Militer Korea Utara Siaga Penuh, Siap Hadapi AS

Militer Korea Utara Siaga Penuh, Siap Hadapi AS

PYONGYANG (Jurnalislam.com) – Korea Utara telah memperingatkan tentaranya untuk “siaga maksimum” setelah wakil presiden AS mengunjungi perbatasan yang sangat dijaga ketat oleh militer kedua Korea dan menegaskan kembali posisi Washington bahwa “semua pilihan ada di meja (perundingan)” dalam menangani Pyongyang.

Sin Hong-chol, wakil menteri luar negeri Korea Utara, mengatakan kepada Al Jazeera, Senin (17/4/2017) dalam sebuah wawancara eksklusif pada hari Senin bahwa pemerintahan Donald Trump “harus melihat dunia dengan mata terbuka”.

“Siasat mendikte perintah dengan mengacungkan kekuatan militer AS telah usang.Jika para pengusaha yang berkuasa di AS tersebut berpikir untuk mengintimidasi kita dengan ancaman militer atau sanksi – seperti yang Barack Obama lakukan lalu gagal – mereka akan segera mengetahui bahwa ancaman seperti itu tidak ada gunanya,” kata Sin.

“Jika kita melihat ada tanda-tanda serangan terhadap kedaulatan kita, tentara kita akan melancarkan serangan militer tanpa ampun terhadap agresor AS, dimanapun mereka berada, mulai dari daerah terpencil AS hingga ke pangkalan militer Amerika di semenanjung Korea, seperti di Jepang dan di tempat lain.”

Sin juga mengatakan perundingan enam negara yang bertujuan untuk membuat semenanjung Korea bebas dari senjata nuklir “telah dicekoki sejak lahir”.

“Senjata nuklir yang kami miliki bukanlah ilusi, bukan komoditas yang bisa diperdagangkan untuk dolar Amerika – juga bukan untuk dijual, jadi tidak bisa diletakkan di meja perundingan dengan tujuan untuk merobeknya,” katanya.

Ketegangan antara Pyongyang dan Washington telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, saat serangkaian uji coba rudal Korea Utara mendapatkan peringatan berulang kali dari pemerintahan Donald Trump.

Pada hari Senin, Wakil Presiden AS Mike Pence – mengunjungi perbatasan paling dijaga ketat oleh militer di seluruh dunia yang memisahkan kedua Korea mengisyaratkan bahwa opsi militer terhadap Korea Utara tidak dikesampingkan.

“Rakyat Korea Utara, militer Korea Utara seharusnya tidak salah menilai tekad Amerika Serikat untuk berdiri bersama sekutu kita,” kata Pence, menambahkan “era kesabaran strategis sudah berakhir”.

“Semua pilihan ada di meja saat kami terus bahu membahu dengan orang-orang Korea Selatan,” katanya dari desa Panmunjom, di dalam Zona Demiliterisasi (the Demilitarised Zone-DMZ).

Bagikan