurhidayah dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (13/9).

Ia menjelaskan, Beasiswa Cendekia Baznas Al-Azhar, Kairo merupakan program beasiswa  bagi para lulusan SMA/SMK/MA sederajat yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Pembukaan beasiswa Cendekia Baznas  Al-Azhar Mesir tahun ini merupakan beasiswa angkatan kedua.  “Angkatan pertama dibuka tahun 2019 lalu, sedangkan 2020 dikarenakan pandemi  dan dari Kemenag tidak membuka pendaftaran maka Lembaga Beasiswa Baznas juga tidak mengadakan seleksi pembukaan beasiswa,” ujarnya.

Beasiswa Baznas yang diberikan tahun ini lebih banyak kuoatanya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.  “Jika pada  tahun 2019 ada 40 peserta beasiswa, maka pada tahun ini akan diterima sebanyakk 60 peserta dengan bantuan hingga lulus atau maksimal 5 tahun masa studi,” tuturnya.

Nurhidayah memaparkan persyaratan untuk memperoleh Beasiswa Cendekia Baznas Al-Azhar angkatan 2 tahun 2021 sebagai berikut: merupakan calon mahasiswa baru non beasiswa S-1 Universitas Al Azhar yang telah dinyatakan lulus berdasarkan peserta yang telah lulus sesuai Pengumuman Pendis Kemenag B-1400/Dt.I.III/PP.0  tanggal 11 Mei 2021;  mengisi formulir pendaftaran online di https://bit.ly/daftar-bcbalazhar2021; melampirkan pas foto, KK, KTP, SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), Ijazah SMA Sederajat, Melampirkan Surat Persetujuan Orang Tua dan Melampirkan Surat rekomendasi; dan  membuat esai dengan judul “Kuliah di Al-Azhar dan Rencana Pasca Lulus”.

Adapun beasiswa yang diberikan adalah program pendampingan dan pembinaan;  subsidi bantuan tiket pesawat senilai Rp 4.200.000,00/peserta; dan uang saku Rp 700.000,00/bulan/peserta selama masa pendidikan bagi yang berprestasi (evaluasi dilakukan setiap semester).

Jadwal Seleksi sebagai berikut: pendaftaran daring (on line) tanggal  6 – 17 September 2021; seleksi berkas tanggal  17 – 22 September 2021; pengumuman lolos seleksi berkas: tanggal 23 September 2021; wawancara tanggal 27 -30 September 2021; dan  pengumuman 60  peserta beasiswa tanggal 15 Oktober 2021.

 

Sumber: republika.co.id

Sentra Vaksinasi Masyarakat Diapresiasi

JAKARTA(Jurnalislam.com)– Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin meninjau pelaksanaan vaksiansi Covid-19 di Sentra Vaksinasi Sinergi Sehat yang diadakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), Selasa (14/09/2021).

Sebagaimana data yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan pada tanggal 13 September 2021, cakupan vaksinasi Covid-19 di wilayah DKI Jakarta sangat tinggi. Dari sasaran 8.395.427 orang, tercatat sebanyak 10.3 juta orang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 7.1 juta orang telah mendapatkan dosis kedua. Namun, untuk lebih meningkatkan capaian tersebut, pemerintah bersama dengan seluruh jajaran terkait terus melakukan percepatan pemberian vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat di setiap jenjang usia yang diperbolehkan menerima vaksinasi.

Oleh karena itu, dalam peninjauan ini, Wapres yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi, Ketua Umum ILUNI UI Andre Rahadian, dan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Vertikal Indonesia (ARVI) Lies Dina Liastuti, melihat langsung pemberian vaksinasi kepada masyarakat umum serta pemberian dosis ke-3 vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan yang mendapatkan undangan melalui P-Care.

“Saya menyambut baik dan memberikan apresiasi atas kolaborasi pentahelix yang telah dibangun, terutama dukungan dari para donatur dan sponsor sehingga kegiatan sentra vaksinasi ini dapat terlaksana,” tutur Wapres.

Lebih lanjut Wapres pun menekankan bahwa program vaksinasi berperan penting dalam terwujudnya keberhasilan penanganan pandemic Covid-19. Sebab, vaksinasi dapat menciptakan kekebalan komunitas/herd immunity yang membantu menekan laju penyebaran virus. Namun, pelaksanaan vaksinasi juga harus ditunjang oleh kemampuan pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) serta ketangguhan masyarakat untuk disiplin menegakkan protokol kesehatan 3M.

Untuk itu, Wapres mengimbau agar pelaksanaan vaksinasi di Sentra Vaksinasi Sinergi Sehat harus tetap menerapkan protokol kesehatan agar tidak terciptanya klater baru penyebaran Covid-19 dari klaster sentra vaksinasi.

“Saya harap pelaksanaan sentra vaksinasi Covid-19 yang diinisiasi ILUNI UI di The Media Hotel and Tower ini tetap memperhatikan dan mengutamakan protokol kesehatan, untuk menghindari terjadi klaster penularan baru,” pungkas Wapres.

Sebagai informasi, dalam rangka mendukung program percepatan vaksinasi, ILUNI UI bekerjasama dengan 10 ARVI yang terdiri dari RSCM, RS Fatmawati, RSPI Sulianti Saroso, RS PON, RS Soeharto Herdjaan, RSKO Jakarta, RS Persahabatan, RSJ Harapan Kita, RSAB Harapan Kita, dan RSK Dharmain, didukung Bakti Kominfo menyelenggarakan sentra vaksinasi dengan target 2.000 orang peserta per hari. Program ini dilaksanakan pada 22 Juli sampai dengan 17 September di The Media Hotel and Towers, Jakarta mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB.

BWI Siapkan Kurikulim Pelatihan Nazir

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Badan Wakaf Indonesia (BWI) mempersiapkan langkah strategis dalam mengatasi kelemahan nazir di Indonesia. Pelatihan asesor dan rumusan kurikulum pelatihan nazir diharapkan tuntas tahun ini.

“Karena nazir inilah yang akan menciptakan public trust bahwa wakaf itu dikelola secara benar oleh nazir. Apalagi ketika nazir sudah tersertifikasi, maka dia punya nilai plus selain mampu mencatat seluruh aset wakaf baik bergerak atau tidak bergerak,” tutur Komisioner BWI Susono Yusuf, Senin (13/9).

Dia menambahkan, BWI ingin menuntaskan proses sertifikasi profesi nazir. Sehingga, para nazir nantinya memenuhi kompetensi sesuai standar nasional yang dirumuskan bersama Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Ketenagakerjaan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“Untuk itulah, sekarang ini tahapannya sudah sampai di pelatihan asesor agar para asesor bisa mengedukasi teman-teman nazir sekaligus mengajak nazir agar berminat mengikuti sertifikasi,” tutur dia.

Sumber: republika.co.id