NEW DELHI (jurnalislam.com)- Organisasi Kristen dan lembaga hak asasi manusia menyuarakan keprihatinan serius atas meningkatnya tindakan intoleransi dan kekerasan terhadap umat Kristen di India selama perayaan Natal. Sejumlah insiden dilaporkan terjadi di berbagai wilayah, yang diduga melibatkan kelompok sayap kanan Hindu.
Konferensi Uskup Katolik India (Catholic Bishops’ Conference of India/CBCI) pada Kamis (25/12/2025) menyatakan kecaman keras terhadap apa yang mereka sebut sebagai peningkatan serangan yang “mengkhawatirkan dan sistematis” terhadap komunitas Kristen di negara yang mayoritas penduduknya beragama Hindu tersebut.
Dalam pernyataannya, CBCI menyebut telah mencatat berbagai insiden pelecehan, mulai dari intimidasi terhadap penyanyi lagu Natal, jemaat gereja, hingga gangguan terhadap ibadah dan perayaan Natal di sejumlah wilayah.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia menuding kelompok vigilante Hindu melakukan tindakan perusakan gereja, penjarahan dekorasi Natal, serta ancaman terhadap warga yang merayakan Natal. Tindakan-tindakan tersebut dinilai mempersempit ruang kebebasan beragama dan menciptakan ketakutan di kalangan minoritas Kristen.
Lembaga pemantau penganiayaan terhadap umat Kristen, Open Doors, melaporkan telah mencatat lebih dari 60 dugaan serangan yang menargetkan komunitas Kristen di India selama periode Natal tahun ini.
Sebuah video dari negara bagian Odisha di India timur memperlihatkan sekelompok pria yang diduga berafiliasi dengan kelompok Hindu garis keras mengusir pedagang kaki lima yang menjual topi Santa. Mereka menolak penjualan atribut Natal dengan alasan India adalah negara Hindu.
“Sebagai orang Hindu, bagaimana kalian bisa menjual barang-barang Kristen?” terdengar salah satu pria dalam video tersebut.
“Segera tutup dagangan kalian dan pergi. Jika ingin berjualan, juallah barang-barang Dewa Jagannath,” lanjutnya.
Insiden serupa juga terjadi di kawasan Lajpat Nagar, New Delhi. Dalam sebuah video lain, sekelompok pria yang diduga terkait dengan organisasi vigilante Hindu Bajrang Dal terlihat melecehkan perempuan yang mengenakan topi Santa. Para perempuan tersebut dituduh menyebarkan agama Kristen dan melakukan upaya konversi secara tersembunyi.
Open Doors menilai rangkaian kejadian ini telah meningkatkan rasa takut dan ketidakamanan di kalangan umat Kristen.
“Insiden-insiden yang mengkhawatirkan ini telah memperkuat ketakutan banyak umat Kristen saat mereka hanya ingin merayakan Natal secara damai,” ujar pernyataan organisasi tersebut.
Organisasi itu juga mencatat gangguan perayaan Natal di negara bagian Haryana, di mana kelompok Hindu sayap kanan menuduh perayaan Natal digunakan sebagai sarana pemaksaan perpindahan agama.
Menanggapi situasi tersebut, Konferensi Uskup Katolik India mengaku telah mendesak Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, untuk memastikan penegakan hukum yang tegas serta perlindungan aktif terhadap komunitas Kristen.
CBCI menegaskan bahwa peningkatan serangan terhadap umat Kristen selama musim Natal merupakan ancaman serius terhadap pluralisme dan kebebasan beragama di India, dan menyerukan agar pemerintah bertindak tegas demi menjaga perdamaian dan keadilan bagi seluruh warga negara. (Bahry)