Lembaga Pentashih Buku Islam MUI Rumuskan 3 Agenda Utama

Lembaga Pentashih Buku Islam MUI Rumuskan 3 Agenda Utama

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman Majelis Ulama Indonesia (LPBKI MUI) menggelar Silaturahim Nasional (Silatnas) III. Silatnas ini akan membahas tiga agenda utama yaitu pengerahan, pencerahan, dan workshop.

“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur atas terselenggaranya acara silaturahim nasional LPBKI-MUI yang ketiga,” Ketua LPBKI MUI, Prof Endang Soetari, saat memberikan sambutannya pada Silaturahim Nasional III LPBKI-MUI di Hotel Cosmo Amaroossa Jakarta, Selasa (14/12).

Mantan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menyatakan pada acara tersebut secara khusus terdapat sosialisasi dan workshop mengenai naskah buku Ensiklopedi Ulama Terpilih dan 100 Tokoh Ulama yang telah dikaji LPBKI MUI bersama Yayasan Amanah Kita.

Pada acara yang bersifat sosialisasi dan juga LPBKI telah menetapkan bahwa pada 2020 merupakan penganugerahan buku yang dipersembahkan kepada Yayasan Amanah Kita dengan buku Ensiklopedi Ulama Terpilih.

Prof Endang juga menuturkan Yayasan Amanah Kita akan menyampaikan orasi mengenai naskah buku yang akan disusul dengan penyerahan naskah secara simbolik kepada pimpinan MUI.
Di samping itu, menurutnya LPBKI telah sepakat untuk mengadakan kerjasama kemitraan dengan penerbit Yayasan Amanah Kita, sekaligus akan menandatangani MoU pada Silatnas ketiga tersebut.

 

Lebih lanjut, pengkajian dan pentashihan yang terus diupayakan dengan stakeholder kedua yaitu Wasathi untuk mengeluarkan produk tentang khutbah kebangsaan Islam. Produk yang diproses pada 2021 telah dilakukan pentashihan baik secara internal maupun eksternal LPBKI.

“Maka pada Silatnas ini kesempatan bagi kami untuk mendapatkan masukan dari publik tentang bagaimana kondisi buku yang insya Allah berupa workshop yang disampaikan para narasumber nantinya,” katanya.

“Hal ini merupakan komitmen dari kami selaku LPBKI mengemban tugas dari MUI sebagai lembaga yang menangani pentahsihan buku dan konten keislaman yang multifungsi,” tambahnya.

Tak hanya itu, tantangan baru yang dihadapi LPBKI menurut Prof Endang yaitu menyelenggarakan pengelolaan perpustakaan MUI secara digital.
Oleh sebab itu, kolaborasi terus diupayakan dengan stakeholder yang lain untuk merealisasikan digitalisasi perpustakaan tersebut.

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.