GAZA (Jurnalislam.com) – Militer Israel meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap posisi Hamas di Gaza setelah rentetan tembakan roket – yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir – dari Jalur Gaza di tengah melonjaknya ketegangan di daerah pantai atas pengepungan Israel yang dipaksakan dan melumpuhkan selama 12 tahun.
Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang lebih dari 35 sasaran milik Hamas dan Jihad Islam, menurut militer Israel. Serangan itu terjadi setelah tentara Israel mengatakan para pejuang Palestina berada di belakang “rentetan proyektil” yang ditembakkan dari Gaza ke Israel selatan.
Penembakan roket dan mortir pada hari Selasa (29/5/2015) terjadi ketika Jihad Islam bersumpah untuk membalas dendam setelah serangan mematikan terhadap anggotanya pekan lalu.
Dalam sebuah pernyataan, sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan “tanggapan bersama mereka dengan puluhan roket terhadap posisi militer negara penjajah … adalah pernyataan bahwa kejahatan ini tidak dapat ditoleransi dengan cara apa pun.”
Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds menyalahkan Israel atas “agresi Israel terhadap rakyat kami” yang digambarkan sebagai “upaya mengalihkan perhatian dari kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil kami yang damai.”
Ismail Radwan, seorang pejabat Hamas, yang memimpin di Jalur Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel telah meningkatkan ketegangan.
“Eskalasi sangat berbahaya ini dilakukan oleh penjajah Zionis dan penjajah memikul tanggung jawab atas eskalasi ini dan akibatnya,” kata Radwan.
“Para penghuni illegal Yahudi harus tahu bahwa kejahatan akan ditanggapi dengan perlawanan.”
Sejak 30 Maret, sedikitnya 121 orang Palestina yang tidak bersenjata telah dibunuh oleh pasukan Israel saat aksi protes di dekat pagar perbatasan dengan Israel, di mana mereka menuntut hak mereka untuk kembali ke rumah dan tanah keluarga mereka setelah diusir selama pembentukan Israel.
“Ada banyak kekecewaan di sini bahwa setelah protes berjalan lebih dari dua bulan dan lebih dari 100 orang warga Palestina di sini telah terbunuh, tidak ada tanda-tanda berakhirnya blokade Israel di Gaza,” kata reporter Al Jazeera Bernard Smith, melaporkan dari kota Gaza.
Para pejabat Israel mengatakan pada hari Selasa bahwa sistem pertahanan udara militer Iron Dome mereka mencegat sebagian besar dari 28 roket dan mortir yang ditembakkan dari Gaza ke Israel.
Tidak ada laporan tentang kematian di kedua sisi. Militer Israel mengatakan tiga tentara mengalami luka ringan.
Hanya beberapa jam setelah serangan Israel di Gaza, sirene terdengar di Israel selatan, harian Israel Haaretz melaporkan. Pasukan Israel mengatakan di Twitter bahwa mereka telah mencegat “beberapa peluncuran.”
“Tidak ada negara di dunia yang akan atau harus menerima ancaman semacam itu terhadap penduduk sipilnya. Kami juga tidak,” Emmanuel Nahshon, juru bicara kementerian luar negeri zionis, menulis di Twitter.
Gaza telah berada di bawah blokade Israel yang menghancurkan selama 12 tahun terakhir, sangat membatasi akses memperoleh materi dan bahan-bahan penting sehari-hari yang dibutuhkan untuk memelihara infrastruktur.
Pada hari Selasa, sekelompok orang Palestina berlayar dari Gaza dengan perahu untuk melanggar blokade laut Israel.
Kapal, yang membawa pasien yang membutuhkan perawatan medis, mahasiswa dan lulusan universitas yang mencari pekerjaan, kemudian ditangkap oleh kapal perang Israel.
Ketegangan terbaru terjadi sehari setelah pasukan Israel membunuh seorang Palestina yang diduga mendekati perbatasan Gaza dengan Israel, dan dua hari setelah tembakan tank Israel menewaskan tiga orang dalam serangan terhadap sebuah pos pengamatan militer milik pejuang Jihad Islam.