Naskah Qur’an Kuno dari Istanbul akan Dipamerkan di AS

Naskah Qur’an Kuno dari Istanbul akan Dipamerkan di AS

TURKI (Jurnalislam.com) – Sebuah koleksi manuskrip Qur’an langka akan dipamerkan di Amerika Serikat pada akhir musim panas ini, kata surat kabar Pakistani Dawn, Selasa (21/06/2016).

The Smithsonian, sekelompok museum dan pusat penelitian yang dikelola oleh Pemerintah AS, mengumumkan sebuah pameran berjudul “The Art of the Qur’an: Treasures from the Museum of Turkish dan Islamic Arts” akan membawa 48 naskah dan folio dari Museum Turki dan Seni Islam di Istanbul.

Pameran, yang pertama kalinya tampil di AS, direncanakan berlangsung dari tanggal 15 Oktober 2016 hingga 20 Februari 2017.

Qur’an ini awalnya berasal dari Timur Dekat, Mesir, Suriah, Afghanistan, Iran, Turki dan Irak. Setelah memudarnya Kekaisaran Ottoman, pemerintah memindahkan karya seni berharga kekaisaran ke Istanbul dan mereka sekarang disimpan di Museum Turki dan Seni Islam (the Museum of Turkish dan Islamic Arts).

Misalnya, salah satu Qur’an, yang selesai pada 1307 untuk makam pemimpin Mongol Uljaytu di Soltaniyeh, Iran, dibawa ke Istanbul oleh Sultan Suleiman pada 1531 dan diberikan kepada sanak saudara.

“Kitab ini telah mengalami saat-saat lebih luar biasa daripada yang saya miliki dalam hidup saya,” kata Simon Rettig, asisten kurator seni Islam di Boston College dan Virginia Commonwealth University.

“Qur’an ini tersebar hampir satu milenium, berasal dari akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 (tidak lama setelah masa Nabi Muhammad Saw) hingga abad ke-17,” kata Rettig.

Dengan kantor pusat di Washington, DC, Smithsonian adalah kompleks museum dan penelitian terbesar di dunia, dengan 19 museum, sembilan pusat penelitian, dan afiliasi di seluruh dunia.

Islam dan Al Qur’an mungkin muncul selama debat dan diskusi, tetapi Massumeh Farhad, kepala kurator di the Sackler and Freer dan juga seorang kurator seni Islam, mengatakan pameran ini merupakan kesempatan untuk menyajikan cerita yang berbeda.

Dia menyebutnya kesempatan untuk “fokus pada pentingnya pameran ini sebagai sebuah karya seni dan penting dalam sejarah seni.”

Teks Arab Al-Qur’an selalu tetap asli sejak akhir abad ke-7, Farhad mengatakan, tetapi variasi dalam penulisan Qur’an sangat ‘mengejutkan’.

Pameran ini akan menampilkan gaya kaligrafi dan pencahayaan yang berbeda.

Pengunjung akan dapat membandingkan Alquran dengan disain berbeda dan “melihat sapuan sejarah di depan kami,” kata Sheila Blair, seorang profesor sejarah seni yang mengkhususkan diri dalam seni Islam di Boston College dan Virginia Commonwealth University.

“Ini menunjukkan bagaimana beragamnya dunia Muslim.”

Acara ini adalah kesempatan bagi orang AS untuk melihat Al Quran ini di AS dari dekat dan “merefleksikan asumsi mereka sendiri,” kata Julian Raby, direktur Sackler dan Freer. Dia menyebutnya sebagai “pelengkap yang pas” bagi pameran Alkitab 2006.

 

Sumber: Pakistan Dawn | Jurnalislam

Bagikan